You 28: One Heart Sinks

Keempat gadis itu sedang duduk di meja taman belakang sekolah.
Jisoo dan Chaeyoung yang asik berdua, Jennie dan Lisa yang sibuk sendiri.

Seorang gadis lainnya menatap mereka dengan ragu. Ia menyembunyikan sesuatu di punggungnya.

"Hmm... Aku tidak bisa menunggu lagi."

Irene melangkah maju mendekati empat orang itu.

"Lama sekali. Dapat?"

Lisa menyapa Irene lebih dulu.

"Ya. Tapi..."

Irene mengangguk sambil mencicit kecil seperti mencit betina.

"Dapatnya ini."

Ia menyodorkan botol aqua kosong ukuran mini.

"Yah kok cuma segini sih?!"

Jennie berteriak, seperti preman yang diberi setoran kurang oleh anak buahnya.

"Sudahlah, kan masih bisa kita pakai."

Lisa menenangkan.

"Iya benar itu. Nah sekarang ayo kita main TOD, yang kalah buka baju!"

Jennie menggetok kepala Chaeyoung.

"Yeuh, si anying maunya." Lisa mencibir.

"Hom pim pah dulu!" Lisa menarik tangan teman-temannya.

"Hei, ditumpuk saja, kenapa kau genggam?"

Chaeyoung menepis tangan Irene yang menggenggam tangan Jisoo.

Kelimanya mulai bermain. Kepala botol itu mengarah ke Jisoo.

"Naaaah..." Seru teman-temannya.

"Satu saja atau semuanya nih?" Irene bertanya hukumannya.

"Satu sajalah." Jennie menengahi.

"Pilih dulu. Jisoo, truth or dare? Kalau truth, kami semua boleh bertanya padamu."

Chaeyoung mencari kesempatan untuk bertanya sesuatu rupanya, lebih tega dari Jennie, kan Jisoo jadi kena banyak pertanyaan.

"Hmm... Truth."

"Aku! Aku!"

Chaeyoung bersemangat.

"Apa ada orang yang kau suka?"

"Hmm... Aku tidak tahu."

Jisoo tertawa pelan.

"Ah..."

"Yaaah..."

Chaeyoung dan Irene kecewa.

"Lagi... Lagi... Dimana pertama kali kau mengenal Jennie?"

Pertanyaan dari Lisa membuat Jisoo dan Jennie saling bertatapan.

"Eung..."

Jisoo tampak berpikir.

"Di wc."

Jawab Jennie cepat.

"Hei yang ditanya Jisoo!" Lisa melotot kearah Jennie.

"Dia lama jawabnya. Aku hanya membantu biar cepat, ah!"

Protes Jennie, berusaha menyelamatkan Jisoo dari pertanyaan maut itu.

"Giliranmu."

Jennie menunjuk Irene.

"Apa ya... Aku bingung harus tanya apa..."

"Coba tanya kau bisa hidup sampai umur berapa."

Ujar Chaeyoung dengan sinisnya.

"Tentu saja masih lama, kan aku mau menemani Jisoo sampai kapanpun."

Irene menjawab pertanyaan Chaeyoung sambil tertawa santai.

"Oh."

Jawaban santai yang malah membuat Chaeyoung panas sendiri.

"Jisoo, kalau aku menembakmu jadi pacarku, kau terima atau tidak?"

Irene melanjutkan pertanyaannya, masih sambil bercanda.

"Mwo? Pertanyaan macam apa itu?"

Jisoo menutup mulutnya sambil tertawa.

"Ayolah, kau tertawa pasti diterima ini sepertinya."

Irene masih melanjutkan candaannya.

"Gas, jangan kasih kendor." Komentar Lisa.

Sedangkan Chaeyoung tak acuh, hanya tersenyum saja sambil menenangkan dirinya.

"Tenang, ini cuma bercanda. Bercanda. Bercandaaaaaa." Ujarnya berkali-kali di dalam pikirannya.

Tanpa mereka sadari perubahan yang terjadi pada raut wajah Jennie.

"Ayo dijawab dulu." Desak Lisa.

"Mana mungkin dia terima, Jisoo pasti lebih memilihku. Ya, kan?"

Chaeyoung menyenggol lengan Jisoo.

"Mana bisa aku menolaknya?" Jisoo tertawa kecil.

Chaeyoung terdiam.

"Sial." Batinnya.

"Mwo?! Lihat! Hahaha!"

Irene menepuk tangannya, ia menunjuk Jisoo, merasa menang.

"Aaaaaah.... Gaseumi apa, Jisoo memilih makhluk tidak jelas sepertimu. Itu pasti karena dia hanya kasihan."

Chaeyoung memegang dadanya, pura-pura kesakitan sambil merintih lalu kemudian mengejek Irene.

Membuat Jennie dan Lisa ikut tertawa melihatnya.

"Ayo lanjut." Lisa memutar botolnya lagi.

Mereka melanjutkan permainannya.

