WHELVE ⁞¦•CHAPTER O2
note kecil, author ngga ngepatok bentukan karakter [m.name] yang versi rubahnya gimana itu terserah kepada reader, yang pasti ada ekor 9, bentukan sekarang rubah, sama juga harus jalu (laki).
݊ ֪ Whelve ֪ ݊
•
『 (n.) to bury something deep; to hide 』
•
.
.
.
Tepat di tengah malam di dalam kamar iruma yang sudah tertidur lelap di kasurnya, [m.name] berdiam diri di jendela yang menampakan dua bulan yang besinar cukup terang. Sudah cukup lama [m.name] menemani iruma dari jendela kamarnya, merasa jenuh [m.name] mulai turun dari jendela dan melangkahkan kakinya ke luar kamar iruma.
Berjalan di Lorong luas sendirian, [m.name] merasa déjà vu namun [m.name] tak ambil pusing, melangkahkan kakinya dengan linglung berniat pergi ke dapur namun tak ia tahu dimana. Masih berjalan dengan tenang hingga tersentak oleh suara, "[m.name]-sama, sedang apa anda disini? Saat tepat tengah malam."
[m.name] menoleh ke arah suara, iblis kucing bersurai merah yang [m.name] tau adalah pelayan Sullivan, mengetahui siapa iblis tersebut [m.name] menggeleng sambil menyimpan salah satu tangannya di depan dada, "aku tidak memerlukan tidur, opera-san. di tambah aku ingin pergi ke dapur hanya saja..." ucap [m.name]
Opera mengangguk dan berkata, "akan ku antar, lewat sini.", sebelum opera melangkah maju [m.name] melompat ke arah opera dan opera menyimpan di pangkuannya dengan lembut.
"[m.name]-sama bolehkah aku bertanya?" [m.name] mengangguk, merasa mendapatkan izin opera melanjutkan pertanyaan, "apakah [m.name]-sama adalah seekor rubah iblis yang menempeli iruma-sama?"
"tidak, aku bukan rubah iblis." Balas [m.name] yang hanya setengah, dan opera mengajukan pertanyaan lagi, "lalu? Apakah iblis yang menyamar? Namun bagaimana anda bisa menempeli iruma-sama jika—" pertanyaan opera terhenti saat [m.name] menyimpan tanganya di depan mulut opera.
"aku tidak tahan dengan banyak pertanyaan," [m.name] menjawab dengan helaan hafas yang Panjang. "intinya aku bukan sembarang rubah, itu saja." akhir [m.name] yang membuat opera tidak bertanya Kembali.
"ah, sudahlah lupakan. Aku mulai lapar" [m.name] melompat turun dan berjalan ke dalam dapur saat opera dengannya sudah tiba di depan dapur, "aku akan menyiapkan makanan, [m.name] ingin makan apa?"
"udon."
"udon?"
"ya, udon."
⁞¦"whelve"¦⁞
Setelah sesi makan tengah malam dengan tanpa udon karna opera tidak tau apa itu, [m.name] makan pasrah makan apa saja yang disajikan oleh opera—tidak, [m.name] yang bilang "terserah." Jadi opera menyediakan yang bisa dimakan.
Hari kedua di dunia bawah, Sullivan mengajak [m.name] yang rebahan di sofa dan iruma yang baru saja terbangun, [m.name] menunggu di meja makan yang sedang di siapan oleh opera. [m.name] hanya menatap opera yang penyusun makanan dengan lihai, menguap dengan jenuh [m.name] memerhartikan suliet satu manusia dan satu iblis yang mulai memasuki ruang makan.
"apa tidurmu nyenyak?" Sullivan memulai topik yang membuat iruma sedikit tersentak, "eh.. i-iya.." jawab iruma dan [m.name] hanya mengangguk menyetujuinya walau tidak tidur tadi malam adalah malam yang tenang, pikir [m.name] "hari ini adalah hari pertama sekolah kalian.."
Iruma terdiam dan bergetar gelisah, [m.name] hanya menatapnya malas dan menjilati pawnya. Iruma yang melihatnya membatin 'mirip kucing, atau memang tripikal kucing?'
[m.name] yang bisa membaca pikiran hanya mengacuhkan iruma bahkan semua yang di bicarakan semua iblis di ruangan, terlena oleh acara sendiri bahkan [m.name] baru menyadari jika Sullivan berbicara kepadanya bahkan opera dan iruma memerhartikannya.
"ha? Apa?" [m.name] bertanya dengan dahi yang mengkerut.
