Chapter 9
Lisa bergegas masuk kedalam taxi dengan menarik koper kecilnya. Ia sudah merasa lebih dari cukup menunggu kabar dari sahabatnya itu selama 1 bulan terakhir dan ini sudah memasuki bulan ke 3 setelah kepergiannya.
Dan betapa terkejutnya dirinya saat mengetahui Selena telah keluar dari universitas dan malah pindah kedaerah desa. Lisa benar-benar tidak bisa mengeluarkan amarahnya. Ia terlalu kesal, marah dan khawatir untuk menyuarakannya. Ini gila!
Belum lagi Selama hampir 1 bulan Nicolas mencarinya dan menerornya hanya demi mengetahui Selena. Dan setelah ia mengetahui kalau Selena tidak dapat ditemukan di apartemennya yang sebelumnya, apa yang dapat dikatakan?
"Apa kau yakin kalau Selena berada di Rosetti?"
Lisa menoleh kearah sumber suara dan mengangguk acuh, "terakhir kali aku mendengar kabarnya dia berada di sini, masalah dia tinggal dimana aku tidak tahu, Mr. Constantine"
"Lebih baik kita segera pergi saja" Nicolas membantu Lisa masuk kedalam taxi.
Setelah Lisa masuk kedalam taxi, Nicolas mengikutinya dan duduk disamping gadis itu. Selama perjalanan Nicolas merasa canggung dengan kesunyian diantara mereka berdua. "Apa Selena benar-benar berada disini, Lisa?"
Mau tidak mau Lisa menatap Nicolas yang kini wajahnya terlihat sangat sendu, "tenang saja. Kita pasti bisa menemukannya walaupun mungkin sulit karena ia sama sekali tidak mengatakan kemana ia pergi"
Sejujurnya Lisa sangat simpati dengan Nicolas, hampir 3 bulan ini pria itu terlihat sangat kacau.
Seingatnya Nicolas adalah seorang pria rapi tampan yang selalu berpakaian konservatif. Dan sekarang pria itu terlihat sangat kacau dengan rahang yang semakin menonjol karena tubuhnya yang sepertinya sudah kehilangan beberapa kg berat badannya.
Selama beberapa bulan ini Lisa sudah melihat sesungguhan hati Nicolas, betapa pria itu menyesali perbuatannya yang mengakibatkan menghilangnya Selena.
Bahkan Lisa melihat Nicolas yang tidak ada henti-hentinya mencari dan menugaskan beberapa orangnya untuk mencari Selena diseluruh London yang tentu saja tidak akan ditemukannya.
Flashback on
Nicolas berjalan memasuki hotel Ritz dengan pakaiannya yang lusuh dengan dasi yang telah lepas satu ikatan. Ia segera berjalan ke tempat resepsionis, "Excuse me.."
"May I help you Sir?"
"I wanna meet Lisa Champbell, Please" Nicolas mengetuk-ngetuk meja resepsionis dengan gelisah. Gadis resepsionis melihatnya dengan pandangan kagum dan malu karena tatapannya terlihat oleh Nicolas.
Nicolas langsung menatap gadis itu dengan gelisah, "Bisakah kau menghubunginya dengan cepat? I need her now!"
"S-sorry sir. I'll call her now. Please sit down first.."
Beberapa lama kemudian Lisa datang dihadapan Nicolas yang sedang duduk di waiting room dengan gelisah. Pikirannya sudah tidak focus. Sudah beberapa hari ia tidak makan dengan baik, dan ia bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena pikirannya sibuk memikirkan Selena yang tidak kunjung ditemukan.
"Kau memanggilku?"
Nicolas mengangkat wajahnya dan menatap Lisa yang kini telah duduk didepannya, "yea. So, you're Lisa Champbell?"
"Yes. And you're Nicolas Constantine, paman Selena bukan?"Melihat Nicolas mengangguk cepat, Lisa langsung bertanya, "Can I help you?"
Namun Nicolas tidak menjawab apa yang dapat dilakukan Lisa untuknya, ia hanya terdiam dengan tangan gemetar dan sedetik kemudian Nicolas menggenggam tangan Lisa dan membuatnya terkejut, "Please, help me to find Selena.."
"Memangnya dia menghilang?"
Nicolas menggeleng, "I don't know. I just... can't find her.."
