19. CEMBURU
Jo sekarang berada di kamar asrama yang sederhana. Cat berwarna putih, terdapat dua kasur bertingkat, terdapat kaligrafi yang digantungkan didindung membuat kagum Jo.
"Hey rasyid. What this place?"
"Ini namanya pondok. You can study about religion in here" senyum Rasyid merekah.
Jo mengangguk. Kini ia merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk.
"Kamu sama Rara ada hubungan apa ya?" Selidik Rasyid dengan gugup.
Pertanyaan itu meluncur mulus dari mulut Rasyid. Ia tidak menyangka akan bertanya hubungan Jo dan Rara. Tapi, hatinya menjadi plong setelah unek-uneknya keluar.
"OH MY GOD! Lo nggak tau? Dulu gue pacarnya Rara" kata Jo dengan penuh percaya diri.
Jadi benar. Jo dan Rara memiliki hubungan, tapi itu dulu. Sekarang mereka hanya sebatas teman dan nggak lebih. Senyum kembali hadir menghiasi bibir Rasyid.
"I'm in here to bring Rara come back to my live forever" celoteh Jo.
"What do you mean?"
"I will marry with Rara" senyum mengembang dibibir pria bule itu.
Deg.
Dari puluhan ribu kata, ia tidak ingin mendengar kata "menikah". Apalagu menyangkut tentang Rara. Kata-kata yang tidak ingin didengar Rasyid. Sisa amarah tadi masih ada. Segera Rasyid beristigfar, mungkin ini awal ujian dari Allah untuk menunjukkan sebesar apa cintanya pada Rara.
"She is funny girl, she is improper girl, she is beautiful girl. Dia gadis yang baik dan selalu ingin tau" Rasyid mendiskripsikan Rara dengan senyum tampannya.
"Kayaknya lo udah kenal banget sama Rara. Lo suka ya sama dia?" Selidik Jo.
"Eh? Saya kenal dia lewat adik saya Fatimah" Rasyid gagap mencari alasan.
"Oh Fatimah. She is your sister? Oh My GOD dia gadis yang imut, tapi sayang tampangnya galak banget" Jo tertawa kecil.
Perbincangan kecil terjadi begitu lama. Jo terlihat kelelahan setelah perjalan jauh dari Amerika ke Indonesia. Ia memutuskan untuk beristirahat sebentar. Rasyid pamit keluar karena masih ada urusan yang harus ia selesaikan. Jo mengacungkan jempolnya sebagai tanda -ya-.
⏪⏩
"Kakak masih pacaran sama Jo?" Tanya Fatimah.
"Enggak. Gue udah putus sama dia". Rara mendengus kesal mengingat kejadian barusan.
"Saya kira kakak masih pacaran dengan Jo, nanti bang Rasyid mau dikemanain" celoteh Fatimah.
"Tenang aja gue masih suka kok sama abang lo si Rasyid itu. Yah walaupun dia sering phpin gue, tapi nggak masalah kalo itu bikit deket gue sama dia" Rara menggenggam tangannya dan membayangkan Rasyid.
"Ye apaan sih kakak"
Senyum terlukis di bibir Fatimah. Rara juga ikut tersenyum. Ia mengalihkan pandangan ke lukisan ka'bah yang terpajang di dinding kamar asrama. Terbayang ia berada dikota suci yang selalu dilindungi oleh malaikat Allah. Kota yang selalu di rahmati dan diberkahi Allah. Kota yang menjadi saksi perjuangan Rasulullah menegakkan agama Allah.
"Gue pingin banget dilamar sama cowo didepan ka'bah. Kayaknya romantis banget" celoteh Rara.
Fatimah melongo mendengar perkataan Rara.
"Amin. Apalagi dilamar bang Rasyid" goda Fatimah.
Semburat merah dipipi Rara terlihat. Ia tersenyum. Membayangkan Rasyid melamarnya.
Tok, Tok, Tok.
Suara itu berasal dari pintu. Rara bangkit dan membuka pelan pintu. Pandangannya berhenti sesaat melihat orang yang ada didepannya. Mata yang ia ingin lihat setiap hari dan senyum hangat yang selalu menyemangatinya kini berada didepannya.
"Assalamu'alaikum Ra"
"Waalaikum salam Rasyid. Ngapain lo kesini, setelah lo ngilang?" Tanya Rara bingung.