"aku belum mengukur ukuran seragammu, namun aku telah membelikan hadiahmu seperti iruma-kun~ kau juga cucu-ku loh~" ucap Sullivan dengan tersenyum lebar yang membuat [m.name] menyeritkan dahi dengan tidak terima, "aku tidak menerima pernyataan dimana aku tiba-tiba diklaim oleh siapapun bahkan oleh raja iblis sekalipun." [m.name] tidak bisa untuk tidak mengeluarkan aura yang gelap, tanpa memerdulikan apapun [m.name] berteleport dengan tiba-tiba membuat Sullivan tertegun.
⁞¦"whelve"¦⁞
*puff
[m.name] tiba-tiba muncul tanpa tanah pijakan di depan gerbang sekolah, dan Asmodeus terkejut melihat [m.name] yang tiba-tiba ada di atas udara mulai merentangkan tangannya dan memasukan [m.name] ke pangkuannya.
[m.name] menyadari bahwa ia tidak langsung terjatuh dan masuk kedalam pangkuan seseorang mencoba mendongak melihat siapa yang telah memangkunya, "apakah anda baik-baik saja [m.name]-sama?" tanya Asmodeus dengan tatapan khawatir.
[m.name] mengangguk dan membalas "ya, lebih baik dari sebelumnya.", asmodus tersenyum mendengar jawabannya. "kau sudah menunggu berapa lama?" tanya [m.name] yang mulai melompat naik ke kepala asmodeus yang dimana Asmodeus membantunya naik sambil menjawab, "sudah cukup lama, kurang lebih 6—" [m.name] memotong ucapan Asmodeus dengan menyimpan tanganya di mulut Asmodeus, walau sedikit sulit namun bisa menjangkaunya.
'yang pasti lama! Aku tidak ingin mendengarnya dengan rinci.' pikir [m.name] dengan sweatdrop, "ah!, itu iruma-sama" seru Asmodeus dan bergegas ke arah iruma. [m.name] yang berada di kepalanya tidak merasa keberatan, toh Asmodeus yang jalan.
"selamat pagi, iruma-sama!!" sapaan Asmodeus dengan semangat bercahaya, iruma membalas sapaan Asmodeus dan menyadari bahwa [m.name] berada di atas kepalanya dengan tatapan sinis ke arah iruma yang seketika membuat iruma gugup.
Asmodeus berlutut di depan iruma, omongan para iblis tentang iruma terdengar cukup jelas yang membuat iruma semakin gugup, "tolong, berdirilah! Semuanya pada melihat." Mohon iruma dengan panik.
Beberapa saat kemudian iruma dan Asmodeus bercakap-cakap tentang pemanggilan familiar sambil berjalan ke arah aula, [m.name] yang hanya mendengarkan hanya diam tidak berkomentar apa-apa lagi. "iruma-sama, sebelah sini." Ucap Asmodeus menuntun jalan, dan saat sampai di dalam aula iruma semakin gugup.
[m.name] yang masih di kepala Asmodeus tidak merhartikan obrolan mereka berdua dan sibuk melihat sekeliling, hingga suara bantingan pintu terdengar dan seorang guru berjalan dengan tegas sambil memperkenalkan dirinya.
P.O.V [m.name]
Guru berwajah suram atau callego menunjuk iruma dengan kesal dan melontarkan beberapa komentar tentang kejadian kemarin, 'orang pedendam, heh~ aku ingin lihat sampai mana ia bertahan dengan anak Ajaib ini' pikir ku yang mengangkat bahu tidak peduli.
"singkatnya, murid yang tidak kompeten akan langsung dipaksa mundur dari sekolah." Final callego-sensei yang membuat murid yang hadir tidak terima, 'nggak ikutan' batin ku dengan berdengus senang, guru itu melanjutkan penjelasan dan tutorial apa yang harus di lakukan sampai membanting panduan imut itu dan Kembali menjelaskan saat ada salah satu iblis yang bertanya.
Bahkan ia tidak segan-segan mengeluarkan sihirnya hingga menimbulkan ledakan dan membolongi alat panduan itu, 'pemarah dan pedendam, pasti possessive dan obsessive~' [m.name] terkekeh sendiri dengan pikirannya, "[m.name]-sama! Apa perlu kita mengunakan metode special?" aku menatap kebawah dimana Asmodeus bertanya, sebelum aku menjawab iruma sudah berseru dan melarang ku untuk mensetujuinya, aku hanya menepuk pelan kepala Asmodeus. "jangan sekarang tapi masukan kedalam list." Usulku yang membuat iruma pupus harapan.
"hei, kalian yang disana. Aku bilang berbaris, kalian tuli apa?"
⁞¦"whelve"¦⁞
Hampir semua iblis di aura ini mulai mendapatkan familiarnya, aku berdengus di atas kepala iruma, ya sejak Asmodeus di panggil aku di pindahkan ke iruma dan tentu saja satu satunya manusia itu tidak masalah.
