Babysitting [Kuroko Tetsuya]

#46

Aku mulai lelah //plak// pinjem nama adikku Shin, buat jadi OC di oneshot ini :'

Warning... beneran pendek dan gaje ><

Happy reading~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari minggu adalah hari yang kau tunggu-tunggu. Akhirnya setelah sekian lama akhirnya kau akan berjumpa dengan kekasih, setelah sekian lama berjauhan. Kuroko Tetsuya, yaitu kekasihmu, berjanji akan membawamu pergi berkencan pada pukul 10 pagi ini. Sudah 6 tahun tepatnya, usia kalian menjalin hubungan, waktu yang cukup lama untuk membuatmu mengenal keluarganya. Ya, bahkan hubungan antara keluargamu dengannya sudah terjalin cukup baik.

Namun, pada saat yang dijanjikan kamu terkejut ketika membuka pintu. Di depan pintu rumahmu Kuroko berdiri dengan seorang anak lelaki yang menggenggam erat tangannya. Namanya Shin, ia adalah seorang anak berusia 4 tahun yang aktif dan penuh dengan rasa penasaran. Ia adalah keponakan dari Kuroko Tetsuya. Rencananya acara hari ini memang hanya untuk kau dan Kuroko. Tetapi pagi-pagi sekali, sepupu Kuroko –yaitu ibunya Shin, meminta Kuroko untuk menjaga anaknya. Maka Kuroko terpaksa untuk membawa keponakkannya itu pada kencan kalian.

"Maafkan aku, [y/n]-chan, aku harus membawanya." Ucap kuroko tanpa ekspresi seperti biasanya. Tapi tentu, kau tahu kalau dia sebenarnya merasa tidak enak padamu.

Meyunggingkan senyuman termanismu, kau berkata, "Tidak apa-apa, kok," Tinggi badanmu kau samakan dengan Shin, sambil mengusap pucuk rambutnya kau melanjutkan, "lama tidak bertemu, Shin. Hari ini ayo kita bersenang-senang!"

Shin mengangguk antusias. "Um! Ayo, [y/n]-nee!"

Woah, Shin masih mengingat namamu. Padahal sudah cukup lama kalian tidak berjumpa. Perasaaan senang memenuhi hatimu. Sepertinya hari ini akan jadi hari yang menyenangkan. Apa lagi dengan adanya Shin di kencan kalian.

***

Kau, Kuroko, dan Shin pergi ke kebun binatang. Shin sama sekali tidak mau melepaskan tanganmu. Ia menyeretmu kesana-kemari mengikuti langkahnya. Sepertinya ia sangat menyukaimu... seperti yang dikatakan Kuroko. Dia sangat aktif untuk anak seumurannya.

Kakimu mulai lelah mengikuti pergerakkan Shin, pada akhirnya ini bukanlah acara kencan kau dan Kuroko, melainkan menjadi kencan antara kau dan Shin.

Hari menjelang siang, kalian memutuskan untuk beristirahat sejenak untuk makan es krim di bangku taman. Shin duduk di tengah, membatasimu dengan Kuroko. Satu cup eskrim [fave flavor] berada tepat di tanganmu. Hati-hati kamu santap makanan dingin itu sebelum ia lumer ke tanganmu. Sensasi dinginnya melewati tenggorokkanmu memberi kepuasan tersendiri dari memakannya. Apalagi pada saat panas seperti ini, menyenangkan sekali.

Shin memperhatikanmu sedari tadi, membuatmu bertanya-tanya, "Ada apa, Shin?" tanyamu, tetapi tidak ada balasan apa-apa dari Shin. ia bukannya memperhatikanmu, tetapi es krimmu. Mungkin dia hanya penasaran sebab eskrimmu memiliki warna yang berbeda dengan miliknya.

"Shin mau?" tanyamu lagi. Kali ini Shin menatapmu dengan pandangan berbinar-binar, seolah ia memang mengharapkan itu darimu... menawarinya untuk mencicip.

Kamu melirik Kuroko setelahnya, berharap ia kan mengatakan sesuatu, tetapi Kuroko lebih memilih mengulas suatu senyuman tipis ketimbang melontarkan kata-kata.

Kau mendesah halus, lalu menyodorkan Shin es krimmu. Pria kecil itu pun segera melahapnya dengan suapan yang besar dan lahap. Namun, yang terjadi setelahnya adalah, kepala Shin terasa sakit!

"Sakit...!" Keluh Shin selagi memegangi kepalanya dengan satu tangannya yang bebas, ingat jika ia juga mempunyai eskrimnya sendiri kan?

