Chapter 2

Ya Tuhan, Kali ini Nicolas benar-benar merasa dirinya sangat keterlaluan. Bagaimana pun itu adalah gadis yang pernah disayanginya--hingga sekarang. tapi ia memperlakukan gadis itu seakan-akan Selena adalah musuhnya. Seolah-olah gadis itu yang membuat Sophie meninggal. Demi Tuhan...

Kali ini Nicolas membenamkan wajahnya kedalam telapak tangannya. Gadis itu adalah gadis yang selama 1 tahun ini dijauhinya, membuatnya rindu setengah mati padanya. Tapi gadis itu seakan-akan tidak pernah merindukannya dan kembali ketitik awal dimana mereka adalah Paman dan keponakan..

Dan Nicolas membenci hal itu--sangat membencinya.

Walaupun pada awal dirinya yang mengatakan untuk menjaga jarak dan dirinya juga yang menyuruh gadis itu untuk menghentikan omong kosongnya mengenai cinta. Gadis itu belum saatnya jatuh cinta, apalagi pada pria penuh pengalaman seperti dirinya!

Nicolas percaya semua akan berlalu begitu ia memulai hidup dengan Sophie, tapi ternyata ia salah. Semua ini semakin membuatnya buruk, dan kini Sophie tidak ada.. Ia akan merasa lebih buruk dari sebelumnya.

*
Berbeda dari sebelumnya, kini tidak ada lagi rasa sakit didalam hati Selena. Kini yang bisa ia rasakan hanya hampa. Hati yang hampa dan tidak dapat merasakan apa-apa lagi. Semalaman Selena tidak dapat menutup matanya. Matanya memerah dan semakin membuatnya jelek--Selena bersumpah ia tidak akan melihat cermin pagi hari ini.

Selena memaksakan dirinya berjalan kearah dapur dan mulai membuatkan sesuatu untuk sarapan Nicolas. Walaupun Nicolas membencinya tapi sepertinya perutnya tetap membutuhkan asupan giji dari orang yang dibencinya.

Walaupun pahit, Selena tetap berusaha memasak dengan penuh semangat. Dimulai dari telur ora arik setengah pedas kesukaannya, Roti bakar dan beberapa selai yang tersedia dimeja dan Bacon yang digorengnya hingga garing. Menyiapkan masakan simple itu tidak membutuhkan waktu lama.

Sebelum Nicolas memutuskan untuk bangun, Selena sudah harus keluar dari rumah itu. Setidaknya pria itu tidak akan mendapatkan hari buruk jika tidak harus berpas-pasan dengannya.

Semalam Selena sudah memutuskan untuk menjaga Nicolas, walaupun setengahnya adalah permintaan ibunya tapi secara pribadi ia juga mengkhawatirkan Nicolas. Tapi juga tidak ingin menganggunya. Karena itu Selena memutuskan untuk menjaga keadaannya secara diam-diam. Ia akan memasak dan membersihkan rumah saat Nicolas pergi kerja atau sedang tidur, dan Selena akan pergi kerja sebelum Nicolas bangun

Karena Nicolas selalu bangun pagi, Selena memutuskan untuk bangun lebih pagi dari Nicolas. Dan dengan begitu, pria itu tidak akan membenci kehadirannya dan Selena juga tidak akan mendapatkan tatapan kebencian dari pria itu lagi.

"..setidaknya inilah yang bisa kulakukan untuknya.." ucap Selena pelan sambil menata makan pagi Nicolas diatas meja, lalu memutuskan untuk mengambil beberapa barangnya seperti make-up, baju ganti dan sepatunya kedalam tas jinjingnya sebelum pergi kerja.

*

Nicolas bangun dengan kepala yang berdenyut-denyut. Jemari panjangnya menelusuri nakas yang berada disebelah ranjangnya untuk meraba-raba jam tangannya, dan ternyata sudah menunjukkan pukul 7 pagi--ini adalah waktu tidur terlamanya, walaupun semalam ia sama sekali tidak bisa tidur.

Akhirnya dengan berat Nicolas berjalan kearah dapur dan merasakan wangi masakan yang membuat perutnya bergemuruh. Nicolas menatap keatas meja makan, sarapan yang sudah disediakan oleh Selena. Apa gadis itu sudah makan? Pikiran itu terlintas pertama kali dibenaknya, sampai ia menatap pesan yang berada dibawah piring penuh berisi telur orak arik.

Aku harap tidurmu nyenyak. Semoga harimu menyenangkan, dan jangan lupa menghabiskan sarapanmu

--Selena--

Secarik kertas itu hanya berisi tulisan tangan Selena yang mampu membuatnya menelan ludah. Gadis itu...

Dengan cepat Nicolas berjalan kearah kamar Selena dan membukanya tanpa pikir panjang. Kamar itu kosong seakan tidak ditempati oleh siapapun. Seakan keberadaan gadis itu tidak pernah ada. Rasa penyesalan menyumbang kerongkongannya.