"wow, luar biasa..."
Aku mendengar kaguman dari iruma yang benar benar kagum sambil mengedarkan pandangannya , hingga aku dan iruma melihat ke sebuah kerumunan kecil yang dimana terdapat Asmodeus yang selesai memanggil familiarnya. Familiar yang berbentuk ular dengan tanduk, sayap, bahkan ada api di ujung ekornya, Asmodeus melihat kami dan tersenyum menawan.
(ganteng banget woyy, apalagi di manganya makin terdaisuki-daisuki dengan satu iblis ini><)
'mengagumkan, itu gordon snake kan?' pikirku sambil menatap makhluk itu dengan seksama, bahkan makhluk itu menatap balik kepadaku namun dengan tatapan yang?... entahlah, mungkin kagum? Bahkan ekornya sedikit bergetar.
Iruma berhadapan dengan Asmodeus yang dimana iruma melontarkan ke kaguman nya yang dimana Asmodeus sedikit menunduk dan berterima kasih. Aku yang masih berada di atas kepala iruma tetap menatap ular, Asmodeus menyadari aku menatap familiarnya mulai bertanya, "apakah ada yang salah, [m.name]-sama?" aku hanya menggeleng dan mulai melompat lebih tinggi agar bisa mencapai kepala sang ular.
Mungkin ular itu menyadari atau entahlah? Dan mulai sedikit menunduk saat aku melompat dimana itu mempermudahkan ku menaiki kepalanya, menepuk pelan kepalanya yang membuat ekornya berkibas senang.
'mirip seperti pemiliknya, good good..' aku menghela nafas senang tidak memberi perhatian kepada iruma bahkan Asmodeus, 'cukup nyaman di tambah dengan kulitnya yang cukup dingin... omong-omong apakah iruma akan di sebut setelah ini?' pikir ku sambil mengelus pelan kepala ular itu yang dimana hewannya juga cukup anteng.
Aku melihat iruma mulai maju dengan grogi bahkan bisikan iblis membuatnya semakin gemetar, 'bahkan isi pikiranya sangat kacau, namun aku cukup khawatir dengan pemanggilanya'.
'dan juga mengapa harus menunjukan senyuman itu!? Kau terlalu meremehkan iruma.' Aku mengehela nafas yang dimana Asmodeus menatapku khawatir, "[m.name]-sama, kau baik-baik saja?" tanya Asmodeus sambil merentangkan tangannya. Aku melompat saja ke tanganya dan dia mulai menghilangkan familiarnya.
Saat aku akan menjawab tiba-tiba cahaya dari tempat ritual mulai bersinar aneh yang mengejutkan semua iblis disana. Aku mengendus bau aneh, "aroma kertasnya... berbeda.." gumamku pelan agar tidak ada yang bisa mendengarnya bahkan yang sedang memangku ku.
Saat cahaya mulai memudar kami di kejutkan dengan Sebagian tubuh sensei itu keluar dari lantai ritual, "pfft-" aku mencoba untuk tidak mengeluarkan ketawaku, Asmodeus menatapku dengan heran namun Kembali memperhatikan keadaan iruma.
Teriakan dan pekikkan terdengar dari tempat ritul yang dimana iruma mulai panik saat sensei itu memarahi iruma. "DASAR ANAK BODOH!! DI SITUASI INI, HARUSNYA MENDORONG TUBUHKU, BUKAN MENARIKNYA KEBAWAH"
"MA... MAAFKAN AKU!!" dan iruma mendorong tubuh bagian bawah sensei ke atas yang membuat puff hewan mungil imut namun suram tersummon, keduanya terdiam sejenak sebelum hewan sensei itu menyentuh dirinya sendiri. "sensei itu cukup menggemaskan dalam bentuk hewan mungil" aku berbicara asal yang membuat Asmodeus semakin tercengang.
"oh dia wasted." Ucapku saat melihatnya terjatuh dengan putus asa, "maju kedepan" aku memerintah Asmodeus, dan Asmodeus setuju mendekati dan memanggil iruma sebelum berkata sesuatu... oh ayolah harusnya itu tidak tabu kan? Pikirku sebelum suara iblis lain yang mengklaim bahwa seorang iblis memanggil iblis dan perkataan lain. Aku tersadar sedikit, iblis itu ada benarnya.
Aura dari hewan sensei mulai menggelap bersamaan dengan dirinya yang mulai bangit, "jangan bercanda denganku, dasar kurang ajar!! Batalkan kontraknya sekarang!!" ucapnya dengan aura gelap yang semakin intens sebelum dirinya menerima hukuman, tersetrum hingga terkapar tidak berdaya.
