Part 13
Abel bernafas lega kala guru yang akan mengajar di kelasnya belum masuk ke kelas. Ia berjalan menuju mejanya melewati tatapan teman-teman sekelasnya yang tengah menatapnya heran.
Yana salah satunya, ia menatap Abel keheranan. "Tumben telat Bel?" tanya Yana saat Abel sudah duduk di mejanya.
"Kesiangan, hehe," jawab Abel sembari meletakkan tas-nya di meja.
"Lo kok bisa masuk? Lewat mana lu?" tanya Yana.
"Palingan juga lewat pintu belakang," jawab Roni yang baru masuk ke kelas.
"Beneran Bel Lo lewat pintu belakang? Kok lu bisa tahu ada pintu dibelakang? Bukannya lo ga pernah kesana ya? Tahu dari siapa lo tentang pintu dibelakang?" pertanyaan Yana membuat Abel sakit kepala.
"Satu-satu dong neng kalau nanya," cibir Roni.
"Ikut campur aja lu," kesal Yana.
"Itu gua tahu ada pintu dibelakang karena-"
"Pagi anak-anak," sapa guru laki-laki yang baru saja masuk.
"Pokoknya nanti lu harus ceritain semuanya, ga mau tahu," bisik Yana lalu kembali mejanya.
"Berasa diintrogasi gua," batin Abel.
***
Varo kini tengah berada di taman bersama dengan teman-temannya yang lain.
Asap dari puntung rokok seakan menjadi teman sejati mereka. Seharusnya mereka mengikuti pelajaran sekarang, namun karena mood Varo yang tengah buruk, jadi mereka lebih memilih untuk mengajak Varo ke taman.
"Lu kenapa lagi sih Var?" tanya Zeno to the point.
"Diem," ketus Vano.
"Anjay, PMS lu bang?" Imbuh Daniel yang tengah menyandarkan punggungnya pada pohon.
"....." Varo lebih memilih untuk diam daripada menyahuti ucapan unfaedah dari teman-temannya ini.
Pikirannya masih berkelana tentang kejadian tadi. Rasa kesalnya muncul kembali setelah mengingat kejadian itu.
"Awas aja lu, gua bakal bikin perhitungan buat lu," batin Varo.
***
Jam pelajaran sudah berlalu kini sudah saatnya untuk memanjakan perut dengan hidangan yang mengenakan.
Abel pergi ke kantin ditemani oleh Yana. Sedari tadi Yana sudah mendesak Abel untuk bercerita tentang kejadian tadi pagi, namun Abel selalu mengelak dengan mengatakan ia sangat lapar. Akhirnya Yana mengalah dan mengikuti Abel ke kantin.
Setelah menemukan meja untuk digunakan saat makan nanti, Yana langsung mendesak Abel untuk menjawab pertanyaannya.
"Buru jawab ih," desak Yana tak sabaran.
"Sabar dong elah mesen makanan dulu, laper nih."
"Cih, nyurh gua? Tunggu bentar." Yana berdiri dari duduknya lalu pergi untuk memesan makanan.
"Gua ga nyuruh dia dahal," ujar Abel sembari menatap kepergian Yana.
5 menit berlalu Yana kembali lalu duduk di tempatnya semula. "Udah gua lesenin sekarang jawab." Entah kenapa Yana begitu penasaran dengan kejadian yah Abel alami tadi pagi.
"Lu kenapa sih? Kek nya ngebet banget pengen tahu?" tanya Abel.
"Huh, gini ya gua jelasin. Pintu yang ada dibelakang sekolah kita itu cuma buat anak-anak Retro, jika ada yang berani lewat pintu itu tanpa seizin anak Retro bakalan habis ditangan mereka," jelas Yana.
"Retro?" beo Abel. "Retro tuh anaknya sapa? Kok gua ga pernah denger namanya."
"Lu ga kenal Retro?" Abel menggeleng pelan.
"Astaga, Retro tuh anak geng motor yang ada di sekolah kita ini Bel. Kudet banget sih lu sumpah."
"Bomat lah, lagian ga penting juga gua kenal mereka."
