Review: Mou Ichido Itte Kudasai

Pengulas: Leo_Dominica

Judul: Mou Ichido Itte Kudasai

Penulis: ranelinez

Jumlah Chapter: 1 Prakata + 1 Daftar Isi + 12 chapter

Status: Ongoing

Oke Kak Lilis, setelah membaca cerita kakak yang menurutku keren, aku bakal kasih review. Ini reviewku buat cerita Mou Ichido Itte Kudasai.

Pertama kita bahas pembukaannya. Pembukaan dari cerita ini, cukup mengundang. Adegan yang disuguhkan membuat orang penasaran. Membuat orang bertanya-tanya, sebenarnya ad kejutan apa di cerita ini? Blurb yang disuguhkan juga mendeskripsikan cerita. Memang sih baik blurb maupun pembukaannya di sini membuat kita langsung bisa menebak cerita seperti apa ini nantinya, tapi kata-kata yang dirangkai tetap bikin orang penasaran.

Cerita Kak Lilis ini juga rapi kalau kataku. Memang ada beberapa yang boros kalimat, beberapa juga kurang tepat penggunaan tanda bacanya. Namun, itu minim sih. Bukan jadi hal yang mengganggu, tapi bisa direvisi biar lebih bagus lagi. Biar lebih keliatan rapi lagi.

Gaya bahasa yang dipakai ini memang tidak terlalu ringan tapi juga tidak terlalu berat. Modelan gaya bahasanya ini agak mengarah ke terjemahan ya? Soalnya, kalau aku baca memang terasa baca novel terjemahan jepang. Memang khas jepang gitu. Aku pribadi, suka sama gaya bahasanya. Biasanya kalau terlalu ringan, memang enak sih, cuma feel kadang kurang ngalir di aku. Kalau terlalu berat, aku ngantuk bacanya. Kalau ini tuh pas. Apalagi diksinya yang aduh aku suka banget. Dibilang mendayu-dayu tuh ya nggak, tapi perasaan pembaca tuh dimainkan sekali. Cara Kak Lilis menyampaikan menceritakan setiap adegannya, menurutku, berhasil membuat pembaca ikut merasakan.

Karena feel yang sudah mengena ini, konflik yang dibuat Kak Lilis ini menjadi berhasil. Kalau dipikir, konflik cerita seperti ini banyak digunakan. Cinta segitiga, satu tokoh yang mengalah ini sj protagonis. Tokoh mengalah ini meninggal dan membuat dua orang ini merasa bersalah. Harus diakui itu konflik sejuta umat, tapi meskipun itu konflik klise kalau penulis berhasil meramu, konfliknya bisa menjadi sukses. Di sini, Kak Lilis berhasil memainkan konflik lewat diksinya.

Aku suka, caranya Kak Lilis yang mungkin terkesan 'muter-muter' berhasil membuat pembaca ikut merasakan. Dengan alur maju-mundur yang digunakan ini justru membuat pembaca bisa ikut merasakan. Pembaca tidak hanya merasakan perasaan satu tokoh saja. Namun ketiganya. Kita ikut merasakan menjadi Satomi yang sedih kehilangan sahabatnya, Toma yang mungkin cuek tapi ada trauma berat dipikulnya, Hiro yang ceria ternyata punya kesedihan mendalam dan ketakutannya sendiri.

Menurutku, karakter paling berkesan itu Hiro. Aku tuh tipe pembaca yang susah dapet feel. Apalagi nangis, itu jarang banget. Ah sialnya, waktu adegannya Hiro di rumah sakit. Aku nangis masa? Kasihan loh. Aduh itu tokohnya Hiro sedih banget sih. Hiro si pemaksa. Memang dia suka maksa, dia memaksakan orang lain untuk bahagia. Well, adakah orang yang kayak gitu di dunia ini? Kasih ke aku dong, biar bisa tiap hari disemangatin hahaha.

Untuk karakter Satomi di sini. Jujur aku belum menemukan kata yang tepat untuk karakternya. Mungkin karakternya kurang melekat di aku. Kadang dia terkesan anak yang ceria, kadang menjengkelkan. Saranku, pembentukan karakter Satomi bisa lebih dikuatkan lagi.

Kalau untuk karakter Toma, sejak awal sudah tertanam kalau ini orang bakal menyebalkan. Ini orang cuek dengan sekitarnya. Karakternya bagus sih, aku mulai merasakan karakternya. Hanya saja, adegan Toma ini bagiku kurang, jadi kurang terbentuk juga di aku.

Beralih ke latar cerita. Kak Lilis ini punya latar cerita yang baik. Pembaca bisa membayangkan si tokoh sedang di mana dan bagaimana suasananya. Gambaran festival yang diberikan juga membantu pembaca lebih membayangkan bagaimana festival di Jepang.

Hanya saja, aku agak sedih. Aku kira cerita ini sudah tamat. Dan hampir ngomel, kok sudah tamat tapi seperti tidak ada kejelasan. Maafkan aku. Ternyata, ceritanya belum selesai. Kalau sudah selesai di sana. Astaga aku pasti jengkel sekali hahaha. Kalau sudah tamat di sana, bakalan banyak plot hole.

Aku harap di bab-bab berikutnya, bakalan diceritakan bagaimana Hiro dan Satomi bisa berteman. Memang ada sempat disinggung, tapi bagiku itu masih buram. Lalu juga soal Toma, aku penasaran siapa orang yang dia suka. Aku pikir itu Hiro tapi ya doakan saja pikiranku ini salah. Toma juga belum mendapatkan penyelesaian dari traumanya. Bagaimana juga tentang Satomi? Bagiku segalanya masih kurang. Apa yang dikatakan Toma pada Satomi sampai gadis itu takut? Masih banyak pertanyaan, dan aku masih menunggu lanjutannya. Semangat!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top