Morning Kissu.


Tak!

“Silahkan diminum!”

Rashta mengangguk kikuk, ia melirik gerak-gerik gadis berkaos hitam di hadapannya, “Kalau kurang cocok akan kubuatkan ulang.”

“Ah.. tidak perlu.”

[Name] mendudukkan dirinya di sofa sebrang, Gun datang dari arah dapur sambil mengusak surainya yang acak-acakan kebelakang, mendudukkan dirinya di samping gadisnya lalu menghelakan nafas panjang.

“Kau masih SMA?” tanya [Name] sambil sedikit memiringkan kepalanya kearah Rashta, gadis bersurai perak itu sontak saja mengedipkan matanya, ia tersentak dari lamunan.

“Maaf, Rashta tidak fokus.”

“Kau masih SMA?”

Rashta mengangguk lalu memilin jemarinya gugup, “Homeschooling..” lirihnya.

“Eh? Homeschooling?”

Mengangguk lalu melirik netra iblis pemuda di hadapannya yang tak tertutup lensa hitam, “Kalian berdua ini.. punya hubungan apa?” tanyanya dengan polos.

[Name] menaikkan kedua alisnya, lalu tersenyum, permainan dimulai! “Tebaklah.”

Gun melirik gadis bermanik abu-abu itu lalu mengeryitkan keningnya, mengulurkan satu tangannya untuk memeluk pinggangnya posesif.

Si dress pendek berwarna biru tua mencuri lirik tangan yang merangkul mesra pinggang sang gadis dengan hati panas, mencoba tetap tenang.

“Um.. sahabat?”

“Hampir benar!” ucap [Name], pemuda di sampingnya langsung tak terima, “Apa-apaan?”

Rashta kaget, “Loh? Kalian hanya sahabat?”

[Name] mengangguk, ia memeluk Gun dari samping lalu berkata, “Sahabat hidup.”

JEEENG!

•••

“Lelah ya?”

Dengan terengah-engah ia mengangguk, “Stop, please..!”

Menuruni kasur lalu menyambar sebuah celana boxer yang tergeletak mengenaskan di atas lantai yang dingin dan mengenakannya.

“Mau minum, sayang?”

“Hm..”

Tangannya terulur mengambil selimut lalu menyelimutkan benda itu dengan lembut pada tubuh sang gadis yang gemetar.

Hendak berjalan keluar kamar untuk mengambil segelas air putih di dapur, terdengar suara serak dari sang gadis menghentikannya, meminta tolong.

“Gerah..”

“Hidupkan AC-nya, Gun..”

•••

“Wah! Kau tambah tinggi ya, Haneul?”

Seorang pemuda berwajah tampan kini sedang memuji seorang gadis cantik yang berdiri di hadapannya, sang gadis tersipu malu-malu, menutup kedua pipinya yang memerah dengan telapak tangan.

“Iya kah? Mungkin faktor akhir-akhir ini aku sering pergi ke gym?”

“Kau pergi ke gym?”

Haneul, gadis berambut hitam legam itu mengangguk lalu mengulurkan sekotak susu, rasa stroberi.

“Eh?”

“Buatmu, Hyungseok.”

Hyungseok mengerjapkan matanya lalu menerima minuman itu, “Terima kasih.”

“Bagaimana kabar si babi?” dengan jantung berdebar-debar gadis cantik itu bertanya.

“Huh?”

“Itu loh.. teman serumahmu..” ucap Haneul sambil memainkan jemarinya gugup, “D-dia sudah punya pacar ya?”

”B-belum.”

“Serius?!” pekik Haneul senang, “Yes! Aku punya kesempatan!”

“Kesempatan apa?” bingung Hyungseok, sontak saja Haneul menutup mulutnya, “A-a! I-itu! T-tidak ada, hehe!”

Hyungseok geleng-geleng kepala, ia mengedarkan pandangannya kesekitar lalu menangkap dua orang yang nampak sedang berdebat.

“Zin dan Mijin pacaran ya?”

Haneul menoleh lalu berdehem, “Sudah hampir satu tahun malah.”

“Eh? Serius? Aku tak tahu mereka sudah berpacaran selama itu.”

Haneul tersenyum, mendongak menatap langit gelap bertaburan bintang, “Bulannya indah kan, Hyungseok?”

Hyungseok menatap gadis di sampingnya yang tersenyum sambil memandang langit, sejenak ia terlena melihat senyum yang begitu menenangkan di depannya, “Iya, begitu indah.”

•••

Tak pernah bosan menghisap nikotin seolah hal itu adalah kebutuhan pokok, pemuda bermanik iblis berdiri di atas balkon kamar sambil melamun. Asap putih pekat keluar dengan perlahan dari bibirnya.

“Ciggaretes after sex..”

Kekehan lembut keluar dari bibirnya, kemudian menunduk menatap jemari-jemari kakinya yang menempel pada lantai dingin lalu berpikir.

Bulan purnama bersinar terang bersama para bintang. Langit yang gelap nampak indah sebagai background.

Hembusan angin malam menusuk kulit, begitu dingin sampai ke tulang, namun terasa biasa.

Suara-suara jangkrik menusuk gendang telinga, begitu bising layaknya hiruk pikuk bazar di kota.

“Wedding organizer yang bagus di mana ya..?”

•••

Lenguhan terdengar lalu tak selang lama tersambung dengan suara desisan nyeri.


Manik abu-abu bergulir kearah samping, sebuah tangan kekar melingkar di pinggangnya. Bunyi kicau burung menyapa indra telinga, pagi telah tiba.

“Ukh.. lepas, Gun..”

“Mmh?” [Full Name], gadis bersurai silver itu berdecak kesal, memberontak dari pelukan sang kekasih.

“Lepas, pinggangku sakit!”

“Aduh.. pungungku sakit sekali..”

Benar-benar tersiksa, seluruh tubuhnya nyeri, terutama di bagian bawah.

“Mau mandi pakai air hangat?” tawar pemuda bertelanjang dada itu sambil mengusap surainya lembut.

“Boleh?”

“Hm.”

[Name] menarik nafas dalam-dalam, “Aku tak akan mau lagi melakukan itu,” ucapnya dengan suara serak.

“Kenapa?” tanya Gun santai.

“Kenapa katamu?!” tajam [Name].

Shiro Oni tersenyum tipis lalu mendekatkan wajahnya pada sang gadis kemudian mengecup bibirnya tiga kali dengan lembut, sedikit melumat.

Cup!

Cup!

Cup!

“Morning kissu.”

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top