Bagian: 1
Pintu tradisional itu digeser perlahan. Tampak seorang pria yang tengah memegang katana jenis Uchigatana dengan dekorasi bernuansa merah.
Pria itu kemudian meletakkan dengan perlahan pedang tersebut di tempatnya. Disana juga sudah ada sebilah pedang berjenis sama dengan dekorasi berwarna biru.
Kemudian, pria tersebut beranjak pergi. Ia kembali menutup pintu, kemudian hening.
"Ah! Halo, namaku Kashuu Kiyomitsu! Salam kenal! " Sebilah pedang indah berwarna merah itu memiliki roh pedang yang sangat cantik. Ia adalah Kashuu Kiyomitsu.
"Aku, Yamatonokami Yasusada. " Roh pedang biru bernama Yamatonokami Yasusada menyapa balik Kiyomitsu. Manik safir-nya bersirobok dengan manik ruby Kiyomitsu.
"Um... Boleh aku memanggilmu Yasusada?! " Tanyanya bersemangat.
Yasusada hanya menjawab dengan anggukan. "Kau juga boleh memanggilku Kiyomitsu! Kita akan jadi patner untuk melindungi tuan kita! " Gadis itu seperti memiliki semangat besar akan sesuatu yang sudah pasti mereka harus lakukan, Yasusada keheranan.
Tak lama, pria tadi kembali masuk ke dalam ruangan tadi. Ia bersimpuh di depan pedang Kiyomitsu.
"Hari ini aku akan menggunakanmu, Kashuu Kiyomitsu. Mohon bantuannya. " Katanya seraya menunduk di hadapan benda mati itu.
Kiyomitsu sangat bersemangat. Ia berbisik pada Yasusada—walaupun ia tahu bahwa pria yang menunduk itu tidak akan bisa melihat mereka apalagi mendengar mereka.
"Siapa nama tuan kita ini, Yasusada? " Tanya Kiyomitsu pada Yasusada.
"Dia adalah Okita Souji. Kau harus mengingatnya dengan baik, Kiyomitsu. " Jawab Yasusada ikut berbisik. Kiyomitsu tersenyum manis.
"Halo, aku hanya anak dari tepi sungai. Terimakasih sudah menjadikanku milikmu! " Kiyomitsu berujar semangat. Walaupun suaranya tak akan sampai pada telinga pemiliknya, ia merasa sang pemilik mengerti akan perkenalannya. Karena, pria itu segera mengangkat kepalanya dan tersenyum.
"Senang bertemu denganmu, Kashuu Kiyomitsu. " Okita tersenyum menawan. Tanpa sadar, kedua roh pedang itu berkedip lucu.
"Eh-Eh-Eh! Dia tidak bisa mendengar kita bukan?! Kenapa Okita-kun seolah-olah sedang berbicara denganku, Yasusada?!" Kiyomitsu spontan berteriak. Yasusada juga masih menampilkan wajah terkejut, mulutnya menganga lebar.
"A-Aku juga tidak tahu! Setahuku tidak kok! Mungkin hanya kebetulan saja! " Sergah Yasusada. Ia telah mendapatkan lagi kesadarannya.
Kemudian, mereka berdua saling berpandangan saat Okita Souji pergi dari ruangan itu sekali lagi setelah mendengar panggilan seseorang di luar sana. Kedua roh pedang itu saling berpandangan. Kemudian tertawa bersama-sama.
***
Kiyomitsu tengah berlatih bersama Okita Souji. Roh pedang wanita itu menebas bagian depan dengan cepat sama seperti gerakan sang pemilik yang tangkas. Yasusada menatap dari pojok ruangan latihan yang luas itu. Badan pedangnya disandarkan di dinding ruangan. Ia sedang bosan sekali.
"Souji, sedang latihankah? Aku akan ikut. " Kata seseorang yang baru saja masuk ke ruang latihan. Ia adalah Hijikata Toushizou.Ia juga membawa dua bilah pedang. Salah satunya di letakkan di samping badan pedang Yasusada.