"Apa yang terjadi diantara kalian memangnya?" Lisa melanjutkan perkataannya saat ia melihat Nicolas hampir mengatakan sesuatu, "maaf, tapi aku tahu apa yang terjadi diantara kalian, walaupun sebenarnya Selena tidak pernah mengatakannya secara jelas, tapi aku sudah berteman dengannya sejak lama jadi aku tahu apa saja yang mengganjal dihatinya.. Jadi, bisakah kau katakan padaku apa yang terjadi?"
"..I shoved her away.." jawab Nicolas singkat.
Lisa mengangkat alisnya tinggi-tinggi menunggu kelanjutannya namun Nicolas malah mengacak-acak rambutnya dan menatap kearah Lisa dengan garang, "I'm such a jerk okay? I shoved her away, make her hurt and even I think she's pregnant now because of me!"
"okay, indeed. You're a jerk man.."
"I Know. Aku ingin memperbaiki ini semua. Bisa kau bantu aku, please?"
Lisa beranjak dari tempat duduknya dan menatap Nicolas dengan sengit, "setelah apa yang kau lakukan? Maaf, aku tidak ingin terlibat"
"But..." Lisa tidak ingin mendengarkan perkataan Nicolas dan kembali berjalan ke lorong, namun kemudian Lisa berhenti karena perkataan Nicolas yang membuatnya terdiam dan mengubah niatnya dari membalas pria itu menjadi membantunya
"I love her! Aku tahu ini gila tapi aku tidak bisa kehilangannya! Kalau kau mau membalas semua perbuatanku, maka aku sudah mendapatkannya selama 2 bulan ini! Apa kau sama sekali tidak bisa melihatnya dengan mata kepalamu sendiri?!" teriak Nicolas yang menggema diseluruh lorong hotel yang sunyi.
Lisa menoleh dan melihat Nicolas dengan seksama. Benar, pria itu memang sudah terlihat kacau berbeda dengan apa yang dilihatnya terakhir kali walaupun ia hanya melihatnya dari foto yang diberikan oleh Selena.
Tapi Lisa sudah melihat lebih dari cukup betapa kacaunya pria itu tanpa Selena disampingnya. "Sebenarnya yang dirasakan Selena lebih dari yang kau rasakan sekarang, tapi baiklah, aku akan membantumu mencarinya. Sebenarnya aku juga sudah tidak tahu dia kemana karena apartemen yang kusiapkan untuknya sudah dalam keadaan kosong. Selena bahkan tidak mengabariku, tapi aku akan mencarinya dan memberitahukannya padamu.."
"T-thank you..Thank you so much, Lisa.."
"Aku tidak melakukannya untukmu. Aku melakukannya karena mengkhawatirkan keadaan Selena.."
Flashback End
Lisa menggeleng-geleng kepalanya lemah dan mengutuk sahabatnya yang kini berada entah dimana. Ia juga berdoa supaya Selena baik-baik saja dan tidak ada masalah apapun yang terjadi padanya. "Seharusnya kau bisa melihat betapa kacaunya pria yang kau cintai ini, Sel.." batin Lisa dalam hati dan mengalihkan tatapannya dari Nicolas yang kini menyandarkan kepalanya pada jendela mobil.
**
Ini bukan pertama kalinya Nicolas ke Perancis. Ia sudah sering berpergian untuk urusan bisnis. Tapi ini pertama kalinya ia pergi karena kehendaknya sendiri, sekarang Nicolas bisa mengetahui mengapa Selena memilih Perancis dibanding Amerika. Karena tempat ini adalah segala yang diimpikan gadis itu. Bangunan tinggi, jalanan setapak, tempat romantic dengan beberapa lampu menghiasi masing-masing dinding, lamp street yang mungkin bagi orang biasa saja, tapi bagi Selena..
Itu segala yang diinginkannya.
Nicolas tahu betapa Selena menyukai Perancis, kota cinta baginya. Walaupun sebenarnya sampai sekarang Nicolas masih belum bisa memikirkan kata-kata lain selain membenarkan kata-kata Selena.
"Kalau ini memang kota cinta, pastinya tempat ini memiliki keajaiban kalau itu memang benar, yang diinginkannya adalah menemukan Selena.." Gumamnya pelan sambil melihat jalan setapak yang dilihatnya dari jendela taxi yang kini sedang ditumpanginya.
