BAB II: Topeng
◇ disclaimer;
Blue Lock diciptakan oleh Muneyuki Kaneshiro dan Yusuke Nomura. Saya hanya meminjam karakter-karakternya dan sama sekali tidak mengambil keuntungan materiil dari adanya tulisan ini.
Tulisan ini terinspirasi dari light novel spin-off Blue Lock official. Jadi gaya bahasa disesuaikan dengan versi terjemahan aslinya.
.゚+.(・∀・)゚+.゚
Jalanan aspal di hari pertama Anna bersekolah di SMA Hakuho dipenuhi kelopak sakura yang gugur. Bibir gadis itu tersenyum lebar. Ia lebih dari siap untuk melewati hari-harinya yang serba gratis itu dengan damai. Di upacara penerimaan murid baru, ia berkenalan dengan beberapa gadis. Yah, Anna itu memang miskin, bukan berarti ia tak pandai bergaul.
“Gara-gara aku bisa masuk SMA Hakuho, orang tuaku akan mengajakku jalan-jalan tur keliling Eropa di musim panas~” Seorang gadis kenalannya bicara.
Kini mereka tengah duduk di barisan kursi lipat sembari menunggu upacara dimulai. Fukada Yumi mengibaskan rambutnya sembari mengangkat satu kaki di atas kaki lainnya. Lagaknya yang bagai tuan putri itu cukup menegaskan Anna, bahwa Fukada tidak dibesarkan dengan cara yang sama dengannya.
“Kalau aku … hm, diberi tas Hermes saja sih….” Gadis lainnya menimpali.
“Wah, kalian curang. Kalau aku hanya dibelikan mobil. Bikin muak deh!”
Anna terdiam cengo dengan alis bertaut. Gadis itu memasang wajah pura-pura kagum meski mentalnya cukup terpukul. Rasanya seperti ada batu besar yang menghantamnya dari atas jurang palung Mariana. Lantas ia baru kembali ke kenyataan ketika salah satu gadis kenalannya menjentikkan jari.
“Ano … hei, Hishimoto-chan, bagaimana denganmu? Pasti orang tuamu memberikan sesuatu yang lebih mewah daripada orang tua kami, kan?”
“A-ah?! Eeer….” Anna bingung menjawabnya, jadi dia memberikan sedikit kebohongan. “Mereka tidak memberikanku apa-apa karena aku sedang dihukum hahaha. Yah, itu panjang ceritanya.”
Para gadis itu tampak kaget, lalu sepersekian detik kemudian menatap kasihan. Mereka berpikir kalau orang tua Anna adalah tipikal orang dewasa yang tegas dan kejam. Kasihan sekali gadis ini, pikir mereka. Padahal mereka tidak tahu saja, kalau Anna berada di dunia yang berbeda dari mereka. Mana mungkin si gadis bermarga Hishimoto bisa mendapat hadiah-hadiah di luar nalar seperti mereka.
Bahkan, untuk menikmati fasilitas di SMA Hakuho pun Anna harus susah payah belajar dan memperebutkan beasiswa dari ribuan murid SMP lainnya.
Obrolan gadis-gadis itu pun berlanjut, sementara Anna larut dalam pikirannya sendiri dan menerawang jauh ke podium.
Kalian tidak akan mengerti karena sejak awal kalian tidak pernah hidup di apartemen reyot yang lampunya redup seperti aku. Jadi buat apa aku susah-susah menjelaskan? Toh, jika kalian tahu aku ‘berbeda’, maka kalian tidak akan mau berteman denganku, kan?
Spekulasi-spekulasi negatif itu terus bermunculan di dalam kepala Anna. Mereka tumbuh lalu melayang dan diikat dengan rantai besi berkarat, menciptakan mental block yang nyata untuk si gadis.
Tujuan kalian masuk ke SMA ini mungkin untuk mendapatkan hadiah keren dari orang tua, tapi … justru aku mati-matian masuk ke sini karena tidak ingin menyusahkan keluarga yang membiayai kehidupanku. Melalui beasiswa, aku bisa hidup di sini dengan ‘gratis’ dan tidak menyusahkan mereka lagi.
Sampai pada saatnya nanti, aku bisa bekerja dan menghasilkan uang untuk diriku sendiri.
ーto be continued...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top