"Selamat siang, Yamatonokami-san. " Sapa roh pedang itu kepada Yasusada. Yasusada balik menyapa.
"Horikawa! Duduklah di sampingku. " Tawar Yasusada kepada roh pedang bermanik biru berbeda dengan Yasusada. Rambutnya pendek gelap dengan wajah yang lumayan manis sekaligus tampan. Sedangkan Yasusada berambut panjang dikuncir, dengan surai agak kebiruan. Wajah Yasusada juga manis sekaligus tampan.
Beberapa menit setelahnya. Kiyomitsu telah selesai dengan latihannya. Ia mendatangi tempat dimana Yasusada duduk bersama dengan roh pedang yamg baru ia temui.
"Hm? Apa kau adalah patner dari nya? " Pertanyaan Kiyomitsu membuat kedua pria itu serentak menoleh ke arah yang Kiyomitsu tunjuk.
Roh pedang dengan rambut panjang indah serta tubuh yang kekar itu menuju ke arah mereka bertiga. Ia juga sangat tampan, berbeda dengan Yausada maupun Horikawa, ia terlihat sangatlah maskulin.
"Ah! Terimakasih atas kerja kerasnya, Kane-san! " Horikawa berdiri untuk menghampiri roh pedang berambut panjang tadi. Dia tersenyum lebar.
"Yamatonokami, seharusnya kau memberitahuku kalau tuanmu memiliki pedang yang sangat cantik sepertinya! Kenalkan kepadaku dong! Ah, kau tidak setia kawan! " Roh pedang itu main-main memukul lengan Yasusada yang malas berdiri. Yasusada menghela nafas seolah tidak rela.
"Kashuu Kiyomitsu, patnerku. Dan Kiyomitsu, dia Izuminokami Kanesada. Patner Horikawa Kunihiro. " Kata Yasusada memperkenalkan semua temannya kepada Kiyomitsu.
Kiyomitsu lantas mengangguk, ia senang dapat berkenalan dengan banyak roh pedang—tidak seperti saat ia masih berpindah-pindah tangan. Bukan tanpa alasan ia sering berpindah kepemilikan. Ia adalah sebilah pedang yang sulit digunakan, sama seperti Yasusada. Okita Souji adalah pria dengan bakat yang luar biasa hingga ia dapat menggunakan Yasusada dan Kiyomitsu yang sangat sulit digunakan. Maka dari itu, banyak yang mengagumi seorang Okita Souji.
"Kashuu-san, anda terlihat sangat cantik. " Kata Horikawa pada Kiyomitsu. Kiyomitsu langsung memerah padam. Ia merasa tidak pantas dikatakan cantik saat penampilannya awut-awutan seperti sekarang.
"Ah, aku tidak seperti itu. Horikawa dan Kanesada juga terlihat menawan. " Katanya malu-malu. Mereka bertiga terkekeh melihat tingkah manis Kiyomitsu.
"Ngomong-ngomong soal mempesona, tuanku juga sangat gagah dan mempesona! " Kata Kanesada berbangga diri. Ia melakukannya karena sosok dirinya yang di balut seragam shinshengumi amat sangat mirip dengan tuannya.
Memang, jika roh pedang tersebut sangat dekat dengan pemiliknya, maka akan semakin miriplah dengan diri tuannya. Sama seperti Yasusada, ia dan Okita Souji sudah bagai pinang dibelah dua. Kiyomitsu hanya memakai seragam shinshengumi sama seperti yang lainnya, tidak mirip dengan Okita Souji sama sekali.
Dalam waktu sekejap, mereka sudah akrab satu sama lain. Kiyomitsu juga telah berkenalan dengan roh pedang pemimpin pasukan shinshengumi—Nagasone Koutetsu.
