June 6th . The Triangle

Sub genre: Teenfic

Masuk ke lubang di antara reruntuhan membuat Alan dan Yoru tidak tahu-menahu yang terjadi di luar sana. Keduanya hanya menunggu sampai tornado berhasil melewati area tersebut. Suaranya menggelegar dan terjadi selama beberapa menit, diiringi badai yang tak kunjung berhenti.

Alan menatap Yoru. Kucing itu berubah menjadi seorang gadis lagi sekarang. Alan tidak tahu kenapa Yoru mengekorinya kemari. Kucing jadi-jadian itu bahkan tidak memberi tahu padanya darimana dia berasal. Alan hanya ingat bahwa dia menemukan Yoru di depan halaman rumah sang kakek waktu itu.

"Apa? Ada apa?"

Pemuda itu mengerjap seketika. Dia sontak membuang muka ke arah lain. "Tidak. Bukan apa-apa," jawabnya kikuk.

Suasana kembali hening. Sampai akhirnya, Alan memilih untuk ke luar lubang dan melihat keadaan. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat sesosok perempuan yang dicarinya sejak pertemuan mereka di kastil tua.

"Kau ...."

Perempuan itu mengayunkan satu tangan ke wajah hingga rupanya berubah menjadi seorang gadis yang seusia dengan Alan. Pemuda di depannya tersentak.

"K-kau ...."

"Alan?" Yoru memanggil dan terpaku ketika melihat gadis yang berdiri tidak jauh dari mereka. "Jangan bilang kalau kau mengubah rupamu lagi?" omelnya. "Menjadi orang yang disukai Alan? Wow, menarik sekali!"

Gadis berambut cokelat itu menyeringai tipis. "Aku memang dia. Aku memang Anne Moris," jawabnya.

Alan maju beberapa langkah mendekati gadis bernama Anne itu. "Anne? Bukannya kau---"

"Apa kau tidak memercayaiku?" sela Anne.

"Tidak, bukan begitu. Maksudku ...."

Yoru menghampiri Alan. Tatapannya yang tajam mengarah ke Anne.

"Dia menyukaimu, Alan," ucapnya. "Tapi dia melihatmu denganku selama ini."

Alan menoleh. "Apa maksudmu?" selisiknya.

"Di matanya, aku tidak terlihat seperti seekor kucing hitam," ujar Yoru. "Di matanya, aku adalah seorang gadis. Dia ingin memisahkan kita dengan cara mengambil sesuatu yang berharga darimu agar kau mengikutinya kemari."

"Tapi yang mencuri batu itu ada banyak orang, Yoru," sangkal pemuda bermata biru tersebut.

"Ya, itu hanya akal-akalannya saja."

Kening Alan makin berkerut.

"Dia adalah penyihir." Yoru mengarahkan telunjuknya kepada Anne. "Penyihir bisa melakukan apa pun yang mereka mau, termasuk memanipulasi dirimu."

Saliva Alan tertelan. Dia memalingkan wajah ke arah perempuan di depannya.

"Benarkah itu, Anne?"

Anne tampak meneguk liur pahit. Jelas sekali terlihat oleh Alan dan Yoru.

"Aku ... Aku minta maaf, Alan," ucapnya. "Tapi sungguh, aku tidak berniat membawa batu ini pada awalnya!"

"Apa aku bisa mempercayaimu?"

Anne tersentak. Tubuhnya diam kaku begitu saja mendengar ucapan Alan barusan.

****

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top