Chapter 3

"Ulangan?" tanyamu bingung.

"Ya. Kau belum tahu ya? Tidak apa-apa, ulangannya mudah. Santai saja." Ringo berjalan dan membagikan kertas ujiannya satu per satu.

Kau segera membaca soalnya. Ada 5 soal pilihan ganda, 5 soal isian dan 5 soal uraian yang berbentuk soal cerita.

Kau membaca pertanyaan pilihan gandanya. Sangat mudah, hanya berupa pertambahan yang sudah dipelajari sejak TK.

Soal isian hanya berupa aljabar yang sederhana, seperti 2y + 3y = 5y

"Sensei harus pergi ke kantor dulu, kalian kerjakan yang benar, ya. Tokki, nanti kumpulkan jawabannya, ya," perintah Ringo seraya pergi dari kelas.

Eiichi berjalan menuju depan kelas, kemudian mengunci pintu.

"KITA BEBAS!!!!" teriak Eiichi senang.

Van langsung mengeluarkan ponsel miliknya dan mulai memotret. "Ulangan Matematika harus tetap update!"

Tokiya tampak dengan santainya menikmati es krim. Ia bahkan tak menegur siapa pun.

"Nanami, nonton sinetron yuk!" ajak Eiichi sambil mengeluarkan laptop miliknya.

"Nonton serial India aja, judulnya Utt*aran," usul Nanami.

"Wah boleh juga. Jangan tidur waktu lagi nonton ya."

Kau balik mengerjakan soalmu.

C. Soal Cerita

1. Pak Reijing memiliki 290 lembar tisu, kemudian ia memberikan 18 lembar kepada Pak Syaining. Berapakah jumlah tisu yang dimiliki oleh Yamato?

2. Ringo membeli 45 ekor jangkrik, 12 meninggal di tempat, kemudian ia membeli dua kali lipat dari jumlah yang meninggal. Berapakah jumlah jangkrik Nagi?

3. Berapa jumlah es krim yang dijual Tokiya pada tahun baru?

4. Ranmaru mempunyai 2.346 buah pisang, berapakah jumlah uang yang dihabiskan Ranmaru untuk pisang tersebut?

5. Syo membeli 14 barbie hari ini. Berapakah jumlah barbie yang dibelinya besok?

Kau terdiam saat melihat soal tersebut. Soal itu sama sekali tak bisa dijawab! Kau melirik ke arah Nagi yang tampak serius mengerjakan soal miliknya. Kau mengintip, berusaha melihat jawaban Nagi. Naasnya, Nagi sama sekali tak peduli dengan ujiannya. Pemuda itu justru memenuhi kertasnya dengan tulisan 'Aku paling imut!'

Kau melirik ke arah yang lain.

Ranmaru tengah memakan pisang.

Ai sedang mencampurkan sianida dengan sabun cuci piring dan memaksa Syo untuk meminumnya.

Syo sedang menghindar dari Ai sambil menyisir boneka barbie miliknya

"Eh," kau menghampiri Eiichi yang sedang nobar dengan Nanami. "Kalian nggak ngerjain soalnya? Betewe, Bu Ringo mana?"

"Bu Ringo? Pffft--" Eiichi menahan tawa. "Dia itu cowok,"

Kau bengong dengan wajah tidak dikondisikan selama beberapa saat.

"HAH!?"

"Pak Ringo? Tapi nggak cocok," balas Nanami. "Ah, itu si Melek lagi melek tuh!"

Bodo amat. Kau mengumpat dalam hati, lalu meninggalkan mereka karena tidak mengerti apa-apa. Akhirnya kau menghampiri Da Kawaii Squad yakni Ai, Natsuki, serta Syo. 

"Ne, Ai! Udah ngerjain ulangannya?" tanyamu riang.

"Sudah dong," jawabnya bangga. Kau menoleh bingung dengan cangkir yang dipegang Ai. Warnanya merah darah, kental pula.

"Ano ... Ai, itu apa ya?" tanyamu bingung.

"Cih, bodoh sekali," ejek Ai yang membuatmu ingin menendangnya. "Ini darah suci murni nan tanpa dosyah milik bangsa vampir--"

"What do you mean," seketika kau membalas. 

"When you nod your head yes, but you wanna say no~" Syo malah ngelanjutin liriknya. "Suaramu bagus lho, (Name). Coba konser bareng Ketua,"

"Wah makasih," balasmu. Kau meninggalkan Da Kawaii Squadh, lalu beralih pada Anti Cemen-Cemen Clebh, atau Da Badass Clubh yang berisi RanRan, MasaMasa(kan), RenRen.

"Ne, Masato--kau kenapa astaga," kau memekik kaget saat ia pundung di pojokan sambil meminum ocha. "Masato, apa sudah menjawab soalnya?"

"Hmmm, ini sedang mengerjakan," ia menyeruput ochanya lagi. Seketika kau merasa ruangan gelap, maka kau menyibak gorden secara slow motion. Sinar matahari menembus kaca, membuat Masato terkena cahayanya.

"HWA--KULITKU! TYDAC MAI SKIN!" jerit Masato lebay nan OOC. Kau menatapnya yang menggeliat layaknya cacing kepanasan.

"HOI TUTUP GORDENNYA!" seru Ren. Kau mengangguk mengerti, lalu menutup gordennya dengan panik. "Astaga, Masa, kau tidak apa-apa?"

Kau merona saat melihat pemandangan Ren dengan Masato di pojokan, tampak Ren menenangkan Masato dengan memakaikan selimut kepada Masato. Jangan tanya selimutnya dapet darimana.