Beberapa menit kemudian taxi yang dinaiki mereka berhenti dibangunan tinggi seperti hotel namun berbeda, "ayo, aku sudah menyiapkan segalanya.."ucap Lisa sambil membuka pintu dan membiarkan Nicolas membayar taxi sebelum akhirnya ia keluar
Beberapa pelayan atau biasa disebut BellBoy menghampiri mereka dan membantu barang bawaan mereka. Lisa mendekati resepsionis wanita dan mengetuk-ketukkan jemarinya, "My name is Lisa Champbell, My room please"
"Sure, Ms. Champbell. This your key.."
"Thanks, Sarah.." ucap Lisa sambil melihat name tag yang terpasang didada sebelah kiri gadis itu. Gadis bernama Sarah itu hanya tersenyum dan menundukkan kepalanya sedikit saat Lisa dan Nicolas berjalan masuk ke lorong diikuti dengan BellBoy yang masih membantu mereka.
Nicolas terpukau betapa banyaknya yang diurus oleh Lisa dan tidak ada satupun yang terlewati. Ini pertama kalinya Nicolas melihat seorang yang menguasai managemen seperti yang dilakukan Lisa. "semuanya kau siapkan dengan rapi darimana kau belajar?"
"kenapa? Mau merekutku?" Lisa bertanya dengan acuh dan kemudian masuk kedalam ruangannya, "aku belajar dari Selena. Ia selalu rapi dalam mengerjakan seperti ini.."
"Selena?"
"Selena lulusan Cumlaude, Nic. Masa kau tidak tahu? Beasiswa yang didapatnya itu bukan sembarangan beasiswa. Ia mendapatkannya karena ia sanggup. Kalau kau mau membuka hatimu sedikit untuknya, kau akan mengetahui betapa banyaknya yang kau lewatkan"
Nicolas mengangguk sambil duduk diatas tempat tidur, "I know.."
Tanpa mengucapkan apapun Lisa masuk keruangan sebelah yang terletak tidak jauh. Apartemen yang ditinggali mereka adalah dua kamar yang menjadi 1 tempat dimana dibatasi sekat kunci sehingga masing-masing dari mereka memiliki privasinya sendiri.
Nicolas menghela nafas panjangnya dan melihat ponselnya yang berisi sms dari Selena. Sms yang sudah lama dan membuatnya rindu
"..Where are you now Sel?" Nicolas menatap wajah Selena dan menghempaskan kepalanya diatas bantal.
Lisa dapat mendengar suara itu dengan sangat jelas. Ia tidak bisa berpura-pura tidak mendengarnya walaupun ingin. Lisa tahu sesuatu yang hanya diketahuinya namun tidak diketahui pria itu dan bagaimanapun ia tidak bisa mengatakannya kepada Nicolas. Hal itulah yang membuatnya terdiam sepanjang perjalanan ke sini.
"..Sel, what must I do?"
Kemudian terdengar dering ponselnya yang diletakkan diatas meja kerja yang tersedia diujung ruangan. Lisa mengangkatnya dengan hati-hati saat melihat siapa yang meneleponnya. "..Sel?"
"..."
"Where are you now?"
"..."
"geez. Don't you know about Nicolas?He's here now..."
"..."
"I don't know. Kamu seharusnya melihat dia Sel! Kau tahu kalau kau tidak bisa terus-terusan bersembunyi disana 'kan?"
"..."
"Selena! Aku berbicara denganmu sekarang, kau jangan berkata seakan-akan aku tidak mengenalmu. Sekarang pikirkan baik-baik dengan seluruh akal sehatmu dikepalamu yang cantik itu. Kalau kau mau melihat orang yang kau cintai itu tersiksa nanti, jangan mengeluh padaku!"
"..."
"I know it Sel. Tapi coba kau lihat dia, sepertinya dia sangat menyesal. Aku serius! Kenapa kau malah menganggapnya bercanda?"
"..."
"What the hell think you doing?" Kemudian Lisa terdiam saat Selena memutuskan teleponnya, "W-wait..Oh shit!"
Kemudian Lisa membanting teleponnya keatas kasur dan menghela nafas dengan kencang. Ini sudah 3 bulanan dan Selena masih belum mau menarik ucapannya untuk tidak bertemu lagi dengan Nicolas. Sedangkan Nicolas tidak mau berhenti hingga menemukan sahabatnya itu. Dan dirinya? Ia bisa tertawa seperti orang gila!
