3

aku juga ingin dicintai.
aku mencintaimu sepenuh hati.
setiap hari aku mengikutimu seperti bayangan.

tersenyum namun sebenarnya dia menangis.

waktu berjalan cepat sekali padahal ia mengharapkan waktu kalau bisa lebih baik berhenti. pada lain waktu ia mengharapkan waktu cepat berlalu, hari ini berganti besok begitu seterusnya sebelum kenyataan akhir akhir ini terjadi dan mengutuk harapan waktu cepat berlalu yang mengapa bisa dengan mudah terkabul. namun ia tidak akan menyalahkan sesuatu yang telah terjadi, jika saja bukan karena waktu cepat berlalu mungkin ia tidak akan merasakan perasaan semenyenangkan ini terjadi padanya. 

sudah lama sekali ia menantikan saat saat seperti ini, bukan lagi hanya angan angan belaka. tidak lagi menjadi bayangan untuk seseorang yang dicintainya, ia akan mengatakan hal tersebut adalah suatu perasaan yang terbalaskan, biarkan jika ia dikatai terlalu percaya diri. ia bahagia dengan apa yang dilakukannya, mengabaikan tiap kalimat untuk berhenti yang akhirnya membuahkan hasil. selalu menjawab sibuk ketika menerima pertanyaan kemana ia akan pergi, namun menyelipkan kalimat meyakinkan sehingga tidak mungkin untuk tidak memberi izin.

"kau suka pantai?" Taehyun bertanya sembari tangannya mengepal butiran pasir lalu ia jatuhkan dengan perlahan pada gengamannya.

"sangat. tempat ini sering aku datangi ketika aku mulai lelah dengan hari hariku." jawab Beomgyu dengan senyum terbaiknya. menghirup udara pantai ketika senja akan berganti menjadi malam adalah aroma alami paling terbaik yang akan Beomgyu letakkan posisinya paling teratas. aroma menenangkan apa lagi disaat hatinya tidak baik baik saja, perutnya yang akan selalu tergelitik disetiap kalimat yang dilontarkan oleh Taehyun.

"apa kau lelah?" tanya Taehyun dengan wajah yang sepenuhnya menoleh pada Beomgyu. membuat yang ditanya gugup seketika.

"h-hah? tidak kok, kenapa bertanya begitu?" tanya Beomgyu balik kepada Taehyun, takut kalau ternyata Taehyun memberinya kode bahwa ia sudah bosan.

"katamu kalau lelah kau suka kemari."

Beomgyu menyahut cepat dan mengibas ngibaskan tangannya, "tidak kok, kan kau yang mengajakku kemari." 

Taehyun tertawa dan membenarkan perkataan Beomgyu. tidak melewatkan tiap kesempatan untuk menjadi saksi wajah manis itu tersenyum canggung. Beomgyu berkepribadian pemalu, jadi ia belajar bagaimana tersenyum untuk seorang Taehyun, bukanlah hal mudah.

"hei! mari lebih dekat lagi." Taehyun mengulurkan tangannya pada Beomgyu, "apa kamu keberatan?" lanjut Taehyun. 

kamu? apakah Taehyun ingin sebegitu dekat dengannya? baiklah Beomgyu akan melakukannya. membalas uluran tangan itu dan satu anggukan menjadi awal mula kekecewaan Beomgyu. mengetahui siapa sosok yang menjemput Taehyun menghasilkan kesedihan yang mendalam baginya. 

Memacu langkah kakinya dengan gusar perasaannya kacau, hatinya dibuat sakit lagi. mengabaikan panggilan dibelakangnya, tidak mau untuk menengok barang sejenak ataupun hanya untuk berhenti. padahal nafasnya sudah tersengal sengal, dan detak jantungnya mengisyaratkan ia harusnya berhenti. namun ia tetap acuh pada sekitarnya, yang ia inginkan hanya menjauh dari Taehyun dan menangis sekencang kencangnya di kamarnya. dan tidak akan mendengarkan siapa pun yang memintanya untuk keluar dari persembunyiannya, dunia terlalu kejam padanya. 

berapa lama lagi, berapa lama lagi Beomgyu harus melihat Taehyun sendiri seperti ini. cintanya yang tak berarti ini, cinta yang menyedihkan ini. Beomgyu ingin menyerah saja rasanya, sakit hatinya benar benar terbuka lagi disaat ia telah berhasil menjarit dengan perlahan, tapi mengapa kembali terbuka dengan sedemikian rupa. mengabaikan ketukan pintu yang awalnya pelan menjadi sangat brutal, di luar sana ia yakin telah membuat kekacauan. 

Jungkook benar benar dibuat cemas bukan main saat mendapat panggilan telepon dari kekasihnya. menerima laporan tentang sang adik, yang padahal ia seharunya tidak meninggalkan ruangan karena perusahaannya yang baru saja menerima pertemuan penting. pergi begitu saja saat rapat akan dibuka, yang terpenting saat ini adalah adikknya. tangannya mulai ngilu, mendesis pelan dan mencoba menekan amarahnya sebisa mungkin. 

