Chapter 5

"Elle, apa kau tidak bermaksud untuk menjawab perasaanku?" Anthony mengatakan hal itu dengan susah payah. Setidaknya ia ingin Noelle mengatakan bahwa gadis itu akan menjawab ya untuk perasaannya, namun sayangnya Noelle sama sekali tidak menjawab perasaannya. Gadis itu hanya tersenyum manis seolah-olah menguji kesabarannya.

Anthony menghela nafas panjang dan menarik gadis itu kedalam pelukannya setelah menghembuskan nafas panjangnya, "..kau akan menjawabnya tidak lama lagi Elle, kau tidak akan berani membuatku menunggu"

"benarkah?"

Kali ini Anthony tidak menjawab

"..memangnya apa yang akan kau lakukan kalau aku tidak menjawab perasaanmu?" goda Elle walaupun ia tahu dengan pasti ia seharusnya menjawab ya untuk masalah ini, tapi melihat Anthony yang biasanya sangat superior menjadi lemah tak berdaya didepannya sangatlah menggoda.

Anthony meringis sebelum mengatakan satu pernyataan yang terlintas dibenaknya, "..kau sedang menghukumku Noelle.."

"menghukum? Bagaimana kau bisa berpikir begitu?"

"..kau pasti sedang menghukum sikap kurang ajarku selama ini.." Anthony meringis lagi sebelum melepaskan pelukannya untuk menatap mata Noelle

Noelle terkekeh dan memasang wajah seriusnya, "bagaimana mungkin aku berani melakukan hal itu kepada pria yang memiliki segalanya sepertimu?"

Dan untuk pernyataannya barusan, Noelle mendapatkan satu ciuman keras yang panjang dan mampu meluluhkan hatinya untuk sebentar saja. "aku jatuh cinta padamu Elle dan kau pasti juga merasakannya bukan? Kau baru saja mengatakan bahwa kau mencintaiku Elle"

Kali ini Noelle yang meringis menyesali kebodohan mulutnya, "..apa iya? Apa aku benar-benar mengatakan hal itu? Mungkin kau hanya berhalusinasi Tony.."

"..Elle.."Anthony menghukum Noelle dengan bibirnya, menangkap nafas gadis itu dengan ciuman panjangnya.Lidahnya menelusuri lekuk bibir Noelle.Mengecap, merasakan, melumat sehingga Noelle tidak dapat berpikir apapun selain dirinya.

"..aku menyerah.. aku memang mencintaimu. Kau memang bajingan Tony, bajingan menyebalkan yang keras kepala, tapi I'm falling in love with you and I don't know when..." kemudian Noelle menarik kepala Anthony dan memperdalam ciuman mereka.

Noelle POV

Ini tidak mudah baginya. Tidak mudah baginya untuk jatuh cinta dan bahkan mengatakan bahwa dirinya jatuh cinta pada pria yang seharusnya tidak pantas ia cintai. Tapi ya, ia jatuh cinta pada pria berwajah malaikat dengan perbuatan seperti iblis ini.

Anthony memang brengsek, pria ini mungkin bajingan tapi Anthony selalu berada disisinya saat ia membutuhkannya, walaupun caranya sama sekali tidak dapat terbilang romantis...

"jadi, kau menerimaku?" Aku mendengar Tony menatap wajahku dengan rasa penasaran seakan-akan menunggu jawaban dariku.

Aku tersenyum lebar dan mendesah, "ternyata selain bajingan, kau juga bodoh Tony.."

"w-what?"

"aku bilang aku jatuh cinta padamu, dan kenapa kau masih menanyakan apakah aku menerimamu atau tidak?" desahku sambil pura-pura kesal dan melepaskan pelukanku

Anthony menarik pinggangku dan merapatkanya ketubuhnya, "aku butuh kepastian Noelle. Aku tidak ingin semua ini hanyalah sebuah mimpi.."

"..ini bukan mimpi Tony, walaupun aku juga berpikir seperti itu" aku menjawabnya dan mengecup bibirnya sekilas untuk membuktikan ini semua bukanlah mimpi.

Ya, aku juga berharap ini semua bukan mimpi. Aku bahkan tidak ingin bermimpi dan terbangun dengan rasa sakit yang melebihi apa yang sudah terjadi. Mungkin kalau aku kehilangan pria ini, itu akan menjadi hari terakhirku untuk jatuh cinta.

Anthony terus menciumku dan mengetatkan pelukannya hingga seseorang memanggil nama pria itu dari balik kami, "hei, two bird. Bisakah kalian menatapku sebentar?Terutama sahabatku Tony?"

"..Dave..what happened?" Anthony mendesah dan menatap sahabatnya yang tersenyum lebar di belakang kami sambil membawa tas di tangan kiri dan pundak kanannya.

"apa kau sudah lupa tasmu? Apa perlu kubuang di sungai Thames?"

"kau gila! Kemarikan tasku.."Anthony menjawabnya dengan kesal namun bibirnya tersungging sebuah senyuman.

