MLB 02

Kringg!!!

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Seluruh siswa/i berhamburan keluar kelas. Suasana mendadak menjadi riuh dan bising.

"Fiuh! Akhirnya pulang juga." ucap seorang siswa menenteng sebuah gitar.

"Oii Cak!" panggil seorang siswa berambut gondrong. Ia membawa sebuah dua stik kayu.

"Lu kira gue Cicak apa!" umpat siswa yang bernama Cakka.

"Hehe.. Piss bro." sahut siswa berambut gondrong sambil mengacukan jari tengah dan telunjuknya.

Cakka Fransetyo P. Seorang Pemuda yang sangat menyukai basket dan alat musik. Hidupnya seakan tak bisa pisah dari keduanya.

Cakka merangkul siswa berambut gondrong itu akrab. Keduanya berjalan menyusuri koridor sekolah yang mulai terlihat sepi.

Tiba-tiba seorang siswi berparas cantik melintasi kedua pria tampan tersebut. Siswa yang membawa stick kayu mulai mendekati.

"Hai cewek, boleh kenalan nggak?" godanya tersenyum memukau. Bagi para siswi yang melihatnya pasti akan di buat terkagum-kagum.

"Sorry gue sibuk. Nggak ada waktu buat ngeladenin pria macam loe!" ucap siswi itu tajam nan sadis. Ia segera berjalan pergi menuju ke arah gerbang sekolah.

"Hahaha... Makan tuh kenalan!" ejek Cakka tertawa puas. "Ray... Ray... Pesona lu bisa juga nggak berlaku buat tuh cewek." lanjutnya masih tak menghentikan tawa.

Raymond Tri Nuraga. Biasa di panggil Ray oleh teman sekelas. Ia merupakan siswa kelas 2 seperti Cakka, namun berbeda kelas saja.

"Seneng banget dah lihat sahabatnya menderita." kesal Ray mempoutkan bibir ke depan macam bebek.

Cakka tak mengubris. Ia berjalan santai meninggalkan Ray, sahabat yang terkenal akan rayuan gombal mematikan.

"Kampret gue di tinggal!" umpat Ray langsung berlari menyusul Cakka yang mulai menjauh.

😂😂😂😂😂

Ify dan Sivia saat ini tengah berada di salah satu mall Jakarta Barat. Keduanya begitu asyik mengobrol, sesekali tertawa kecil.

"Fy," panggil Via.

Ify yang sedang memperhatikan sebuah dress berwarna putih menolehkan kepala ke arah sahabatnya.

"Kenapa Vi?" tanya Ify.

Via terdiam sejenak. Ia terlihat mengatur napasnya perlahan. Ia pun menatap Ify.

"Gue boleh minta tolong sama lu." jawab Via akhirnya bernada serius.

"Hahaha... Gue kira apa. Lu kaya baru kenal sama gue sih. Emang mau tolong apa?" tanya Ify tertawa kecil.

"Gue minta tolong supaya dekat dengan Kak Iel." jawab Via tanpa ragu.

Seketika kedua mata Ify melebar sempurna. Ia tak menyangka akan mendengar jawaban yang membuat dirinya begitu sakit. "Via menyukai Kak Iel." batinnya lirih.

Suasana menjadi hening, padahal saat ini kondisi Mall mulai ramai di kunjungi oleh orang-orang yang berlalu-lalang.

Via tersenyum miris. Ia yakin bahwa sahabatnya itu memang memiliki rasa yang lebih dari seorang adik kandung. Ia sudah menduga sejak awal mengenal kedua kakak beradik tersebut.

"Ify!" panggil Via kencang. Ia tak mau suasana yang tadi ramai menjadi hening karena permintaannya yang begitu berat.

"Eh iya Vi. Maaf ya gue mau ketempat toilet dulu." sahut Ify yang tersadar dari lamunannya. Tanpa menunggu jawaban dari Via, ia sudah berlari menuju ke toilet.

"Sorry Fy. Gue nggak bermaksud untuk merebut Kak Iel dari lu. Tapi hati dan perasaan tak dapat dibohongi." batin Via lirih melihat kepergian sahabatnya.

😭😭😭😭😭

Di sebuah taman di kita Jakarta. Seorang Pemuda terlihat berjalan seorang diri. Ia melangkahkan kaki menuju entah kemana. Saat ini Pemuda itu hanya ingin memenangkan dirinya dulu.

"Kenapa cinta itu serumit ini?" tanya Pemuda itu entah kepada siapa.

Akhirnya Ia mumutuskan untuk di salah satu bawah pohon rindang. Angin sore menerpa wajahnya yang terlihat sedih.

"Terkadang cinta datang begitu saja tanpa permisi. Terkadang cinta itu datang tanpa mengenal situasi. Terkadang cinta itu datang di saat ia menyukai seseorang." ucap Pemuda itu puitis.

Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari arah belakang sang pemuda. Ia pun mencari keberadaan seseorang tersebut.

"Gue nggak nyangka seorang Most Wanted terlihat begitu galau dan puitis." kata seorang gadis yang membawa sebuah bola basket.

"Lu siapa?" tanya Pemuda itu tajam. Ia tak suka waktunya menyendiri ternganggu.

"Hahaha... Gue tahu lu Kak Rio. Dan lu nggak perlu tahu siapa gue Kak." jawab gadis itu.

Sang Pemuda yang bernama Rio berdecak tak suka. Ia pun bangkit berdiri. Ia menatap tajam gadis itu yang mulai pergi meninggalkannya.

"Gue cuma kasih satu nasihat saja buat Kak Rio." Jedanya membalikan badan. Ia tersenyum tipis. "Kalau benar-benar lu cinta dengan dia, kejarlah walau banyak rintangan yang pasti akan datang. Gue yakin lu dapat cinta seseorang spesial di mata lu Kak." lanjutnya melangkahkan kaki menjauh dari tempat Rio berada.

Rio tertegun dengan ucapan gadis yang agak tomboi itu. Ia tersenyum kembali dan mulai bangkit untuk mendapatkan cintanya.

🙂🙂🙂🙂🙂
.

.
.
.
.

Selamat sore guys!!!

Jumpa kembali dengan saya di cerita MLB hehe :v

Yuk! Tanpa berlama-lama mari berkunjung dan jangan lupa berikan kritik, saran, dan vote tentunya hehe...

Salam Icillovers 😀😀😀

(19/02/2019)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top