"Njir, udah sekarang jelasin kenala lu bisa-bisanya lewat tuh pintu?"
"Ya orang gua diajak, lagian daripada gua dihukumending gua ngikut aja kan."
"Siapa yang ngajak lu lewat tuh pintu?"
"Anu si-"
"Ini nak makanannya," ujar ibu penjual di kantin.
"Makasih Bu," ujar Abel sembari tersenyum.
"Iya sama-sama nak," balas ini Kanti tadi lalu pamit untuk kembali bekerja.
"Ck, ganggu aja. Siapa Bel?"
"Entar dulu gua laper," balas Abel lalu memakan lahap mie miliknya. Yana menghela nafasnya pelan lalu menyantap makanannya.
***
Sepulang dari sekolah Abel langsung pergi ke kamarnya, seperti biasa ia akan berbaring diatas kasurnya itu ditemani ponsel kesayangannya.
"Udah lama ga baca cerita di wp, jadi kangen," guamam Abel lalu membuka aplikasi orange itu dan mencari cerita yang akan ia baca, ketemu ia langsung membaca cerita tersebut.
Sesekali terdengar suara tawa didalam kamar Abel dan juga suara Isak tangis yang tentunya diciptakan oleh Abel sendiri.
Sendirian di rumah tanpa ada yang manggangu termasuk surga dunia yang uwaw banget.
3 jam berlalu Abel menghentikan kegiatannya, ia merenggangkan otot-ototnya yang mulai terasa sakit.
Saat ia menyalakan data selulernya ia merasa heran lantaran terdapat banyak pesan yang belum ia baca.
"Al," ujar Abel saat mengetahui nama si pengirim pesan tersebut.
Al
Hi
Apa kabar?
Lagi apa?
Sibuk ga?
Gua ganggu ga?
Bodolah
Gua ganggu ya kalau sibuk🤣
Hm... Bel
Bisa ga kita ketemu nanti sore di taman
Kalau mau aja sih
Kau ga tega banget sih 🤧
Mau ya?
Plus mau
Gua tunggu besok sore di taman ya
Bye......
Sampai ketemu besok sore
See you......
Ouh iya, ga perlu dandan karena lu udah cakep tanpa make up
PD amet ya gua lu bkln dandan demi nemuin gua🤣
Lu dateng aja udah bersyukur gua
Bye Bel...
Gua baik kok
Ga ganggu
Ok, besok kita ketemu
di taman
Setelah membalas pesan dari Al, Abel beranjak dari kasurnya menuju ke dapur. Perutnya terasa lapar kembali padahal ia sudah makan banyak di kantin tadi.
Tak ada makanan sama sekali di dapur, tapi untungnya ada mie instan yang masih tersisa disana.
"Udah lama juga ga makan mie," ujar Abel lalu me yiapkan alat-alat untuk memasak mie.
Tak butuh waktu lama mie sudah matang dan siap disantap. Abel membawa sepiring mie itu kedalam kamarnya.
Sebelum menyantap mie itu Abel menfambil laptop yang ia letakkan diatas mejanya lalu mencari drama yang akan ditontonnya.
Setelah selesai ia langsung menonton drama itu ditemani mie yang sudah ia masak tadi.
Saat si pria dan wanita tengah beradegan kissing Abel langsung tersentak mie buru-buru ia maneguk air yang sudah ia siapkan sebelumnya.
"Gila ampek keselek," Ujar Abel lalu mematikan drama itu. Ia menghabiskan sisa mie yang masih ada dipiringnya lalu pergi ke dapur untuk mencuci piring dan juga gelas yang sudah ia gunakan.
Abel kembali ke kamarnya lalu meletakkan laptop itu ke tempat semula.
Rasa kantuk mulai menyerangnya, beberapa kali ia menguap dan ia memutuskan untuk tidur sembari mengistirahatkan tubuhnya.
Tak butuh waktu lama ia sudah tertidur dengan nyenyak bahkan sampai terdengar suara dengkuran dari mulutnya menandakan kau ia memang sedang kelelahan.
***
See you for the next part....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top