David terkekeh dan berjalan kearah kami.Saat aku menyadarinya, David atau pria yang akrab disapa Dave oleh Anthony mengulurkan tangannya kedepanku. "namaku Dave atau David, terserah kau mau memanggilku dengan apa. Dan aku sahabat Tony, rasanya kau pasti akan sering bertemu denganku kalau kau memang sudah menjadi kekasih Tony.."

"well, aku Noelle dan rasanya kau pasti sudah tahu siapa aku.." aku menjawabnya sambil mengulurkan tanganku dan menjawab tangannya yang terulur

Kami berdua masih diam sambil berjabat tangan seakan menilai satu sama lain, hingga Anthony memukul tangan Dave hingga terlepas dari tanganku, "..jauhi dia bung. Atau aku pastikan kau tidak akan berada disampingku lagi"

"cemburu eh?"

"tidak! Ayo Noelle" Anthony menarik tanganku dan menjauhi David yang masih tertawa dengan keras.Tawanya memenuhi lorong kosong yang kini dijauhi oleh kami berdua.

**

Tidak jauh dari ketiga orang itu, seorang gadis brunette dengan tubuh seksi dan kaki jenjangnya menendang tong sampah yang bertengger tidak bersalah di sebelah kirinya.Matanya menatap pria tampan yang berada disebelahnya dengan tatapan berbahaya, "ini semua salahmu Lou!Seharusnya kau menggodanya bukannya malah ketakutan menghadapi Anthony!"

"jaga ucapanmu Tris! Aku sama sekali tidak takut dengan Maxmillian!"

"oh ya? Tidak takut tapi kau malah kabur saat digertak olehnya.Kau memang bukan penakut Lou, tapi pecundang!"

Louis mencengkram pergelangan tangan Tris dengan kencang,"..satu kesempatan. Berikan aku 1 kesempatan, aku akan membuat Maximillian membenci gadis itu dengan mudahnya"

"..memangnya apa yang akan kau lakukan?"

"itu bukan urusanmu Tris. Kau cukup tahu hasilnya saja" Lou melepaskan tangan Tris dan menatap gadis itu dengan tatapan penasaran,"ada apa denganmu Tris? Kenapa kau sepertinya sangat membenci gadis itu?"

Kali ini Tris hanya menatap Louis dengan mata membara, "..gadis itu tidak pantas mendapatkan Anthony, tidak.. gadis itu tidak berhak mendapatkan kebahagiaan dengan pria manapun"

"apa kau pernah mendapatkan masalah dengannya?"

"bukan aku. Kakakku.."

"..kakak?"

Tris mendesah kesal dan menelusuri rambut blonde-nya dengan jemarinya yang panjang, "aku tidak butuh mengatakannya kepadamu. Gadis itu sangat jahat! Dia membuat ayahku membenci kakakku! Okay? Aku hanya ingin membalas dendam saja padanya. Kau akan membantuku atau tidak?!"

"kau tahu aku pasti akan membantumu, Tris.."

"bagus, kalau begitu aku tunggu kabar baiknya." Kemudian Tris mengambil tas tangannya dan meninggalkan Louis yang mendesah keras

Ia memang bajingan, tapi Louis tidak pernah dengan sengaja membuat gadis manapun terluka. Dan dibanding gadis itu, ia lebih tidak ingin membuat Tris membencinya. Jatuh cinta?Ya, mungkin kalian bisa berkata seperti itu.Tapi jatuh cinta pada gadis cantik dan sombong seperti Tris? Ya Tuhan, mungkin jika neneknya yang berada dialam sana akan bangkit kembali jika itu benar-benar terjadi

Tapi ini benar-benar terjadi padanya dan Louis tidak bisa berbuat apapun selain mengikuti ucapan Tris.

Apakah dengan membuat Anthony membenci Noelle akan membuat Tris akan menatapnya?

**

1 minggu tanpa hambatan atau pertengkaran membuat Noelle yakin bahwa Anthony memang sudah berubah dan memang mencintainya. Pria itu bahkan menunggui Noelle hingga selesai kerja dari ruangan mr. Stanley tanpa mengeluh sama sekali.

Bukan hanya itu, Anthony benar-benar menunjukkan potensinya sebagai kekasih.Hampir satu kampus mengetahui hubungan mereka dan membuat Noelle jengah setengah mati. Bagaimana tidak, Anthony bahkan tidak akan segan-segan membalas orang yang menyakitinya walaupun hanya mengatai-nya saja.

Ini memang keterlaluan, tapi bagi Noelle yang selalu berjuang sendirian entah mengapa ini terasa sangat menyenangkan.

Noelle sangat menyukai sisi posesive Anthony atau sikap pria itu yang sangat suka menyentuhnya dimanapun dan kapanpun. Noelle menyadari betapa menyenangkannya dibutuhkan oleh seseorang..dan ia mendapatkannya disamping Anthony..

Namun hari ini Anthony tidak datang kekampus karena harus menemani David yang sedang mengejar tugasnya di tempat lain dan sebagai teman baiknya, David sudah mengancam Anthony untuk menemani pria itu. Noelle terkekeh saat mengingat betapa tersiksanya Anthony mendengarkan ceramah David mengenai GeoLocation yang dipelajari oleh David.

