Chapter 11 : Nama Baru
Di Rumah Profesor Garen....
Garen mengangguk-angguk menandakan paham akan cerita Yuui.
"Begitu ya, kau terhisap oleh sebuah portal yang dibuka oleh Gunnera ya. Aku paham." Ucap Garen.
"A, apakah Profesor tau cara buka portal nya? Aku.... Aku mau pulang." Pinta Yuui dengan mata berkaca-kaca.
Garen memasang pose berpikir, "Hmmm..... Aku tidak bisa membuka portal itu. Tapi kalian bisa membuka portal itu. Hanya saja.... Kalian harus berada di sumber air langit untuk membuka portal itu."
"Sumber... Air langit? Hujan kah?" Tebak Yuui asal-asalan.
Garen menepuk jidat sendiri, "Hahhh itu terlalu simpel, Yuui. Kata-kata itu aku temukan di sebuah buku kuno. Sumber air langit itu adalah kata kunci dari cara membuka portal, Yuui. Kau pasti bisa memecahkannya."
Yuui menghela nafas, "Baiklah baiklah. Aku mengerti. Terima kasih Profesor Garen."
"Dan Yuui, kau harus menyiapkan nama mu yang baru. Disini, kau tidak bisa memakai nama Liyaru Yuui. Untuk sementara, kau mengganti nama mu." Ujar Garen dengan tatapan serius.
"H, hah??!! Nama baru?!! Tidak tidak. Aku sudah terbiasa dengan nama ini. Kenapa harus diganti?" Yuui langsung menolak mentah.
Garen menghela nafas, "Keberadaan kalian disini karena rencana dari Tim Black Evil. Jika mereka tahu kau masih hidup, bisa saja mereka datang kesini dan menghancurkan dunia ini. Kedatangan kalian kesini ibarat bom, Yuui. Jika salah seorang dari tim mu diketahui oleh mereka, maka dunia ini akan hancur. Paham?"
Yuui mengangguk, "Benar juga. Baiklah. Profesor, tolong beri aku nama. Aku tidak tahu jenis nama di dunia ini."
"Hmm... Nama ya.. Sebentar." Garen langsung membuka buku kamus nya dan membolak balikkan halaman kamus itu.
Yuui duduk dan sesekali makan pop mie milik Garen.
"Makanan mu selalu ini ya.... Rasanya sangat aneh di lidah ku. Uhhh aku merinding memakannya." Yuui langsung minum air putih.
"Hei hei, jangan remehkan makanan instan itu. Itu adalah makanan yang bisa dibuat dengan sangat cepat. Sangat praktis untuk ukuran profesor sepertiku." Ucap Garen yang masih fokus dengan kamusnya.
"Hmm dibuat dengan sangat cepat ya. Aku jadi penasaran." Yuui menggumam pelan.
"Ohh!!! Aku dapat nama yang bagus untukmu, Yuui!!!!" Seru Garen.
"He? Benarkah, profesor? Apa nama baru ku, prof?"
"Hoho.... Nama mu adalah Shierly Zheva. Gimana? Baguskan? Hoho nama buatan ku selalu bagus." Ujar Garen dengan nada menyombongkan diri.
Yuui memasang pose berpikir, "Shierly Zheva ya... Lumayan, Profesor Garen. Terima kasih, Prof." Yuui menjawab dengan senyum senang.
"Untuk sementara, kau tidur di sofa ruang tengah disana. Besok, aku akan menghubungi seseorang untuk membawa mu kerumah nya." Ucap Garen dengan meletakkan bantal di sofa ruang tengah.
"H, hah?!!!!! Apa aku tidak bisa tinggal disini? Bukankah profesor masih jomblo? Jadi aku bisa tinggal disini dong." Ucap Yuui menyangkal.
"Justru itu yang ku khawatirkan, Yuui. Nanti tetangga akan curiga dengan kehadiran mu. Bukankah lebih baik kau mencari teman satu tim mu dengan cara berbaur dengan orang-orang di dunia ini?" Usul Garen.
"Hmm benar juga. Baiklah baiklah. Aku akan tinggal dirumah nya jika dia tidak menyebalkan." Ucap Yuui yang sedang duduk di sofa.
"Disini yang menyebalkan itu kau, Yuui. Bukan siapapun." Garen gumam pelan.
Keesokan harinya......
Dirumah Profesor Garen, sudah terdengar bunyi ribut walau saat itu masih tergolong pagi buta.
"Hei Yuui, saat kau dirumah nya nanti kau dilarang menggunakan kekuatan mu sembarangan. Di dunia ini, tidak ada yang mempunyai kekuatan seperti kalian. Paham?" Ucap Garen sambil makan pop mie.
"Iya iya aku paham, Profesor Garen. Hahhh aku bosan mendengar mu bicara begitu. Tidak adakah peraturan lain yang harus ku turuti selain mengeluarkan kekuatan ku?" Tanya Yuui diiringi helaan nafas.
"Tidak ada. Hanya itu saja dan, oh iya aku sudah mendaftarkan mu sekolah." Ucap Garen dengan santai.
"H, hah?!!!! Sekolah?!!! Profesor Garen, aku tidak lama di dunia ini. Kenapa harus sekolah? Aku tidak mau sekolah."
"Yuui, kalau kau tidak sekolah nanti bisa-bisa identitas mu akan ketahuan. Maka dari itu, bertingkah lah seperti sparks biasa tanpa kekuatan, Yuui. Lagipula, sekolah itu untuk orang yang istimewa. Kau jadi tidak perlu khawatir." Ucap Garen dengan santai.
Yuui menghela nafas, "Baiklah baiklah. Aku paham."
Garen melihat ke arah jam dinding.