Ini sangat gila, "Oh God, aku bisa gila kalau mereka berdua seperti ini terus!"
**
Nicolas bisa mendengarnya dengan jelas, ia tentu tidak bodoh apalagi saat Lisa mengencangkan suaranya dan memanggil nama Selena. Nicolas tidak berpikir bahwa ia bodoh. Ia sudah menyelesaikan studinya dengan baik, membangun perusahaannya bertahun-tahun. Nicolas bukan orang bodoh dan ia juga tidak bodoh untuk memilih berdiam diri.
Ia harus memikirkan dengan seksama agar Selena tidak pergi dari tempatnya sekarang. Kalau Selena tahu Nicolas memaksakannya gadis itu pasti pergi dan tidak akan membiarkan Nicolas menemukannya. Walaupun ini sebenarnya murni kesalahannya..
Nicolas menekan nomor telepon dan berdiri diatas balcon yang tersedia. Hatinya sudah mantap dan penuh dengan rasa bersalah sekaligus kekesalan yang sudah memuncak. "..Alex? I need your help"
"what happen mates?"
"Please find her. I'll contact you soon, Mate..Dia berada di prancis.."
"Dibagian mana?"
"Tidak tahu. Find her, lex. Aku harus menemukannya.."
"Calm down Mates! Itu adalah tugas yang mudah, aku akan menghubungimu secepat yang aku bisa. Aku akan menugaskan beberapa anak buahku untuk mencarinya. Anyway, siapa gadis itu? Kekasih yang meninggalkanmu?" Alex tertawa terbahak-bahak sambil meledeknya.
Nicolas mengacak-acak rambutnya dan berkata"Okay, see you soon" dan mematikan sambungan teleponnya. Ia sudah tahu kalau ia meminta bantuan Alex pasti akan banyak pertanyaan namun untuk saat ini Nicolas sangat membutuhkan bantuan Alex.
Alex bisa membantunya, Nicolas sangat yakin itu. Alex memiliki beberapa perusahaan besar dengan 48 anak cabang diseluruh dunia dan Perancis adalah salah satu tempat dimana cabang perusahaannya berada.
Mereka sudah berteman lama jadi tidak sulit bagi Nicolas untuk meminta bantuan Alex untuk masalah seperti ini. Mungkin ia akan membutuhkan waktu 1 minggu sebelum Alex memberitakan penemuannya yang akan merambat ke berbagai pertanyaan yang tidak ingin ditanyakannya.
"I'll find you, Sel. Apapun yang dibutuhkan.."
**
"jangan bercanda. Nicolas tidak mungkin mencariku, kau yang paling tahu itu Lis. Sudahlah, aku lelah berdebat denganmu Lis.."
"..."
"Shut up, Lis. That's so funny. I'm laughing now. Okay?" Selena mematikan sambungan teleponnya dengan cepat. Ia tidak ingin mendengar omong kosong dari Lisa lagi.
Lisa mungkin terlalu baik sehingga membantunya untuk bertemu dengan Nicolas, tapi ia sama sekali tidak ingin bertemu dengan Nicolas, tidak dengan keadaan tubuhnya yang mulai membesar walaupun kondisi kandungannya baru memasuki bulan ke 3.
Ini memang aneh, walaupun ia tidak ingin bertemu dengan pria itu, tapi hatinya berkata lain. Ia sangat ingin bertemu dengan Nicolas, ia sangat merindukan pria itu. Pria itulah yang membuatnya lebih kuat dalam menjalani kehamilan ini walaupun ia sendiri.
Selena tidak ingin Nicolas melihatnya dan mengajaknya menikah hanya karena ia sedang mengandung. Itu adalah salah satu kalimat yang sangat ditakutinya. Selena tidak ingin Nicolas mengorbankan kebahagiannya karena keegoisannya.
Ialah yang sudah membuat dirinya mengandung dengan memaksa Nicolas. Kalau ia memaksa atau membuat pria itu menikahinya, ia akan sangat terpukul. Sudah cukup ia membuat segalanya menjadi kacau, kalau ia membuat segalanya lebih kacau dari ini Selena tidak tahu apa yang akan dilakukannya.