***

Lisa sedang mencuci tangannya di wastafel saat bilik toilet di belakangnya terbuka. Gadis itu mendekati Lisa, mencuci tangan di sebelahnya.

"Aku tau apa yang kau lakukan."

Ujarnya, sambil menatap Lisa dengan sinis dari cermin.

"Diam dan tutup saja mulutmu itu."

Balas Lisa tanpa melihatnya.

"Kau sungguh tega mengkhianati teman-temanmu sendiri. Dasar gadis licik."

Krystal selesai mencuci tangannya, ia menatap Lisa.

"Aku tidak licik. Dan aku tidak mengkhianati mereka. Diam dan tutup saja mulutmu kalau kau tidak mau dibenci Jennie lebih dari ini."

Lisa menatapnya tajam.

"Kau?! Tidak puas sudah mengkhianatiku dulu hah?!"

Krystal membentaknya.

"Yang terjadi dulu, biarlah berlalu. Fokuslah pada kehidupanmu yang sekarang. Kalau tidak kau akan menyesal."

Ucap Lisa tepat sebelum ia menutup pintu toilet dari luar.

***

"Soo, ayolah."

Chaeyoung merengek, mereka sedang berdua sekarang di depan gerbang.

"Tidak ya tidak."

Jisoo menolaknya.

"Aku kan cuma ingin ikut saja. Ya? Ya? Ya?"

Chaeyoung menggenggam kedua pergelangan tangan Jisoo, mengayunkannya.

"Tidak. Sebaiknya kau pulang sekarang. Ada Lisa atau Irene yang bisa mengantarmu."

Elak Jisoo. Tidak mungkin dia membawa Chaeyoung ke rumahnya, bisa habis dia dibunuh Jennie.

"Huh masa aku pulang bersamanya."

Membayangkan pulang bersama rivalnya itu saja Chaeyoung sudah kesal.

"Loh memang kenapa?"

Jisoo bingung.

"Sudahlah, kau itu tidak sadar situasinya."

Chaeyoung mendengus sebal.

"Kau tidak ingin pulang bersamaku tapi ingin pulang bersama Jennie."

Gumam Chaeyoung.

"Hmm?"

Jisoo mendengarnya, ia tersenyum, sedikit gemas melihat Chaeyoung yang seperti ini.

"Kenapa? Jangan begitu, kau seperti orang sedang cemburu saja tau." Goda Jisoo. Niatnya hanya bercanda, tapi...

"Iya! Aku cemburu! Puas?"

Chaeyoung menatap Jisoo.

"Hah?"

"Saranghae, Jisoo..."

Jisoo terdiam di tempatnya, ia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Sebagai teman, kan?"

Jisoo hanya memastikan.

Chaeyoung menatapnya, ia menghela napasnya.

"Iyaaaaa... Tentu saja."

Jawabnya kemudian.

"Ah, itu Jennie. Sudah ya, aku pulang dulu. Kau juga segera pulang bersama Lisa."

Jisoo segera menyusul Jennie yang muncul dari ujung gang.

"Hmm..." Jawab Chaeyoung, lemas.

Menatap punggung Jisoo yang sekarang sedang berjalan bersama Jennie.

"Lihat apa kau, ayo pul-"

Kalimat Lisa terputus saat menyadari apa yang ditatap Chaeyoung. Ia menatap Jennie dan Jisoo, lalu kembali menatap Chaeyoung yang masih memperhatikan mereka. Lisa menghela napasnya.

"Kajja, pulang sekarang!"

Ia menepuk bahu Chaeyoung.

"Ya..."

Chaeyoung segera berjalan, sedang malas berkata-kata.

***

"Dor."

"Yah, ngapain sih dibaca. Udah selesai sampai sini."

"Hehehe"

"Yaelah masih aja dibaca."

"Udah, jangan baca lagi heh."

"Kan, ngeyel kan dibilangin."








Hehehe

***

"Hai, annyeong, readers." 😁

"Apaan sih author gaje."

Kita udah masuk babak tengah ya.  Sekitar beberapa minggu lagi cerita ini mungkin selesai. Yah, sekitar lima puluh dua minggu lagi lah mungkin. Wkwk

Jadi inget dulu pernah main TOD sama sekitar 12 orang cowo cewe. Jadi kami bikin lingkaran gitu terus hom pim pah.

Pas dapat giliran nanya, gue iseng nanya ke temen gue yang cowo.

"Pernah gak tidur gak pake kolor? (Celana dalams)"

Dan itu semuanya pada ngakak heboh gitu. Yang ditanya gamau jawab malah ketawa malu-malu... Dan rupanya pernah.. wkwkwk dan itu ga cuma dia aja, cowo-cowo yang lain saling tuduh juga dan akhirnya ngaku pernah. Hayo ngapain ya kira kira? Panas kali ya makanya ga pake wkwkwk

Habis itu gue ga dikasih giliran nanya lagi malah gue yang diserang rame rame wkwk sialaaaan

Have a nice holiday to you all... :-)


















Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top