Nicolas berjalan kearah ranjang yang seharusnya ditempati oleh Selena dan mengelus kain itu dengan lembut. Gadis itu memang disana.. Dan entah kenapa pernyataan itu membuat Nicolas merasa tenang.

Namun tanpa sadar Nicolas menabrak nakas saat berdiri dan membuat sebuah buku terjatuh kelantai. Beberapa lembar foto berserakan. Diantara foto itu adalah foto dirinya dengan Selena 3 tahun yang lalu, ada beberapa foto Selena dengan temannya dan --dengan pria asing yang merangkul pundak gadis itu.

kekasih? entahlah.. tapi apapun kenyataan yang ada tidak akan membuat Nicolas merasa senang. Senyum Selena.. gadis itu tidak lagi tersenyum padanya sejak 1 tahun yang lalu.

bahkan tidak lagi memanggil namanya seperti dulu. Yang ada hanyalah kepahitan, apa gadis itu senang sekarang karena dulu Nicolas menolaknya dan meninggalkannya, sekarang Nicolas lah yang kehilangan.. Seperti apa perasaan Selena dulu?

kemudian menatap kearah foto Selena dengan pria asing itu lagi, Jika ia bisa dengan gampang berhubungan dengan pria lain, pasti gadis itu hanya ingin bersenang-senang mengatakan cinta kepadaku dan lari kepelukan laki-laki lainnya

Nicolas mengabaikan foto yang lain dan memasukkannya kedalam buku itu lagi, meletakkannya keatas nakas dan pergi meninggalkan kamar Selena.

*
"Sel, bagaimana dengan sarapan Nicolas?"

"...."

"um, baiklah kalau begitu, selamat bekerja sayang.." Tasya menutup telepon dan menghadap kearah suaminya yang masih membaca koran paginya

Tasya berjalan kearah suaminya dan duduk dikursi sampingnya, "sayang, kau yakin mau melakukan hal ini?"

"apanya?"

"mengenai Selena dan Nicolas..." Tasya menekankan. Entah apa yang diinginkan suaminya hingga memintanya untuk memberikan waktu untuk anaknya dan adik iparnya itu

Edward tersenyum dan meletakkan kopinya keatas meja, "tenang saja sayang. Aku sangat mengenal Nicolas, dia tidak akan melakukan apapun yang membuat Selena sakit, walaupun aku sangat tahu bagaimana sakitnya dia.."

"maksudnya?"

"kau akan tahu hal itu nanti, sayang.." Edward tersenyum polos dan menepuk tangan istrinya yang sekarang tengah menggenggamnya. Karena ia tahu dengan pasti Nicolas adalah pria yang sangat bertanggung jawab sehingga sering kali membuatnya terkena masalah, dan kali ini--janji Edward--aku akan membantunya menyelesaikan masalah itu..

____________________________________________________________________________________

[Hotel Ritz]

Hari ini nampaknya tidak terlalu banyak tamu yang melalu lalang seperti hari sebelumnya--batin Selena. Tapi baru saja ia masuk kedalam lobi belakang, Selena melihat seorang pria berjongkok disana, itu cukup membuatnya heran hingga ia melihat pria itu menyalakan api dari koreknya

"ABRAHAM LEIGHTON! HENTIKAN ITU!" teriak Selena sambil berjalan cepat kearah pria itu

Pria muda itu terkejut dan menjatuhkan koreknya tanpa sengaja. Selena dengan cekatan mengambil rokok yang setengah menyala itu dan salah memperhitungkan pegangannya sehingga telapak tangannya terkena sundutan api dari rokok tersebut

Hal itu membuatnya meringis kesakitan.

Abraham dengan panik melarikan diri dari lorong dan meninggalkan Selena hingga seseorang memanggil namanya, "Selena? kau kenapa?" dan menatap tangan Selena yang masih dipegang wanita itu seperti kesakitan. "Kau baik-baik saja? Ayo keruang kesehatan!"

"aduh, aku tidak apa-apa Lisa. Tanganku hanya terluka sedikit"

"sedikit? kau seorang Koki Selena! Seharusnya kau menyayangi tanganmu!" teriak Lisa--salah satu kru-nya di hotel. Salah satu temannya yang dengan senang hati berteriak saat Selena kesakitan atau dalam masalah.

Setidaknya sekarang Lisa berhasil menggeret Selena masuk ke ruang kesehatan hanyan untuk diobati dan di balut dengan perban berlebihan, padahal Selena yakin lukanya tidak parah. "Sekarang coba jelaskan padaku apa yang dilakukan laki-laki trainer bodoh itu?"