Aku turun mendekat kearahnya dan melihat bahkan mempoke-pokenya, "yah, dia wasted" ucapku abal yang membuat iruma memekik panik. "selamat sensei, kau menjadi imut walau masih suram. Itu poin yang bagus untukmu". "[m.name]-san!!"
⁞¦"whelve"¦⁞
Beberapa saat kemudian saat keadaan sudah mulai Kembali tenang dan juga callego-sensei itu Kembali normal hanya saja masih tertampang jelas syoknya, kami bertiga-tidak aku ngga ikutan- mengobrol terhenti saat ada namaku terpanggil.
'kenapa aku di hitung murid?' pikirku yang membuatku mau tidak mau harus maju dan mengambil kertas symbol dari callego-sensei, awalnya aku ingin menolak tapi aku juga cukup penasaran dengan hewan yang akan ku summon, tunggu yang berbeda dia mulai menatapku dengan kebencian tertampang jelas membuatku sedikit canggung.
"sumimasen, sensei" ucapku sambil berjalan cepat saat sudah mendapatkan kertasku, dan saat sudah di tengah aku mendongak keatas. 'OH, AYOLAH, MF!! BAHKAN TIDAK DISEDIAKAN KURSI!' perempatan tercetak jelas di jidatku, aku menmukul tempat lilinya hingga jatuh. Walau tidak ditengah ini masih terhitung dalam lingkaran, dan duduk di depan lilinya.
Aku melihat symbol kertasnya dan mulai membatin, 'aku sama saja seperti iblis!, terserahlah!!' mengigit lengan bagian kiri dengan taringku hingga mengeluarkan darah, aku menulis ulang Kembali simbolnya. Namun tidak dengan symbol iluminati untuk ritual aku menulis kanji (鬼火 // 火の玉 || hi-no-tama) dan mulai mengarahkan kertas yang ada di mulutku ke arah lilin yang tergeletak menyala.
kertasku terbakar dan mulai mengeluarkan kabutnya, kabutnya memenuhi sekeliling lingkaran namun saat kabutnya memudar terlihatlah dua hakujoudai (bola api hantu yang mirip sama jshk). Itu cukup bagus dengan sebuah (bentukan kalian) dengan (f/c) di tengahnya, dua bola bola hantu itu mulai mengilingi diriku.
Aku mendengar beberapa sahutan dari iblis lain yang dimana 'katanya' itu bahkan bukan hewan, aku tidak peduli dan mulai keluar dari lingkaran menyusul iruma dan Asmodeus. "aku tidak pernah melihat hewan ap aitu, [m.name]-sama! Apakah itu sungguh langka!?" tanya asmodeus dengan senyumnya yang lebar.
"u-um.. itu sangat keren" puji iruma yang membuatku dengan sombong membusungkan dada, "aku sangat special, yang seperti ini bukan apa apa" ekorku secara ikut ikutan berkibas senang. Namun aku terhenti saat batin sensei suram itu membatin, 'apakah itu pantas disebut familiar?' tentu saja, tidak. Spiritual bukanlah hewan.
Asmodeus berbicara Panjang lebar tentang familiar yang ku summon dan iruma yang di seblahnya hanya menganguk-anggukan kepalanya, aku mulai menghilangkan hakujoudai dan mendengar bahwa iruma di panggil oleh kepala sekolah.
●
•
.
POV [M.NAME] END
"wah wah~ ritual memanggil yang unik sekali!. Membatalkan? Tidak,tidak! Kontraknya punya jangka waktu setahun setelah acara ini!" ucap Sullivan sambil mengibaskan tanganya, [m.name] yang di pangkuanya hanya menikmati elusan Sullivan. "bagaimana dengan familiar-mu [m.name]?" tanya Sullivan yang masih mengelus [m.name].
"aku suka familiarku, namun tidak dengan mu." Ucap [m.name] yang menggeram dan hampir mengigit tangan Sullivan, suliivan hanya terkekeh dan menunjuk callego yang terduduk Bersama iruma dan melanjutkan penjelasanya. "kau tak bisa membatalkan kontraknya, jika tidak kau akan mati" akhir penjelasan Sullivan.
Dan callego syok berat, bahkan jatuh sakit dan tidak bisa keluar dari kasurnya. Peringkat iruma tak terukur, iruma semakin terkenal karna berita dan rumor rumor yang beredar. [m.name] hanya berdengus cuek dan tetap berada di atas kepala Asmodeus dengan anteng.
'hmph, dasar ningen-eh, devil'
●
○
•
•
-End for chapter O2-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top