「🍮」- O6

"Memang benar ternyata kau ada disini, (Name)." (Name) yang sedang asik makan mie ayam menoleh ke arah asal suara.

"Oh, ternyata itu kau Surya." (Name) yang tadinya senang bisa makan mie ayam berakhir menjadi badmood.

"Apa yang kau inginkan?"

"Sebenarnya tidak ada, aku hanya ingin mengobrol denganmu sebagai saudara."

"Memangnya aku menganggapmu saudara?"

"Sepertinya tidak, aku paham kok." Mereka terdiam sebentar. (Name) tiba-tiba berdiri membuat Surya heran.

"Pak saya sudah selesai makan, dibayar sama orang yang disebelah saya ya."

"Oke neng!"

Surya yang diperlakukan seperti itu pun ingin marah tapi mau gimana lagi.

"Setelah kau bayar, aku akan berbicara dengan mu." Kata-katanya membuat Surya mau tak mau harus membayar makanan kakaknya.

Setelah membayar makanan (Name), gadis itu bertanya kepada Surya di tempat sepi, "Ada apa? Soal Petra lagi kah?"

"Bukan, tapi iya."

"Maksud lo apaan ya anj*ng?"

"Ya maaf, sebenarnya begini aku ingin meminta nomor mu," ucap Surya yang membuat (Name) bingung.

"Untuk?"

"Meminta bantuan, informasi da—"

"Gamau." (Name) memotong ucapan Surya yang ingin menjalinkan kontrak dengannya.

"Aku akan traktir kamu mie ayam—"

"Oke, ini." Tanpa babibu (Name) memberikan nomornya kepada Surya.

"Terimakasih, dan Petra menitipkan salam padaku. Dia masih bersalah karena kejadian itu."

(Name) terdiam sejenak lalu menghela napas, "Dan mata kakak.."

"Akan ku jelaskan lain waktu."

"Baiklah, sampai jumpa." Surya melambaikan tangannya kepada (Name). (Name) tidak membalas hanya menatap Surya yang pergi menjauh.

'Sebenarnya apa yang dia inginkan?'

***

Malam tiba, (Name) yang sedang asik membaca novel tiba-tiba dikejutkan dengan suara dering handphone miliknya.

(Name) membuka handphonenya, terdapat nomor yang tidak dikenal mengiriminya pesan untuk pergi ke suatu tempat.

"Yang tau nomor ku hanya Surya, ini pasti Surya." Karena terlalu sering menyendiri yang meminta nomor (Name) pun sedikit, bukan sedikit tapi tidak ada.

'Desa tanpa nama..'

(Name) mulai bersiap-siap, entah kenapa perasaan sama sekali tidak enak.

Melepaskan baju santainya dan memakai baju undeadnya menyiapkan segala perlengkapan.

Tak lupa juga dengan pisau kecil yang diberikan racun. Sebenarnya pisau ini jarang digunakan, tapi ia bawa bawa saja.

Sebenarnya Surya bilang kalau dia mau traktir (Name) makanan, tapi entah kenapa firasatnya bilang kalau itu boongan.

Setelah itu ia mulai menggunakan mayanya untuk berteleport ke tempat Surya berada.

"Persetan kalian semua! Kami akan langsung masuk!"

"Untuk yang satu ini aku setuju, kita tidak boleh buang-buang waktu lagi—"

Mereka melihat benda yang seperti kerta mulai mengelilingi mereka, mereka mulai bersikap apa bila terjadi hal hal yang tak diinginkan.

"Baru sampai sudah diserang saja," ucap tante yang menggunakan tanktop yang berada disamping laki-laki berambut pirang.

"Tenanglah kalian, Surya yang memanggilku tapi kenapa kalian mau menyerangku?" tanya seseorang yang menyatu kembali seperti kertas yang tidak jadi terbakar.

"Maya mu bikin repot saja!" ucap Petra.

"Ternyata kau memang lebih cocok jadi sate aja." Sebelum terjadi pesta bakar-bakaran Surya melerai kedua orang ini.

