Bonchapt 1.6 (operasi IV)
author semalem udah ngantuk
males update
.
.
.
sudah kurang lebih 5 hari ini putri dirawat di rumah sakit, chanyeol yang masih sangat sibuk dengan jadwalnya bersama EXO tak bisa selalu menjenguk atau menemani putri dirumah sakit. dengan kondisi nya yang belum boleh terlalu capek juga membuat putri dan chanyeol tak mungkin untuk saling menghubungi lewat telepon.
putri sendiri tidak mempermasalahkan ketidakhadiran chanyeol disisi nya saat ini. dia berusaha memahami segala kesibukan yang chanyeol miliki.
"dek... mau minum lagi?"
"gak... mas, aku pengen pulang.. aku gak betah disini"
"sabar dek, kan belum sembuh... kalo udah sembuh mah pasti dijinin pulang sama dokter. inget kan kata mami kemaren? harus nurut apa kata dokter"
"iya sih, tapi pengen cepet pulang... ngelepas ini nih"-ucap putri sambil menunjuk hidungnya yang masih tersumpal kasa
"heheh... hidung mu jadi gede banget lho"
"maaass... kok malah di ledekin siiihh"
adit hanya tertawa terbahak bahak melihat adiknya yang mulai manyun.
.
.
.
.
--Skiipp--
"hyung, setelah ini ada jadwal lagi gak?"
"ada, besok juga masih padet. kenapa?"
chanyeol hanya menghembuskan nafas kasarnya, bukan dia tak suka bertemu penggemarnya. tapi, ke khawatirannya terhadap putri yang besar membuatnya tidak tenang. dia memang selalu menanyakan kabar putri lewat adit walaupun tidak setiap waktu.
tapi bagaimanapun juga, chanyeol ingin berada disamping putri walau hanya sebentar
.
.
entah karena terlalu lelah atau memang kamar di rumah sakit itu berhantu. hampir tiap malam putri selalu mengigau dan bermimpi buruk. pernah pada suatu malam, tepat pukul 3 dini hari putri berteriak sampai ranjang rumah sakit bergetar.
putri yang tersentak menangis, karena dia melihat di mimpinya bahwa ada kerangka manusia yang tertanam di dinding rumah sakit tepat di kamar yang di tempati dirinya. dan dia merasakan bahwa ada makhluk yang menindih tubuhnya dan mencekik lehernya hingga hampir membunuhnya
(ini pengalaman pribadi author = kisah nyata)
mami putri yang sedang sholat tahajud pun sampai kaget dan menenangkan putri dengan membacakan ayat suci Al-Qur'an sampai putri kembali tertidur
kejadian ini, awalnya tidak di dengar oleh chanyeol. sampai akhirnya putri terpaksa dipindahkan ruangannya agar tidurnya tidak terganggu. dan membuat adit harus mengabari chanyeol mengenai hal tersebut.
.
.
.
"besok, kamu boleh pulang ya..."
"bener dokter?"
"iya, tapi sebelum pulang kita adakan operasi kecil untuk melepaskan kasa yang ada di dalam hidungmu"
"sakit gak dok?"
"ya sedikit sakit. tapi gak apa"
jantung putri kembali berdegup kencang. membayangkan bagaimana besok dia harus masuk lagi ke ruang operasi, walaupun namanya operasi kecil. tapi tetap saja dia takut. apalagi kata dokter gak akan ada bius.
malamnya, putri minta ijin ke adit untuk menghubungi chanyeol
'tuuuuttt tuuutttt'
"halo? ya hyung?"
"sayaanngg..."
"ehh, sayang kok bisa telpon?"
"iya bentar aja udah ijin sama mas adit"
"oh, ada apa? kamu gak apa kan? maaf ya, aku belum sempat kesana"
"hmm... besok, kamu sibuk gak?"
"kenapa?"
"besok aku udah boleh pulang... tapi, mau ada operasi kecil buat ambil kasa di hidung aku..."-suara putri sedikit bergetar menahan tangis
mendengar suara chanyeol di seberang sana, membuat putri rasanya ingin menangis dan meminta chanyeol datang. untuk menemani dirinya, hari ini.
"oke aku ngerti... aku usahain buat kesana yaa... kamu tenang"
"gak... kamu gak usah kesini... maafin aku"
"gak sayang, gak apa apa... aku bakal kesana"
"kamu, jangan lupa makan ya... jangan capek capek aku cinta kamu"
"iya sayang, aku juga cinta kamu"
.
.
.
"hyung, aku ijin besok pagi sampek siang atau sore bisa gak?"
"ha? mendadak banget yeol?"
"iya, besok putri mau pulang dan ada operasi kecilnya."
"operasi apa lagi yeol?"
"buat ambil kasa yang didalem hidungnya"
"kayaknya kalo pagi gak bisa, mungkin siang gak apa"
"makasih hyung.."
--Skiipp--
keesokkan harinya, jam 10 pagi putri dibawa ke ruang operasi untuk mengambil kasa nya. benar saja, dia sama sekali tak dibius dan dia harus menahan nafas sebentar saat kasanya ditarik dari hidungnya.
"aaaakkkkk..."
sakit dan perih, itu yang dirasakan putri. air matanya mengalir begitu kasanya ditarik. darah pun mulai keluar dari hidungnya. menurut dokter, darah itu masih akan terus keluar selama sebulan karena bekas luka operasi sebelumnya.
saat ranjangnya di bawa ke luar, chanyeol sudah ada di luar dengan raut wajah khawatir. dia langsung mendekat dan melihat ke arah putri yang menangis sambil memegangi tisu yang ada darahnya.
"kenapa masih berdarah suster?"
"ohh gak apa, biarin aja begitu. nantinya akan berhenti sendiri, tapi jika dia agak capek atau apa bisa keluar lagi. itu wajar"
biarpun perawat dan dokter bilang itu wajar, buat chanyeol ini gak seharusnya. saat putri makan siang kayak sekarang misalnya, baru aja chanyeol nyuapin dia makanan. tiba2 darah dihidung putri keluar lagi
"aku gak mau makan lagi"
"tapi sayang..."
"gak enak yeol..."
chanyeol mengusap darah yang keluar dari hidung putri dengan tisu, gak ada sedikitpun rasa jijik atau apa dari dirinya.
"cepet sembuh sih sayaaannggg... jangan sakit gini, aku takuuttt liat kamu berdarah terus gini"
"aku gak apa"
baru juga bilang gak papa, udah keluar lagi darahnya. chanyeol terus usap darahnya putri sampek berhenti.
.
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top