***
Okita Souji tengah berpatroli di sekeliling kotanya. Ia membawa Yasusada dan Kiyomitsu bersamanya.
"Waaah! Ini pertama kalinya aku jalan-jalan di kota! Banyak sekali penjual dan orang-orang disini! " Kiyomitsu melihat-lihat sekelilingnya dengan begitu antusias. Ia mendekati banyak kedai untuk melihat apa yang dijajakan disana. Yasusada ikut tertular semangat Kiyomitsu dan ikut berkeliling.
"Apa itu, Yasusada? Itu terlihat enak dan lucu! Warna-warni! " Kiyomitsu menunjuk salah satu kedai—itu adalah kedai yang menjual dango. Bagai mengerti rasa penasaran Kiyomitsu, Okita Souji berbelok ke arah kedai yang Kiyomitsu tunjuk dan singgah disana. Kiyomitsu senang bukan main, ia dengan cepat duduk disamping Okita dan menunggu dango.
"Permisi nona, aku minta satu porsi dangonya. " Kata Okita Souji pada nona penjual dango itu. Dengan segera, seporsi dango berisi tiga tusuk itu siap untuk dinikmati!
"Wuuaaah! Kelihatannya enak! Itadakimasu~" Kiyomitsu mengambol diam-diam satu tusuk dango dari piring Okita Souji, kebetulan pria itu sedang berbicara pada nona penjual itu.
"Hei Kiyomitsu! Apa yang kau lakukan! Curang, aku juga mau! Berbagilah! " Kata Yasusada tidak terima. Ia langsung menyambar dango yang tersisa dua buah dari tangan Kiyomitsu. Kiyomitsu berteriak tidak terima.
"Mou! Yasusada, aku baru makan satu! Kau malah makan keduanya langsung! " Kiyomitsu mencubit pipi Yasusada yang masih mengunyah kedua dango tadi.
"Maaaghaaap, hwentwikwaann~" Yasusada berkata tidak jelas karena pipinya dicubit sampai melar. Kiyomitsu bukannya berhenti, ia malah tertawa dan terus menggoda Yasusada.
"Ah, bukan apa-apa. Ini sudah tugasku. " Suara Okita Souji membuat kedua roh pedang itu serentak menoleh. Wah, ternyata ia sedang digoda oleh sekumpulan wanita yang juga tengah membeli kue dango.
"..." Lama Kiyomitsu memperhatikan Okita Souji, Yasusada bahkan sudah dilepasnya. Entah mengapa, Yasusada merasa aneh dengan tatapan Kiyomitsu pada Okita Souji.
"Kiyomi—"
"Nee, Yasusada. Aku iri sekali dengan wanita-wanita itu. Mereka bebas berbicara dan menyukai Okita-kun... Sedangkan aku? Aku hanya bisa melihatnya, walau aku sedekat ini dengannya... " Tangan tembus pandang Kiyomitsu menyentuh punggung lebar Okita Souji. Yasusada mengernyit, ia tak paham dengan apa yang dipikirkan roh pedang wanita ini. Bukankah sudah jelas jika mereka tidak akan bisa bersama? Mereka adalah roh pedang, sedangkan Okita Souji adalah manusia. Ini adalah cinta yang tidak mungkin!
"Apa kau... Jatuh cinta dengan Okita-kun? " Tanya Yasusada pada Kiyomitsu spontan. Kiyomitsu tersentak, ia memerah. Syal merah yang selalu ia pakai digunakannya untuk menutupi wajahnya yang sudah semerah syalnya.
"Tapi... Kiyomitsu... "
"Aku tahu! Aku tahu kok, Yasusada... Hanya saja... Okita-kun benar-benar mempesona. Bukan begitu, Yasusada?! " Katanya seraya tersenyum manis. Yasusada tahu, bahwa Kiyomitsu sedang berusaha menerima kenyataan. Tapi, ia tak dapat melakukan apapun untuknya...
Bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top