Sambil menghempaskan tubuhnya keatas kasur, Selena mengelus-elus perutnya yang sudah agak membengkak karena kehamilannya. "..I miss you, Nic..."gumamnya, menyadari betapa besar kerinduannya terhadap pria itu.
Selena tahu begitu Nicolas menyadari kehamilannya, pria itu pasti akan melamarnya dan bertanggung jawab. Karena Nicolas adalah pria seperti itu. Tapi Selena sama sekali tidak menginginkan pernikahan seperti itu. "that the worst case from the worst situation..."
**
Pukul 3.05 Am Nicolas merasakan getaran pada ponselnya yang masih berada digenggamannya, rupanya ia jatuh tertidur saat menunggu kabar mengenai Selena. "hallo.." Nicolas sadar kini suaranya seperti pria yang baru saja bangun tidur tapi ia tidak perduli. Ia tidak cukup peduli mengenai hal itu
"Kau masih hidup rupanya. Aku pikir kau sudah mati karena depresi kawan"ucap seseorang dari sebrang telepon
"hentikan ocehanmu yang tidak jelas itu dan segeralah mengatakan intinya kepadaku" Nicolas merenggangkan tubuhnya dan mengumpulkan pikirannya untuk bisa focus.
Alex tertawa terbahak-bahak disebrang sana dan memberikan dehaman yang cukup keras, "..kekasihmu itu sering bolak-balik area family Hospital yang terletak 3.5km dari tempatmu sekarang"
"Family Hospital? Kau tidak keliru?"
"kau meragukanku?" Alex mempertajam dengusannya. Dan Nicolaspun tahu bahwa Alex tidak akan pernah salah dalam mengumpulkan informasi dalam hal apapun itu.
Nicolas menelan ludahnya dalam-dalam sebelum berkata, "ada lagi?"
"Dokter yang menanganinya bernamanya Dr. Rexnall Dexter dia selalu datang ke rumah sakit setiap jam 7 pagi dan memiliki begitu banyak janji temu setelah jam 8.15 kawan.." Hanya itu saja yang perlu didengar oleh Nicolas, setidaknya ia tidak harus menebak-nebak dan mencari Selena dalam 1 rumah sakit besar yang kemungkinannya mendapatkan informasi mengenai gadis itu adalah 1% dari 100% kemungkinan.
"thanks dude.." kemudian Nicolas memutuskan hubungan teleponnya dengan Alex dan menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah 4. Itu artinya ia memiliki waktu lebih dari 3 jam untuk bersiap-siap dan yang Nicolas tahu ia sudah tidak akan bisa tidur lagi setelah mendengar informasi dari Alex.
"..well, this time you can't run from me, Sel.." gumam Nicolas sambil menurunkan kaki panjangnya dari tempat tidur.
***
"kau mau pergi?" Lisa bertanya sambil merapikan jubbah tidurnya saat melihat Nicolas yang mengenakan setelan rapi.
Nicolas menatap Lisa sekilas dan tersenyum sopan,"yea. Aku ada janji temu meeting"
"di Prancis? Are you serious?"
"business tidak memerlukan waktu dan tempat. Saat mereka memutuskan untuk melakukan bisnis, itu bisa dilakukan dimanapun bahkan didalam toilet" jawab Nicolas sopan dan bergegas mengambil tasnya menuju pintu keluar
Lisa menatap Nicolas dari atas dan bawah, ini aneh. Hanya dalam sehari Nicolas terlihat segar bugar dan tidak terlihat seperti pria yang kehilangan orang yang sangat disayanginya. Hanya dalam sehari!
Apakah Nicolas benar-benar akhirnya melupakan Selena dan tenggelam dalam pekerjaannya?
"Have fun then.." Lisa hanya melihat Nicolas mengangguk pelan sebelum akhirnya meninggalkan hotel tempat mereka menginap.
Seorang pria bahkan bisa menghilangkan segala masalahnya dengan menggunakan masalah lain untuk kabur, apakah ini juga berlaku untuk Nicolas Constantine? Seorang pengusaha yang baru saja kehilangan istrinya dan sekarang kehilangan kekasih yang selama ini tidak dianggapnya?
"Kita memang tidak akan bisa menebak orang..." gumam Lisa masih menatap bayangan Nicolas yang baru saja keluar dari pintu kemudian memutar tubuhnya menelepon Selena yang mungkin sudah bangun sekarang
**
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top