"Oh iya Nirmala! Kita harus cepat!" Petra dengan cepat menarik tangan (Name) dan menyeretnya bersama Surya dibelakang mereka.

"Hey! Jangan tarik tarik! Ini sebenarnya ada apa?" tanya (Name) melepaskan tangannya dari Petra sembari berlari.

"Surya belum memberitahu mu?"

"Belum sih tapi aku udah tau sendiri."

"TERUS NGAPAIN NANYA?"

"Mau mancing emosi aja," jawab (Name) santai.

Blarr

Mereka berhenti berlari ketika sesuatu tiba-tiba muncul didepan mereka berwarna kuning.

Petra mengeluarkan golok miliknya, siap siap untuk bertarung. (Name) hanya diam ditempat menatap benda tersebut yang berubah menjadi orang.

"Sur.. (Name).. Itu tuh apaan..? Kok nggak enak dipandang? Kok jelek?" tanya Petra saat melihat makhluk tersebut.

"Mana kutahu. Bukan aku yang bikin." Surya menatap makhluk tersebut dengan tatapan aneh juga.

Tiba-tiba api merah membakar makhluk tersebut, "Tidak enak dilihat, lebih baik dibakar saja," ucap (Name) pelaku yang membakar makhluk tersebut.

Tapi makhluk itu beregenerasi karena (Name) tidak membakar tubuhnya 100% lalu membuat sebuah senjata yang mirip dengan gunting.

"Hih! Bisa gerak! Kau payah (Name)!!"

"Tangannya kok gitu!!"

"Baigon! Semprot baigon (Name)!" Mereka berdua bersembunyi dibalik punggung kakak sepupu mereka yang notabene lebih pendek dari mereka.

"Sebenarnya disini siapa yang laki-laki sih?"

"Kau kan yang paling tua!!"

"Menurut fisik kau yang paling tua Surya!"

Makhluk itu tiba-tiba meledak, "Kok bisa meledak?.." tanya Petra saat makhluk itu meledak dan mengenai beberapa makhluk yang mirip dengannya.

"Mayaku," ucap (Name) dan Petra hanya menanggapi dengan oh. Maya (Name) yang terkena makhluk itu bisa meledak, tergantung (Name) ingin meledakinya atau gimana.

"Daripada bersembunyi seperti itu lebih baik kalian bakar makhluk itu, tidak indah dimata." Petra dan Surya mulai menyerang makhluk tersebut.

"Kau juga diam disana! Lebih baik ikut bertarung!" ucap Petra kepada (Name).

"Badmood diboongin." Petra melirik ke arah Surya, "Iya iya, nanti sehabis menyelamatkan Nirmala."

"Oke." (Name) mengeluarkan pedangnya lalu menyerang makhluk tersebut.

Menggunakan mayanya untuk meningkatkan kecepatan dan kekuatannya, semua makhluk itupun sudah terselesaikan oleh (Name) hanya sekejap mata.

"Kenapa kau gak bilang kalau maya mu itu sangat kuat?!"

"Api yang ku keluarkan dari tadi hanyalah main main, aku hanya malas membunuh makhluk yang kekuatannya tidak setara denganku." Surya entah kenapa merasa jika sifat (Name) sekarang mirip dengan 'dia'.

"Apa kau ada hubungan dengan dia?"

"Bukan urusanmu," jawab (Name) cuek lalu menyarungkan kembali pedangnya.

"Cepat selesaikan ini, aku lapar."

Mereka mulai melanjutkan perjalanan pergi ke arah Nirmala, "Surya, kau yakin kita ke arah yang benar?!"

"Aku yakin! Aku bisa merasakan maya Nirmala!"

"Nirmala itu empath ya?" tanya (Name) secara tiba-tiba, "Ya.. Darimana kau tau?"

"Hanya penasaran."

Mereka berhenti sebentar, menoleh ke arah belakang saat merasakan sebuah maya mengarah ke arah mereka.