"Beomgyu, hyung mohon keluar sebentar ya?" 

"Beomgyu dengar! jangan sampai hyung harus merusak pintu ini."

"cepat keluar Beomgyu!" pada akhirnya Jungkook menggertak, ia hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada adikknya. 

"aku benci Jungkook hyung. sangat sangat benci, hyung tega menjadi salah satu orang yang juga ambil alih peran dalam menyakitiku, kenapa hyung? kenapa?." 

tangis Beomgyu terdengar pilu menyayat hati Jungkook begitu dalam. Satu tetes berhasil mengalir begitu saja. Seharusnya Jungkook memberi tahu lebih dulu.

"hyung akan dobrak pintu ini sekarang juga Beomgyu."

Menabrakkan tubuhnya pada pintu kayu yang kokoh berdiri tanpa terguncang sedikitpun. Apa Beomgyu yang merancang agar pintu ini tidak mudah dibuka oleh siapa pun. Pintu penghalang ini lah yang menjadi penyelamat Beomgyu untuk bersembunyi. Namun sepertinya tidak cukup kuat untuk menerima dorongan dari tubuh Jungkook sehingga pintu itu terbuka lebar.

Menghampiri sang adik yang tengkurap pada kasur. Badannya bergetar suara tangis itu menusuk telak gendang telinga Jungkook. Bagaimana mengingatkan Jungkook akan peristiwa yang sudah lalu. Tangisan itu terdengar sama.

Penolakan begitu keras ia dapati ketika tangannya berlabuh pada kedua bahu yang bergetar itu.

"hyung minta maaf Beomgyu."

"diam! Apa yang hyung katakan barusan juga sama dengan dulu," Beomgyu menatap penuh kecewa kepada sang kakak yang menyiratkan kekhawatiran yang mendalam padanya, tapi sakit hatinya lebih dalam lagi. "maaf maaf maaf seharusnya hyung mencegah Eomma dan Appa pergi! Maaf terus tapi mereka mati akhirnya."

"maaf hyung ini hyung itu! Tapi hyung ulang terus kesalahan hyung sendiri. Padahal disini hyung tahu semua tahu segalanya. Tapi kenapa hyung kenapa?" Beomgyu berteriak dengan meremat sedikit rambutnya.

"kali ini tindakan hyung benar benar mengungkap kenyataan kalau Jungkook hyung tidak menyayangiku!"

"BEOMGYU."

"sakit hyung sakit, disini," Beomgyu menyentuh dadanya merosot dihadapan Jungkook. "padahal Beomgyu cuma mau bahagia, dan bahagia Beomgyu ada di Taehyun."

Pernyataan sang adik menampar telak Jungkook yang hanya bisa memeluk erat sang adik. Menyalurkan kenyamanan dan sebisa mungkin untuk tidak kacau bersama sang adik. Ia salah lagi mengira semua akan baik baik saja ketika fakta yang baru ia ketahui ia cegah dengan melarang Beomgyu mengikuti pria itu lagi, memintanya berhenti dan menerima anggukan Beomgyu yang ternyata memang berhenti mengikuti pria itu dan malah menjalin pertemanan dan saling bertatap wajah. Ia tidak mengetahui fakta yang satu itu.

Semua fakta fakta kecil terungkap, tapi kenapa harus disaat seperti ini bahkan ia benar benar harus membagi fokusnya. Sebentar lagi acara dimulai semua telah siap hanya hatinya sesungguhnya belum siap. Taehyun bohong jika ia tidak menaruh hati pada teman barunya, namun tidak menyangka juga bahwa temannya itu bahkan mengenalnya jauh lebih dulu dan memendam rasa untuknya. Jika saja Taehyun lebih dulu tahu eksistensi temannya itu ia mungkin tidak akan terjebak pada suasana hari ini.

Bagaimana cincin polos terapik manis pada jarinya suara sorak meriah dari para tamu undangan dan juga siulan siulan yang memuakkan untukknya. Taehyun ingin keluar pada waktu ini juga dan meraih tubuh temannya itu untuk ia rengkuh dan menghantarkan kehangatan untukknya.

"selamat sayang, nanti kalau kalian sudah menikah kalian akan tinggal bersama. Oh mama tidak sabar membayangkannya saja."

"apa mama senang?."

"tentu saja sayang."

Taehyun mencari cari sosok yang ia butuhkan saat ini hanya pada sosok ini Taehyun akan mendapatkan jawabannya. Namun kenyataan yang baru saja ia dengar membuat dadanya sedikit sesak.

"maafkan aku tidak bisa ikut mengantarkan kalian berdua, apa Beomgyu baik baik saja? Hng... Semua berjalan lancar, dan semoga Beomgyu selamat sampai tujuan, tolong titip salamku padanya, bilang padanya kalau aku menyayanginya, juga maafkan aku. Aah terima kasih Beomgyu semoga kau bahagia di negara orang. Haha iya hyung juga pasti akan merindukanmu... Sampai jumpa tahun depan."