"tidak ada. Dia hanya mencoba merokok, aku menghentikannya dan sepertinya pria malang itu terkejut dengan teriakanku. Dan luka ini.." --selena menunjuk ketangannya yang diperban--"tidak ada sangkut paut dengan dirinya. Ini murni kesalahanku Lisa, karena langsung menangkap rokok yang jatuh itu"

Lisa menggeleng kepalanya dan hampir saja meledak marah jika saja Selena tidak sedang terluka, "aku benar-benar akan mendepaknya kau tahu? Tapi karena kemarahanku berkurang setengah setelah mengkhawatirkanmu, aku hanya akan memberinya point minus!"

"syukurlah!"

"syukur kepalamu! apa kau yakin bisa bekerja hari ini?" tanya Lisa merujuk kearah tangan Selena yang dibalut

Selena berdiri dari kursi dan menepuk pundak Lisa, "kau tenang saja. Aku bisa memasak kapanpun. Aku ingin kembali bekerja, ayo" dan Lisa mengikuti langkah Selena yang cepat. Hingga tiba-tiba ia teringat sesuatu yang ingin dikatakannya sedari tadi--sebelum kecelakaan itu membuatnya lupa

"oh ya, mengenai prosedur sekolahmu itu, aku yang akan mengurusnya Sel"

"apa kau yakin?"

Lisa mengibaskan tangannya keudara, "tentu saja. Aku punya banyak kenalan dan itu akan mempermudahmu. tapi membutuhkan beberapa bulan dari sekarang"

"baiklah, tidak apa-apa. terima kasih Lis.." ucap Selena kemudian dan tersenyum kearah Lisa sebelum memasuki ruang ganti baju. Lisa hanya menjawabnya sambil tersenyum lebar.

Inilah gunanya teman! Lisa sering kali mengucapkan hal itu dan membuat Selena ingat. Selena ingin bekerja overtime hari ini, karena dengan begitu ia tidak perlu mengingat Nicolas--untuk sementara waktu

*
Biasanya Nicolas akan tenggelam dalam mesin fax, telepon yang berdering dan berbagai rapat serta laporan yang harus diperiksanya--biasanya. Tapi sekarang, yang ada dipikirannya hanyalah gadis kecil tenang itu dan tentu saja istrinya--Sophie.

Nicolas belum siap kehilangan Sophie. Sama sekali belum siap..Nicolas memang pernah menduga bahwa Sophie akan meninggalkannya setelah apa yang terjadi diantara mereka beberapa bulan yang lalu, tapi Nicolas tidak pernah berpikir Sophie akan meninggalkannya untuk selamanya.

Masih dalam pikirannya yang kalut, tiba-tiba Nicolas mendengar suara nyaring didepannya, "Nic, mau minum?"

"Leandra?enyahlah, Aku sedang ingin sendiri" jawab Nicolas menolak ajakan Lea

Leandra mengangkat alisnya dan tersenyum miring, "kau yakin? wajahmu seakan sudah mau kiamat. Lebih baik pergi bersamaku dan Thomas"

"..tapi aku tidak akan lama"

"jadi kau akan ikut?" tanya Lea senang. Setidaknya ini akan membuat temannya satu ini menjadi lebih santai setelah minum-minum. Pria memang harus memiliki tempat pelepasan emosi bukan? Dan Leandra yakin tempat itu adalah club yang sering mereka datangi. Tentu saja tanpa wanita penghibur--ucapnya dalam hati. "kalau begitu sehabis pulang kerja ya. Kita akan bertemu dengan Thomas disana. sampai jumpa dear"

Apapun demi menghilangkan kalut dibenaknya. Apapun. Nicolas rela menggunakan wanita penghibur jika itu memang diperlukannya untuk tidur nyenyak. Sudah beberapa hari ini ia merasakan masakan rumah tapi tidak melihat siapa kokinya. Selena bahkan tidak susah payah untuk menemuinya atau menyapanya karena gadis itu telah menghilang sebelum Nicolas bangun dan tidur saat Nicolas pulang.

Yang tersisa hanyalah secarik kertas yang selalu diselipkan oleh Selena..

Bukan berarti Nicolas mau bertemu dengan gadis itu, sebenarnya ia bersyukur tidak perlu bertemu dengan Selena. gadis itu hanya akan membuat masalahnya menjadi lebih buruk. belum lagi lekuk tubuhnya yang membuatnya menahan air liur sejak bertemu dengannya setelah 1 tahun.

Nicolas menggeleng kepalanya dan mengutuki dirinya, "sadarlah, Nicolas Constantine! Dia keponakanmu bukan kekasihmu! Wanita apapun boleh kau gunakan kecuali dia!"

ya, wanita manapun boleh digunakannya, kecuali Selena. Dia harus menjauhkan gadis itu dari daftar gadis one stand night -nya. Sebelum ia berakhir dengan dibunuh oleh kakaknya.

Oke Fix bener-bener habis ide~ \(-_____-\) Maaf atas ceritanya yang agak gaje ini~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top