"Hmm, sebentar lagi orang yang akan menjemput mu akan datang. Kau tunggu saja di sini ya. Aku mau membuang sampah pop mie di belakang rumah." Ujar Garen dan dijawab anggukan oleh Yuui.
Yuui duduk terdiam sambil memikirkan sesuatu.
"Kalian... Sebenarnya ada dimana? Apakah kita semua ada di dunia yang sama?" Batin Yuui merasa gelisah.
Disaat waktu yang bersamaan, bel Rumah Garen berbunyi dan membuat Yuui sedikit kaget.
"H, heh?!! A, apa itu dia?! G, gawat! Profesor!!!!!!!"
Yuui berlari ke arah tempat Garen.
Profesor Garen yang baru masuk ke dalam rumah karena baru selesai membuang sampah pun kaget dengan adanya Yuui yang berlari cepat.
"Oi, ada apa? Kayak melihat hantu saja."
"I, itu Profesor.... Ada tamu. Aku tidak pandai menyambut tamu, jadinya aku lari mencari profesor aja."
Mendengar alasan Yuui yang terkesan konyol, Profesor Garen segera ke ruang tamu dan membuka pintu.
"Ah ternyata kalian. Ayo masuk dulu. Dia lagi bersiap siap." Ucap Profesor Garen sambil membuka pintu lebih lebar.
Tamu yang datang tersebut kemudian masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Tak lama kemudian, Garen menghampiri tamu tersebut dengan Yuui di sebelahnya. Sosok tamu tersebut sangat terkejut melihat Yuui yang ada di sebelah Garen.
"Yuui?! Kenapa kau ada disini?! Bukankah seharusnya kau ada di rumah sakit?"
Yuui ikut terkejut karena orang didepan nya mengetahui nama nya. Garen yang pintar melihat situasi tersebut langsung paham. "Ternyata Erin ya yang membawa Zheva ke rumah sakit. Terima kasih ya. Tapi Zheva tidak menyukai rumah sakit, karena ada trauma masa kecil." Garen langsung mengambil alih situasi tersebut.
"Zheva? Eh? Namanya bukan Yuui?" Erin bertanya lagi dengan kebingungan.
Garen tertawa kecil dan tersenyum, "Yuui ya... Sudah lama aku tidak mendengar nya. Itu hanya nama yang sering dia gunakan saat bermain peran. Dia mendapat peran menjadi pendekar pedang."
Erin mulai paham dan menganggukkan kepala nya. "Ah ternyata begitu ya. Nama mu Zheva ya. Perkenalkan, nama ku Anargya Erin. Kau bisa memanggil ku Kak Erin. Mungkin ini mendadak, tapi ku dengar dari Profesor Garen, kalau kau tidak punya tempat tinggal ya. Jadi kau akan tinggal bersama aku dan ayah ku."
Yuui mulai paham dengan skenario yang dibuat oleh Profesor Garen untuk nya dan memilih untuk mengikuti skenario nya. "Ah iya, terima kasih telah menerima ku, Kak Erin. Maaf jadi merepotkan mu."
Erin tersenyum dan mengusap kepala Yuui dengan lembut. "Tidak merepotkan kok. Aku jadi seperti punya adik lagi. Rumah akan kembali ramai."
Merasa diterima dengan baik, Yuui merasakan perasaan hangat yang tiba-tiba muncul. Ia hanya menganggukkan kepala.
"Kalau begitu Profesor Garen, kami pulang dulu ya." Ucap Erin sambil memegang tangan kanan Yuui. Profesor Garen menganggukkan kepala, "Ah baiklah. Hati-hati di jalan ya. Ini sudah larut. Zheva, jangan nakal ya dirumah Erin nanti."
Yuui langsung cemberut saat diberi pesan seperti anak kecil. "Tenang saja, Profesor. Aku tidak akan nakal dan tidak akan pernah."
Erin dan Profesor Garen tertawa mendengar jawaban dari Yuui. Setelah itu, Erin dan Yuui berjalan pulang ke rumah bersama. Suasana menjadi hening dan hanya terdengar suara jangkrik malam. Cahaya bulan bersinar terang di malam yang sunyi.
Tak butuh waktu lama, kini mereka sampai di rumah yang ada papan Anargya di pagar nya. Erin mengajak Yuui masuk ke dalam ruang kerja ayah nya, Elion untuk memperkenalkan Yuui.
"Ayah, hari ini aku baw-" Ucapan Erin terputus saat melihat Elion yang tertidur di ruang kerja nya dan TV masih menyala. "Astaga ayah. Sudah berapa kali aku bilang, kalo tidur tuh di kamar. Ah Zheva, aku antar ayah dulu ke kamar yah. Nanti aku tunjukkan kamar mu." Erin membopong tubuh Elion perlahan dan membawa nya ke kamar milik Elion.
Yuui hanya menganggukkan kepala dan mengalihkan pandangan ke TV yang masih menyala dan menyiarkan sebuah berita. Yuui memperhatikan sebuah siluet yang bagi nya sangat familiar yang ditunjukkan oleh reporter tersebut.
"Tunggu, berambut coklat merah menyala... Pakaian nya... Astaga itu Kii! Dia masuk TV?! Tunggu, apa dia sedang dikejar? Uhh foto nya blur, pasti fotografer nya amatir nih. Tapi jika memang Kii sedang dikejar, dia... Dikejar oleh siapa? Apakah itu berarti kami semua sedang ada di dunia yang sama?"
Yuui hanya berdiri terdiam menghadap TV sambil berpikir keras. Entah apa yang terjadi kepada Kii saat ia tiba pertama kali di dunia asing.
To be Continue
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top