"Serangan dari belakang!!"

Petra menghindari serangan tiba-tiba, Surya dan (Name) bersiap-siap untuk bertarung.

"Kau! Kau pasti salah satu maniak yang menculuk Nirmala! Kembalikan Nirmala hidup-hidup atau ku kuliti kau dan teman-temanmu!"

"Sadis bener, keknya keseringan bergaul sama kamu Sur."

"Gak sadar diri."

"Lebih baik kau pikirkan keselamatan mu sendiri sekarang, karena ada mitos berkata kalau kejatuhan cicak kau akan mati, jadi bersiaplah."

"Bukan mati! Cuman bawa sial! Lagian ngapain kau ngomongin cicak? Memangnya kamu cicak? Dasar orang aneh!" ucap Petra.

"Bagaimana kalau habis kejatuhan aku bunuh cicaknya?"

"Petra, pergilah duluan bersama (Name)." Surya berjalan mendekati Petra.

"T-tapi!"

"Dia bukan lawan sembarangan. Biar aku yang hadapi. Lihat ini dia cepat sekali," jelas Surya sembari menunjukkan lukanya.

"Justru kalau dia cepat, maka—"

"Alah bacot." (Name) memotong perkataan Petra lalu menariknya menjauhi Surya.

"Jangan mati dulu ya! Kau belum traktir aku mie ayam!" teriak (Name).

Tiba-tiba Gecko muncul dihadapan mereka, Petra siap siap untuk menyerangnya tetapi Surya melindunginya.

"Aku takkan mati disini, (Name)." (Name) hanya melirik lalu lanjut menyeret Petra menjauh dari sana.

Dari kejauhan mereka bisa melihat Surya menggunakan paramanyanya. Ledakannya begitu besar hingga mereka berdua bisa melihatnya.

Mereka sempat bertemu dengan Ghost yang memberitahu mereka berdua kalau Tari akan membantu Surya dan Bisma sedang menuju ke lokasi Nirmala yang membuat mereka harus cepat.

Mau tak mau Petra harus percaya dengan mereka, (Name) diam saja karena ia sudah tahu perihal tersebut.

Bagaimana caranya? (Name) bahkan tidak bekerja di D.E.A.D ia tak pernah sekalipun muncul dipublik. Entahlah, ytta.

Bersambung—

Aku bakalan fokus buat update book ini dulu, terus kalau udah sampe chapter ketemu bapaknya Petra baru book ini hiatus buat fokus book Wee!!

Tapi book Wee!! Udah aku cicil kok chapter nya👍👍

FUNFACT ABOUT (NAME):

1. (Name) pas masih jadi manusia dia akrab banget sama Surya, Petra dan Flora tapi sayangnya ibu mereka ngejauhin mereka dari (Name), jadinya mereka main diem diem pas ibu mereka ga ada.

2. Maya (Name) ini bisa dipakai dijadiin bom bisa juga dijadiin api seperti maya Petra & Surya tapi gak 100% mirip, tergantung (Name)nya mau gimana.

3. (Name) sama Petra umurnya besar 10 tahun, jadi umurnya (Name) sekarang bisa dibilang 30 tahun. Tua? Emang. Sengaja soalnya yang jadi jodohnya (Name) om om cakep.

Sebenarnya maya (Name) ini cukup membingungkan sepertinya, mayanya bisa jadi apa aja.

Bisa buat teleport tapi minusnya rasanya kayak kebakar kalau kamu gak terbiasa.

Terus mayanya juga bisa digunakan kayak bom, bisa juga digunakan untuk heal kayak pas (Name) ngelepasin Andre.

Mayanya bisa digunakan untuk menaikan regenerasi undead disekitarnya (suka suka dia mau siapa aja) sebesar 25% dan menaikan kekuatan serta kecepatannya 30%

Intinya (Name) ini bisa dijadiin support, bisa juga dijadiin assasin, dia juga bisa jadi [sensor]

Mmf mengandung spoiler

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top