Part 36
Berkali-kali Dean menolak saat papanya berusaha mengenalkan bisnis pada anak semata wayangnya. Jepara tidak hanya kota kelahiran papanya, bahkan sebagian bisnis papanya ada di sana. Sementara mamanya membantu menangani bisnis yang di Jogja jika papanya sedang melakukan perjalanan ke luar kota. Sebagai anak tunggal, orangtuanya sangat menginginkan Dean menjadi penerus perusahaan yang baik.
Bukannya ingin menentang orangtuanya, Dean selalu memberikan banyak alasan setiap kali papanya mengajaknya melihat proyek yang sedang ditangani. Dean pernah sekali mengiyakan ajakan papanya untuk melihat proyek pembangunan rumah yang sedang ditangani. Namun Dean tidak bisa konsentrasi sama sekali, penyesalan pada Dena selalu datang setiap kali melihat desain rumah.
Dean tak berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Seandainya saja dia sendiri yang berangkat membeli es krim untuk Dena, adiknya mungkin masih tetap hidup sekarang. Berhari-hari kecelakaan itu menjadi mimpi buruk yang mendatangi tidur Dean setiap malam. Keesokan harinya Dean pasti menghabiskan waktunya dengan menangis di pusara Dena.
Cita-cita adiknya untuk menjadi arsitek melekat di kepala Dean. Hampir setiap hari Dena menggaungkannya di depan Dean. Adiknya ingin sekali bisa membantu bisnis papanya. Tapi ternyata hadiah es krim darinya setelah berhasil mendapatkan nilai sempurna itu yang justru merenggut nyawa adik kesayangannya.
Maafkan aku, Dena. Bisiknya lirih, matanya mulai memanas membuat pandangannya semakin kabur. Dean kembali mengusap wajahnya dengan kasar. Dadanya terasa nyeri mengingat kejadian tiga tahun yang lalu.
Berkali-kali Dean menggembungkan pipi, meniupkan udara. Namun sesak yang menusuk dadanya tak kunjung menghilang. Terjebak dalam rasa bersalah yang tak jelas ujungnya sangat membuatnya tersiksa. Keinginannya menutup lembaran kelam menjadi semakin mustahil semenjak pertemuannya dengan Gia.
Senyuman Gia benar-benar memutar kehidupannya kembali pada tiga tahun yang lalu. Mata bulatnya selalu terlihat menggemaskan setiap kali Gia kesal, membuatnya mengurungkan niat setiap kali ingin berhenti menggodanya. Dia selalu berusaha membuat Gia menjadi naik darah.
Dean kembali mengusap wajahnya yang basah dengan telapak tangan kirinya. Keinginannya menghapus bayangan wajah Gia seolah menjadi hal yang tidak mudah. Sesuatu bergumul di hati menciptakan senyum getir menghiasi bibirnya. Pikirannya berusaha kembali tersadar bahwa Gia bukanlah orang yang sama.
Sering kali Dean ingin menahan mulutnya agar tidak menyakiti hati Gia lagi. Tapi kata-katanya meluncur begitu saja setiap kali bertemu dengan gadis itu. Dorongan untuk membuat Gia kesal lebih kuat daripada menahan lidahnya yang tajam. Tenggorokannya seperti tak punya sekat, membuat kata-kata pedas meluncur begitu saja dari mulutnya. Dean se melalu merutuki diri setelah mengulangi kesalahan.
Dean kembali melaju lebih kencang, motornya terus menembus rintik hujan. Tidak lama lagi dia akan sampai ke tempat tujuan. Dean mengurangi kecepatan sebelum roda membelok ke kawasan ruko. Jalanan mulai sepi saat laju motornya menuju sebuah toko dengan tulisan mencolok di bagian atas pintu. Warna cat yang berbeda dengan toko lain membuatnya lebih mudah untuk dikenali.
Tak ada bosannya Dean mengunjungi galeri milik Pak Sofyan, salah satu pelukis ternama di kotanya. Tidak terlalu besar, tapi ditata sangat rapi hingga memberikan kesan ruangan lebih luas dari yang sebenarnya. Lukisan besar dipajang hampir memenuhi setiap sisi dinding. Seni pahat diletakkan di beberapa tempat sebagai pemanis ruangan.
Anak-anak usia sekolah dasar menyeruak keluar dari salah satu ruangan. Masing-masing menenteng sebuah gulungan kertas. Di hari tertentu Pak Sofyan mengajar lukis untuk anak-anak. Kecintaannya pada seni tidak hanya membuatnya menjadi seorang seniman. Tapi juga membangkitkan niatnya untuk berbagi dengan mengajar seni lukis untuk anak-anak.
Dean merasa menemukan surga disini, tapi masih ada sesuatu yang mengganjal hatinya. Ada yang salah dalam dirinya, ingin memperbaiki tapi tak tahu harus mulai dari mana.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top