5-Sayonara

"Colossal Titan?!"

_________

"Jadi memang begitu ya?!"

Aran bergerak kembali dan membasmi setiap titan yang tersisa. Aran melihat Levi yang berdiam diri di salah satu bangunan. Pemuda bersurai hitam pekat itu berniat untuk menemui Levi dan menanyakan situasinya. Namun...

Bam!!!

Bam!!!

Bam!!!

Terlihat batu berukuran sedang hampir mengakhiri nyawa pemuda itu. Pemuda itu dengan segera berlindung dibalik bangunan untuk menghindari hujan batu itu.

Terdengar suara teriakan dari para prajurit Survey Corps yang berada di barisan terdepan. Debu dan darah pun menjadi satu. Aran pun dengan segera bermanuver menuju para prajurit pemula yang berada di belakang untuk memberi situasi di barisan depan dan segera berlindung.

"Beast Titan itu melempari kita dengan batu!"

"Semuanya, bawa mundur kudanya ke dekat tembok!"

"Laksanakan!"

"Cepat! Berpindahlah ke titik buta lemparannya! "Seru Levi. Aran hanya bisa terdiam karena semua kata yang ingin ia ucapkan telah di pakai oleh Levi.

"Dancho!"

"Bagaimana situasinya?"

"Sangat buruk. Sebagian besar rumah yang berada di depan telah hancur oleh lemparannya. Kalau lemparannya terus berlanjut, tempat ini pun akan rata dengan tanah. Dan kita takkan punya tempat untuk bersembunyi. "Ucap Erwin menjelaskan situasinya. "Mustahil bisa mundur ke balik dinding, ya? "Ucap Levi. "Kita terpaksa harus meninggalkan kuda-kuda jika ingin ke balik dinding. "Ucap Aran menatap tajam kearah depan. "Ya, Colossal Titan juga mendekat ke sini, sambil menyebarkan kobaran apinya. "Ucap Erwin.

"Meski mundur sekalipun, tak ada jaminan kita bisa menang, bukan?"

"Bagaimana keadaan Hanji dan yang lainnya? Apa Eren baik-baik saja?"

"Aku tidak tahu. Tapi, sepertinya sebagian besar terkena ledakan itu. Kita telah menderita banyak korban jiwa. Beast Titan membuat prajurit kita berkumpul di satu tempat dengan mengerahkan Titan kecil. Lalu, kelompok Dirk dan Marlene yang melawan para Titan kecil itu pun-"

"Terbantai oleh lemparan batu itu. "Potong Aran. "Kekuatan tempur yang tersisa hanyalah para prajurit pemula itu, aku, dan Levi serta Erwin. "Ucap Aran. Lemparan kembali terjadi dan para prajurit pemula yang tidak memiliki pengalaman itu pun ketakutan karena kekuatan tempur musuh.

"Erwin, apa kau punya suatu rencana?"

Brak!!!

Tiba-tiba Titan Eren terbang dan jatuh di atas dinding. Titan Eren tidak bergerak karena kerasnya hantaman yang ia terima.

"Oi, apa itu Eren?"

"Dia sanggup menghempaskan Eren sampai ke atas dinding?! "Ucap Aran terkejut. Colossal Titan berhasil melempar Eren sampai keatas dinding hingga ia pingsan.

Sementara Beast Titan terus melempar hingga mencapai lokasi Aran dan yang lainnya berada. Dalam waktu dekat, tempat berlindung mereka akan hancur dan rata dengan tanah.

"Erwin, kalau kau ingin bilang bahwa tak ada lagi cara untuk melawan balik, aku akan bersiap-siap menerima kekalahan. Memanjatlah ke sana dan bangunkan Eren. Pergilah bersama Eren dan beberapa prajurit lainnya."

"Setidaknya ada beberapa yang selamat dari pertempuran ini."

Para prajurit pemula semakin kehilangan semangat tempurnya. Ketakutan akan kematian yang semakin dekat membuat mereka kehilangan semangat tempur.

"Bagaimana kalau kau mundur bersama beberapa prajurit baru dan prajurit dari kelompoknya Hanji dan kembalilah agar bisa tetap hidup? "Ucap Levi. "Dengan menjadikan mereka umpan, kalian bisa melarikan diri dengan menaiki Eren. "Ucap Aran.

"Apa yang kalian rencanakan?"

"Aku dan Aran akan melawan Beast Titan, untuk mengalihkannya-"

"Takkan bisa. "Potong Erwin. "Kalian takkan bisa mendekatinya. "Ucap Erwin pasrah. "Pastinya. Tapi, asal kau dan Eren bisa pulang hidup-hidup masih ada harapan. Bukankah situasinya mengharuskan kita untuk mengambil pilihan semacam itu? "Ucap Levi berusaha meyakinkan Erwin.

"Kita kalah telak."

"Terus terang saja, kupikir tak ada yang bisa pulang hidup-hidup. "Ucap Levi jujur. "Itupun kalau kita tak punya cara untuk melawan balik. "Ucap Erwin. Levi dan Aran terkejut mendengar ucapan Erwin barusan. "Adakah caranya? "Tanya Aran.

Erwin mengangguk pelan kepalanya. "Kenapa kau tak langsung mengatakannya? Kenapa kau hanya dkam saja dengan tampang sialanmu itu? "Ucap Levi yang kesal terhadap Erwin. "Kalau rencana ini berjalan lancar, kalian mungkin bisa menghabisi Beast Titan. Kalau para prajurit baru yang ada di sini dan diriku bersedia mempersembahkan nyawa. "Ucap Erwin.