"KYA OTEPEHKU! BERLAYARLAH KAPALKUUUU!"

--pasti pada tahu itu suara siapa. 

Dunia tambah berwarna akibat kedatang makhluk yang satu ini. Bukan. Bukan homo sapiens atau homo socius. Bukan alien. Bukan, bukan ikan atau hewan seperti dugong.

Yang aku maksud itu ... fujoshi. Mereka membuat dunia berwarna. Berwarna kenapa? Berwarna membuat dunia heboh dengan kehebohannya :v

"KYAAA AI SAMA SYO! Tunggu, seme-nya siapa?"

"JADI EIICHI SAMA EIJI INCEST!?"

"SHION SAMA LEMARI!"

Yang terakhir abaikanlah, plis. Memang lemari gendernya laki-laki, gitu? Shibuya Tomochika memang memiliki imajinasi liar yang berada di luar nalar manusia.

Mari kita berdoa untuk masa depannya.

"Tomo-chan, sudah mengerjakan ulangannya?" tanyamu. Tomochika malah menyeringai cengengesan menatapmu.

"Ne, (Name)! Apa kamu fujoshi?" ia malah balik bertanya dengan bersemangat. "Ayo join anti straight-straight clubh! Made by Chika!"

"Hmmm ... membernya berapa?" balasmu.

"WHOA, UDAH BANYAK!"

Reality : cuman kecoak, cicak, semut di ruang klub

"Hmmm, boleh tuh aku join!" kau tersenyum. "Omong-omong, Tomo-chan ... yang di dalam lemari itu ... siapa ya?"

Tomochika merubah raut wajahnya menjadi ngeri.

"JANGAN COBA-COBA KAMU BUKA LEMARI ITU!"

"Ke-kenapa?" tanyamu parno. 

"Karena ..."

"Hmmm?" kau menatapnya penuh rasa penasaran.

"Isinya ..."

"GAUSAH BERTELE-TELE NGAPA!" Tiba-tiba Otoya muncul. "Hiks, Eiichi sama Nanami-san lagi berduaan, aku nonton bareng mereka tapi dikachangin, kan syedich,"

How jomblo you are, parody lagu Mas Mamo dari judul How close you are.

"Pukpuk Otochan," Tomo mengelus sahabatnya itu. "Kenapa kau nggak bersama Toki?"

"Dia lagi nyari es krim A*ice buat dijual ke sini," jelas Otoya. "JADI ISI LEMARINYA APA!? A-AKU BINGUNG!"

"Isinya itu ..." manik Tomochika mengkilat penuh keseriusan.

"KOMIK SHOUJO STRAIGHT! HARAM!"

"Halah bohong pasti," sahutmu sambil membuka paksa lemari tersebut dan tampaklah seorang lelaki berambut putih yang sedang membaca ramalan harian o*ha asa

Oh tidak, sepertinya Shion kerasukan seorang penyuka ramalan!

Pemuda itu keluar dari lemari pusakanya dan membuka tirai jendela selebar-lebarnya.

"SHION APA YANG KAULAKUKAN?! KAU MAU SI MASATO ITU KEBAKAR TERUS JERIT-JERIT??" Nagi berteriak panik.

"Amakusa ingin menghitung bintang," tuturnya halus.

"NO MAI SKIN! TOLONG!!" Mendengar jeritan Masato, Ren segera mengangkutnya menuju lemari Amakusa.

"Yamato, Syo, bantu aku untuk membawa Masato menuju air terjun," mohon Ren sambil menahan matanya yang sudah kelilipan lagi.

"Oke," sahut keduanya mantap.

"Shion, siang hari tidak ada bintang." Nagi menutup paksa tirai jendelanya.

"Bintang tetap berada si tempatnya dan Amakusa tahu akan hal itu," balas Shion kalem.

"TAPI TIDAK TERLIHAT KAU BAKA!" Ranmaru berteriak sambil memakan pisangnya.

"Rakyat jelata memang tidak waras," cibir Camus sambil meminum tehnya.

"Sudah jangan bertengkar. Kita ini 'kan manusia jadi harus berteman. Kalau Shion itu lemari baru kalian baru boleh bertengkar. Kalau memang ingin bertengkar sama Karik atau lemari Shion saja," gurau Reiji.

Ba dum tss

Krik krik krik krik

Kira memainkan drum diiringi dengan suara merdu dari karik.

"Tunggu ... Eiji mana ya?" tanya Nagi tiba-tiba

Seisi kelas langsung terdiam dan mencari pemuda yang dimaksudkan Nagi. "Pergi konser mungkin," jawab Cecil.

"Kenapa dia tiba-tiba pergi sih?" gerutu Nagi.

"Ini ship baru kah? Nagi sama Eiji? Seme-nya siapa dong?" Tomochika memandang Nagi.

"Aku masih normal," sangkal Nagi.

Tok tok tok

Terdengar suara orang mengetuk pintu. "Tolong buka, ini aku!"

"Pintunya bisa ngomong!" seru Natsuki panik.

"Aku Eiji, bukan pintu," sahut pemuda yang berada di luar itu.

"Oh Eiji." Otoya membukakan pintu.

"Terima kasih sudah membukakan pintu," ucap Eiji sambil berjalan ke tempat duduknya.

"Kau dari mana dan sejak kapan hawa keberadaanmu tipis?" tanya Eiichi.

"Toilet," jawab Eiji singkat.

"Kalian kenapa berisik sekali?" Seorang guru muncul di hadapan anak-anak kelas 2-1

"Pak Reijing?!" Semua kecuali kau dan Eiji berteriak bingung

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top