Part 2
Bibir Reno mencebik. "Awas kubalas nanti," bisiknya pada Hamid yang seolah tak peduli.
Berkali-kali Hamid menjadikan Reno sebagai tumbal setiap kali ketauan ribut sama guru, tapi tak berpengaruh apa-apa dengan persahabatan mereka. Secepat mereka marahan maka secepat itulah mereka akan akur kembali.
Reno melangkah ke depan dengan malas. Seketika jarinya berubah kaku, otaknya berhenti tak tahu harus menuliskan apa. Dia berusaha menulis sesuatu sambil mengingat bisikan Gia yang tak terlalu jelas didengarnya sebelum dia beranjak maju ke depan kelas. Berkali-kali dibacanya angka yang tertulis di white board. Untung saja Reno punya ingatan yang kuat, berusaha menyambungkan angka yang ditulis Yustin sambil mengingat ucapan Gia. Sehingga tak perlu waktu lama untuk menyelesaikan soal. "Bagus! Ternyata kamu nggak cuma pinter bikin onar saja Reno."
"Saya nggak betah lama-lama berdiri di depan, Bu." Reno seolah tak peduli dengan ucapan guru yang terkenal killer ini. Jarinya sudah nggak sabar ingin membuka lagi gumpalan kertas yang terselip di sakunya.
"Gimana caranya kamu bisa ngerjain soal ini?" Mata Yustin mengerling ke arah Reno.
"Karena saya memang cerdas Bu," jawab Reno pongah diiringi seruan huu yang panjang dari teman-temannya.
Yustin hanya menggeleng pelan sebelum melanjutkan penjelasannya tentang Trigonometri. Kelas kembali hening saat suara Yustin kembali memenuhi ruangan. Semua murid terlihat menyimak, meski sebenarnya pikiran mereka sudah membayangkan segarnya jus jeruk dan lezatnya mie goreng di kantin.
Tatapan Yustin menyapu ruangan dan berhenti di bangku paling pojok, tepat di tempat duduk Dean. Seperti hari sebelumnya, Dean dengan santainya meletakkan kepala di sandaran kursi. Atau jika sedang beruntung Yustin justru akan mendapati kepala Dean menelungkup dengan kedua tangan yang dilipat ke depan. Berkali-kali siku Tundra yang menggoyangkan lengan Dean tak akan bisa membuat matanya terbuka. Dean akan mengangkat kepalanya cepat hanya ketika mendengar suara bel istirahat berbunyi.
Entah sudah berapa kali Yustin mengeluarkan omelannya, hanya untuk membuat Dean berubah menjadi normal seperti murid yang lainnya. Namun, usahanya seolah tak berbekas. Omelan Yustin hanya akan mampir sebentar di telinganya, kemudian menguap begitu saja tanpa meninggalkan jejak di kepalanya. Yustin harus menambah stok kesabarannya untuk tetap mempertahankan Dean menjadi penghuni pojok ruangan saat kelasnya berlangsung.
Kasak kusuk semakin keras di belakang punggung Yustin saat bel istirahat mulai menggaung di setiap sudut sekolah. Bangku-bangku seolah sudah ditancapi jarum hingga membuat siapa saja yang di atasnya merasa kepanasan. Tubuh mereka mulai menggeliat mengikuti amukan perut. Yustin membalikkan badan bersamaan dengan suara tawa Hamid yang pecah.
Sedangkan Reno masih sibuk dengan penanya yang sibuk menggoreskan sesuatu di kertas yang tadi dilempar Gia. Setelah berpindah tangan berkali-kali berhasil membuat kertas itu menjadi kumal. Reno masih saja sibuk dengan gambarnya hingga tak menyadari Yustin sudah berdiri di depannya. Bahkan dia tidak peduli dengan tangan Hamid yang berkali-kali menggoyangkan lengannya. Seseorang mengambil paksa kertas kumal dari atas meja, membuatnya mengangkat kepala.
"Mampus!" Reno mendesis setelah melihat wajah orang yang telah merampas kertasnya.
Kedua pipi Yustin berubah seperti kepiting rebus saat melihat gambar wajah di kertas yang sedang dipegangnya. Memang tidak mirip aslinya, tapi bentuk poni dan tahi lalat yang diletakkan di atas cuping hidung cukup menjelaskan siapa yang ada dalam gambar. Seperti seorang perempuan, namun terlihat seram saat bagian bawah hidung diarsir tebal menyerupai rambut. Sepanjang garis pipi pun dibuat sama, sampai setengah lingkaran.
Seisi kelas menatap pada poros yang sama, Reno yang menunduk lemas seolah berusaha mengelupas wajahnya agar tidak dikenali. Tatapan mereka bergantian ke arah Yustin yang hampir tidak bisa menahan amarahnya.
"Reno! Kamu mau melecehkan saya?" ucapan Yustin hampir memecahkan gendang telinga siapa saja yang mendengarnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top