"Yang kau katakan memang benar. Lagipula, sebagian besar dari kita akan mati. Tidak, kemungkinan kita akan musnah sangat besar. "

"Karena itulah, tak ada pilihan selain mempertaruhkan kemungkinan menang dengan tekad siap mati terhormat. Dan untuk melakukan itu, para anak muda itu harus mati. Dibutuhkan penipu ulung yang bisa memberikan kata-kata manis pada mereka. Kalau bukan aku yang memimpin mereka, takkan ada yang mau mengikuti perintah itu, bukan? Lalu, aku akan mati yang paling pertama, sebelum mengetahui rahasia yang ada di ruang bawah tanah itu. "Ucap Erwin.

Levi dan Aran bingung dengan perkataan terakhir dari Erwin tersebut. Erwin terlihat pasrah setelah mengatakan perkataan terakhir barusan. Helaan nafas panjang terdengar dari Erwin. Kedua Kapten tersebut hanya memandang terkejut sekaligus bingung dengan Erwin. "Aku ingin ke ruang bawah tanah itu! "Ucap Erwin lemah.

"Aku bisa bertahan sampai sekarang karena percaya hari ini akan datang! Aku percaya kalau suatu hari nanti bisa mendapatkan jawabannya! Berkali-kali aku merasa kalau kematian jauh lebih baik. Meskipun begitu, impian yang kumilik bersama ayahku terus muncul dalam pikiranku! Lalu sekarang, jika tanganku ini kuulurkan, jawaban itu akan kudapatkan! Padahal sudah berada di depanku! "Ucap Erwin sedih.

"Tapi, Levi, Aran, apa kalian bisa melihat teman-teman kita? Teman-teman kita sedang mengawasi kita! Untuk memastikan hasil dari jantung yang mereka persembahkan. Karena pertarungan mereka masih belum berakhir. "Sorot mata Erwin yang selalu tajam berubah menjadi tatapan yang penuh penyesalan dan kesedihan.

"Apa semua ini hanya berasal dari khayalan kekanak-kanakkanku saja, ya?"

Levi dan Aran berlutut dihadapan Erwin. Kedua Kapten itu berlutut pada Komandan yang telah membawa mereka sampai ke detik ini.

"Kau sudah bertarung dengan baik. Berkat usahamu, kita bisa sampai sejauh ini."

"Aku sudah memutuskan. Lupakan saja mimpimu dan matilah! Bawa para prajurit pemula itu ke neraka! Beast Titan pasti akan kami habisi! "Ucap Levi dan Aran serentak dengan sorot mata yang tajam. Erwin tersenyum tipis mendengar ucapan kedua orang kepercayaan itu. Sebuah senyuman tulus dari seorang Erwin Smith.

"Arigatou, Levi, Aran."

___________

"Akan ku umumkan rencana terakhir kita! Semuanya berbaris!"

"Semua prajurit akan menaiki kudanya! Target kita adalah Beast Titan! Tentu saja bagi target, kita akan menjadi sasaran empuknya! Kita akan menunggu target melempar batunya, lalu segera menembakkan peluru asap isyarat! Kita harus mengurangi akurasi lemparannya serendah mungkin! Selagi kita menjadi umpan, Kapten Levi dan Kapten Aran akan membunuh Beast Titan! Cukup sekian rencananya! "Ucap Erwin menjelaskan rencananya untuk terakhir kalinya.

"Apa? Kau ingin kami mendekati Titan itu dengan 3DMG? Tak ada apa-apa di sekitar Beast Titan itu, lo! "Ucap Levi yang sedang mengisi ulang peralatannya. "Tak ada rumah ataupun pohon yang bisa kami manfaatkan! "Ucap Aran. "Tidak. Kalian punya target yang ketinggiannya sesuai untuk 3DMG! Manfaatkanlah Titan yang berbaris di sampingnya! Lalu dekati Beast Titan secara diam-diam! "Jelas Erwin.

Aran dan Levi mengangguk paham dan bersiap untuk memulai rencana. Erwin dan para prajurit pemula mulai menaiki kuda mereka. Para prajurit tersebut mulai maju ke medan pertempuran dan mempertaruhkan nyawa mereka.

Sementara Aran dan Levi mendekati Beast Titan sekaligus menghabisi Titan yang berada di dekatnya. Kekompakan kedua kapten itu membuat gerakan mereka semakin cepat.

Beast Titan mulai melempari Erwin dan prajurit pemula itu dengan batu. Lemparan pertama dari Beast Titan menghabisi hampir dari setengah prajurit. Para prajurit itu jatuh karena bongkahan batu yang dilempar Beast Titan mengenai tubuh mereka. Dan Erwin juga terkena lemparan batu itu. Perutnya hancur dan menyebabkan ia terjatuh dari kudanya.

"Erwin!!!"

_____________

Tbc

Yo!!! Mumpung author lagi encer otaknya, author up lagi deh. Gimana perasaan kalian baca chapter kali ini?

Jujur, author sendiri nangis ngetiknya. Walaupun udah pernah nonton scene ini dan pernah nangis juga pas scene. Entah kenapa lebih nyesek pas ngetiknya ya.

And ya next chapter battle kedua kapten lawan beast titan.
Jangan lupa untuk di vote and comment biar author makin semangat!!!

See you next time!!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top