"sepertinya kau sedang senang sekali?" Noelle mengangkat wajahnya dan mendapati Louis berada didepannya dengan kacamata yang bertengger dihidungnya

Noelle tersenyum,"yea, aku sedang mengingat sesuatu yang menyenangkan"

"That's sound good. Anyway, apa kau sedang sibuk sekarang?"

"tidak terlalu, ada apa?"

"Mr. Stanley memintaku menyiapkan Geolocation untuk penelitian ke 7-nya yang bertemakan Culture yang kita bahas beberapa hari yang lalu.Apa kau bisa membantuku menyiapkan datanya?" Louis tersenyum lebar dan mengibas-kibaskan beberapa lembar dokumen yang sedang dicarinya

Noelle mengangkat sebelah alisnya dan mendecak, "kau harus menaktirku makan siang.Deal?"

"Deal!"

Kemudian Noelle mengikuti Louis ke ruangan kosong yang sebenarnya milik anggota penelitian Mr. Stanley, namun karena saat itu anggota penelitian sedang berpencar mencari data dimasing-masing kota yang ditunjuk oleh Mr. Stanley, ruangan itu kosong dan kami dapat menggunakannya dengan kunci yang kami dapat dari Mr. Stanley.

Suatu keuntungan menjadi anggota penelitian bukan?Noelle melempar tasnya disofa dan memilih duduk diatas sofa seberang yang berwarna putih pucat.Kemudian membuka beberapa dokumen dan mulai membaca. "..aku akan mencari beberapa yang ini dan kau yang lain"

"baiklah. Terima kasih Noelle dan..Maaf"

"untuk apa kau minta maaf?" Tanya Noelle heran, namun Louis tidak menjawab pertanyaannya dan mulai mencari dirak yang lain.

Ruangan itu tidak sama seperti biasanya, ada bau yang membuatnya sangat nyaman dan lama kelamaan pikirannya menjadi tidak focus. Ini memang aneh, tapi bau itu membuatnya ingin tertidur. Bau itu sama sekali tidak buruk, namun Noelle merasakan ketenangan dalam menghirum bau itu sehingga ia menarik nafas panjang untuk menghirup bau itu lebih dalam. Dan beberapa menit kemudian ia sama sekali tidak mengingat apapun

Mengetahui Noelle tertidur dengan pulasnya, Louis kembali dari rak yang terdapat 2 meter dari situ dengan menjepit hidungnya dengan saputangan yang dibawanya.Setelah bau diruangan itu menipis, Louis melepas sapu tangannya dan mengeluarkan kamera. "..maafkan aku Noelle. Aku tidak memiliki dendam padamu, tapi aku harus melakukannya.."

Kemudian Louis melepaskan pakaian Noelle dan memeluk gadis itu yang masih tertidur pulas, mendekatkan wajahnya pada wajah Noelle, mengecup pundak mulus gadis itu dan tangannya mulai meraba paha mulus Noelle

Kamera yang memang sudah disiapkan dengan timer yang sudah disetel membuat Louis melakukan rencananya dengan sempurna. Walaupun dalam hatinya ia sama sekali tidak ingin melakukan hal ini, karena dengan melakukan hal ini gadis yang jelas tidak tahu apapun akan mendapatkan sorot kebencian dari pria yang sangat dicintainya itu.

Setelah menyelesaikan rencananya, Louis mengenakan baju Noelle seperti semula dan mengecup sekilas kening gadis itu, "..maafkan aku Noelle.." dan meninggalkan gadis itu dengan perasaan bersalah yang muncul disudut hatinya namun berusaha ditepisnya.

**

Noelle bangun dengan perasaan segar dan menyadari bahwa Louis tidak berada diruangan itu, berkas-berkas yang tengah dipegangnya tadi juga tidak ada.

"Louis? Kau berada disana?"Noelle mencoba memanggil Louis di rak yang terdapat diruangan itu namun tidak ada jawaban.Kemudian Noelle menyadari bahwa pria itu memang sudah tidak berada diruangan itu lagi selain dirinya sendiri.Ini sangat aneh karena seharusnya pria itu menunggu Noelle walaupun dirinya tengah jatuh tertidur.

Kemudian Noelle mendengar getar ponselnya dan segera mengangkatnya sambil tersenyum saat tahu siapa pemilik telepon itu, "ya?"

"kau dimana?"

"aku berada diruang penelitian Mr. Stanley" jawab Noelle sambil merapikan tasnya dan memasukan beberapa berkas dokumennya.

"aku berada diparkir, kau turun sekarang? Let's have a dinner, I'm starving and Dave not let me have a properly lunch..!"

"10 menit. Give me 10 minutes. See you" kemudian Noelle mematikan ponselnya sambil tersenyum dan setengah pikirannya masih bertanya-tanya kemana Louis apakah data yang diminta Mr. Stanley sudah selesai. Tapi mendapati pikiran kedua dimana Anthony sedang menunggunya, membuatnya melupakan pikiran pertamanya dan memilih untuk bergegas bergabung dengan Anthony dilapangan parkir

**


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top