Kamu langsung panik, bingung harus berbuat apa. Seharusnya kau tidak boleh membiarkannya memakan es krimmu, apalagi jika tahu ia akan melahapnya dengan over-semangat. Es krimmu sampai jatuh ke tanah.. tidak ada yang tersisa untukmu. Tetapi kamu terlalu panik untuk mempedulikan hal itu.

"Tetsu- tisu! Atau apa saja!"

Mendengar suara panikmu, Kuroko jadi ikutan panik. Ia merogoh setiap saku yang ia punya untuk mencari lap tangan atau apapun. Sayangnya nihil.

Shin mulai menjerit, sepertinya otaknya betulan membeku. Untuk anak seusianya pasti itu sangat menyeramkan! Kau berusaha menenangkannya sementara Kuroko mencari lap.

Beruntungnya seorang nenek menghampiri kalian. dengan baik hati ia menyodorkan tisu dan air bening untuk Shin. Nenek baik hati itu menyuruh Shin untuk meminum air tersebut sampai habis, dan kau membersihkan lelehan es krim yang menetes ke pakaian dan yang menempel di seputaran wajah Shin.

"Seharusnya kalian tidak membiarkan anak sekecil ini makan es krim terlalu banyak, apa lagi di cuaca sepanas ini." Nenek menasihati. Kau pun menunduk-nunduk mengulang kata 'sumimasen' sedangkan kuroko mengucap terima kasih pada nenek itu.

"Kami sangat berterima kasih atas bantuan Anda, nek." ucap Kuroko.

Si Nenek tersenyum, "Tidak masalah. Melihat kalian berdua membuatku teringat pada mendiang suamiku. Pasangan muda seperti kalian masih harus belajar. Cobalah sering berkonsultasi dengan orang tua kalian."

Hah?

Apa nenek itu baru saja mengira jika kau dan Kuroko adalah sepasang... suami-istri? Wajahmu langsung bersemu merah ketika memikirkannya. Perasaan malu dan senang bercampur menjadi satu.

"Nenek salah paham, kami bukan orang tua anak ini. Dia keponakkanku." Syukurlah Kuroko menjelaskan.

Kali ini giliran Nenek yang tersipu, ia malu telah salah mengira. "Oh, maafkan aku. Aku pikir kalian pasangan yang baru punya anak... ah, maafkan aku."

Kau ingin membalas, sih, tapi kau sudah kepalang malu, dan bingung harus menjawab apa. biarlah Kuroko menangani semuanya. Ia tidak terlihat kesulitan sedikiitpun.

Pemuda pemilik rambut baby blue itu masih tersenyum, ia mengatakan, "Tidak apa-apa. Lagipula, lagi pula maksudku bukan 'bukan, tapi 'belum'."

Tunggu, apa?

"T-tetsuya!" kau berteriak dalam desisan. Wajahmu semakin memerah setelah mendengar ucapannya. Jujur saja kau tidak tahu jika Kuroko akan mengatakan itu... atau berencana melamarmu dalam waktu dekat. Oh, apa lagi disini ada Shin, meski ia sedang sibuk meneguk air didalam botolnya, tetap saja!

Nenek pun tersenyum lebar, wajahnya menyiratkan kebahagiaan seolah turut berbahagia untuk kalian. "Selamat kalau begitu. Semoga kalian bisa jadi orang tua yang baik kelak."

Si nenek pamit, ia harus segera kembali ke tempat cucu dan anaknya menunggu. Shin juga telah selesai minum, dan kini melanjutkan melahap eskrimnya. Barulah kau sadar jika es krimmu sudah meleleh, menyatu dengan lantai tanah.

Kau melempar pandanganmu pada Kuroko, masih terkejut dengan perkataannya pada si nenek tadi. Pemuda itu melempar senyum tipis seraya berkata, "Jangan menatapku seperti itu, [y/n]-chan."

Ia bangkit dari kursi, berdiri di hadapanmu, dan menyuruhmu ikut bangkit dengan menggenggam kedua tanganmu. Ia rogoh saku celananya untuk mengeluarkan sebuah benda pipih, mengkilap, bundar, dan memiliki batu permata yang bertengger di atasnya. Itu sebuah cincin yang terbuat dari emas putih! Mirip seperti... Cincin pernikahan!

"[l/n] [y/n], maukah kau membangun sebuah keluarga denganku?"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pendek and gaje kan?

Siapa yang pernah ngerasain otak ngebeku? :' makanya jangan burbu buru kalau makan es '-')/ //slapp//

Kayaknya berikutnya aku bakal post something... eh- 'their reaction' tantangan dari orsa_mora '-')/

Sampai jumpa di buku sebelah! (buku yang mana??)

Love,

Alice

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top