Taehyung menghela nafas setelah melakukan panggilan telepon dengan kekasihnya juga calon adik iparnya. Taehyung terkejut saat membalikkan badan Taehyun telah menatapnya penuh tanya. Menjelaskan bahwa Beomgyu akan pergi ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya dan menghapus trauma traumanya dan berusaha mengiklaskan semua yang telah terjadi. Mendengar penjelasan sang kakak Taehyun melajukan kakinya keluar dari area pesta. Langkahnya terhenti ketika mendapati sang ibu menarik lengannya.

"kamu mau kemana nak?"

"bagaimana bisa mama senang ketika aku sendiri tidak menginginkan pertunangan ini terjadi."

Mama memaku tatap pada punggung sang anak yang menghilang dari pandangannya. Matanya mengabur setelah membiarkan Taehyun pergi untuk menemui kebahagiannya. Seandainya ia tahu sang anak telah berjumpa cintanya mungkin ia juga akan berdiri bersama sang anak. Taehyung memeluk tubuh mama yang bergetar dan mengantar masuk ke kamar.

Mobil itu melaju kencang berharap harap semoga burung terbang raksasa belum membawa pergi temannya itu. Walau ketika sampai ia mendengar berita bahwa penerbangan tujuan temannya telah pergi dua puluh menit lalu. Yang pada kenyataanya membawa Taehyun untuk sadar bahwa temannya itu tidak akan bisa ia raih dalam genggaman tangannya yang sudah terikat oleh pertunangan.

Jadi pria itu ingin memberi tahumu, dia mencintaimu karena kau mirip dengannya. Karena dia bodoh, dan kamu bodoh. Tidakkah kau ingin memelukku sekali saja sebelum kau pergi?.

::

Beomgyu tidak mampu untuk memejamkan matanya padahal rasa kantuk sudah menyerangnya beberapa menit lalu, ia masih setia pada lamunannya.

Beomgyu keluar dari kamarnya menemukan sang kakak yang berbicara pada seseorang dan sepertinya itu Taehyung hyung. Samar samar ia bisa mendengar obrolan dua orang tersebut.

"Pertunangannya beberapa hari lagi Ggukie. Tapi adikku sudah meminta untuk diajak memilih baju, aku tidak tahu dia akan seexcited itu."

"dia tahu seleramu bagus dalam hal tersebut makanya dia minta kamu yang antar."

"oh hai Beomgyu."

"haii hyung! Maaf ya Beomgyu masuk kamar duluan mau nonton drama hehe."

"kamu dengar obrolan hyung dengan Taehyungie?"

Beomgyu hanya memberi respon mengangguk. Membuat Jungkook dan Taehyung melempar tatap. "bagaimana menurutmu?"

"hah? Apanya? Yang aku dengar cuma adik Taehyungie hyung akan bertunangan, ya sudah apa lagi?"

"kau baik baik saja dengan itu?"

Beomgyu menatap bingung dan juga aneh menerima pertanyaan yang tidak semestinya kiranya Beomgyu jawab. "maksud hyung? Aduh Beomgyu gak paham gak ngerti, au deh Beomgyu mau lanjut nonton, bye."

"oh iya! kalau mau undang Beomgyu tidak apa juga nanti Beomgyu pasti hadir dengan Jungkook hyung. Ya sudah bye."

Mana mungkin Beomgyu akan hadir diacara pertunangan itu yang ternyata memiliki kenyataan yang pahit untuknya. Mengubur perasaan untuk seseorang yang cukup lama berada dalam hatinya adalah hal tersulit selanjutnya yang harus Beomgyu lakukan.

Aku ingin dicintai, kasihku. Setiap hari dihatiku. Aku menjerit, masih ada di sampingmu.

Berapa lama lagi? Berapa lama lagi?. Harus melihatmu sendiri seperti ini. Cinta yang bodoh ini, cinta yang menyedihkan ini. Seorang Beomgyu yang jatuh cinta. Ia mengikutimu  setiap hari seperti bayangan, ia hanya tertawa dan juga menangis. Cintanya datang seperti angin, cintanya seperti mengemis.

Haruskah aku melanjutkan ini sampai kau mencintaiku?. Aku yang mencintaimu. Beomgyu menangis dalam diam.

.

.

.

.

.

END

Yeiiii end hehe terima kasih untuk yang sudah mampir hehe, maaf kalau ada typo 💌

Buku ini aku tulis sampai end dulu, saat ini aku udah nerapin ke diri sendiri kalau mau up cerita baru harus udah 2-3 chap atau kalau bisa udah end baru di up hehe biar gak kayak book cat & dog *uhuk*

Bye bye '12'09'21
©babygray_

Up end : 27'09'21

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top