"Saya ingin bertemu denganmu"
Senyum terbentuk dibibir Rara. Gue kangen sama lo Rasyid. Wait, gue nggak salah denger, Demi apa? Rasyid kesini karena pingin ketemu sama gue. Thanks GOD.
"Oh" Rara pura-pura tidak peduli. Padahal ada rasa yang tidak bisa dilukiskan olehnya karena kedatangan Rasyid. Hadiah terindah dari yang Maha Kuasa.
Rasyid malah bingung. Ia kikuk, tidak tau harus memulai dari mana. Dengan cepat ia mendapatkan ide. "Kamu apa kabar?" Tanya Rasyid basa-basi.
"Baik. Lo?". Rara menyenderkan badannya ke tembok.
"Alhamdulillah saya juga baik"
Hening seketika. Ini tidak seperti yang diinginkan Rara, ia berharap Rasyid mengungkapkan perasaannya. Tapi apalah daya Rasyid terlalu pemalu untuk mengatakan hal itu. Rara tidak karuan dengan sikap Rasyid yang diam saja. Rara melipat kedua tangannya didepan dada.
"Kalo nggak ada lagi yang mau dibicarain gue masuk"
"Saya kesini ingin minta maaf sama kamu, karena kejadian kemarin. Saya tidak pantas menge-judge kamu sebagai wanita murahan dan Allah tidak menyukai jika hambanya marah selama 3 hari"
Rara tertawa kecil melihat Rasyid yang kikuk saat mengatakan hal tersebut.
"Iya gue maafin. Jangan buat gue marah lagi, jika lo nggak pingin buat hati gue kembali hancur. Apalagi sesama muslim harus saling memaafkan. Right?"
Rasyid mengangguk. Senang sekali rasanya dapat melihat Rara setelah beberapa hari tidak ada dihadapamnya. Terjadi perubahan terhadap Rara, cara memakai baju dan perilakunya. Mulai berubah. Terlintas dipikirannya untuk menanyakan tentang hubungannya dengan Jo.
"Kamu akan menikah dengan Jo?"
Sumpah, mimpi apa gue semalem? Rasyid tanyak kayak gitu. Dia cemburu? Masa ia dia cemburu.
"Tau dari mana lo? Lo cemburu?" Selidik Rara dengan memicingkan matanya.
Rara ingin sekali melihat Rasyid cemburu karena dia dekat laki-laki lain. Pasti tingkahnya tidak karuan. Senyum nakal terbentuk dibibir gadis berjilbab itu.
Rasyid salah tingkah. Yang benar saja, jika dia mengatakan dia tanya dari Jo pasti Rara akan tertawa dan mengejeknya. Cemburu. Itu yang Rasyid rasakan sekarang. Entah sejak kapan perasaan terhadap Rara terbentuk dengan sendirinya, ia tidak bisa mengingkarinya jika Rasyid benar menyukai Rara.
"Jika tidak mau menjawabnya juga tidak apa. Saya tidak butuh. Saya akan kembali kekamar" kata Rasyid cuek. Rasyid membalikkan badan.
Rara berdiri tegap dan mulai gelagapan dengan sikap Rasyid. Ia tidak ingin peristiwa ini menghilang seketika dari matanya. Ia baru melihat Rasyid setelah beberapa lama tidak melihatnya.
"Eh, jangan marah gitu dong. Oke gue jawab!" Teriak Rara. "Tadi katanya nggak penting, ternyata lo beneran mau tau" celoteh Rara.
"Ya sudah tidak jadi"
"Anjay gue cuma bercanda. Rasyid sayang jangan ngambek dong, entar cepet tua terus nanti gantengnya luntur" rengek Rara.
Terbentuk senyum diwajah Rasyid. Dia membalikkan badannya. Sekarang mereka berhadapan, namun jaraknya cukup jauh.
"Gue nggak tau, gue serahin semua sama Allah. Kalo dia emang jodoh gue, apa boleh buat gue terima aja. Kalo bukan berarti lo jodoh gue. Lo mau kan?" ceplos Rara.
Rara menaik turunkan alisnya dan tersenyum miring melihat ekspresi Rasyid yang salah tingkah karena ucapannya. Wajah Rasyid memerah seketika dan jantungnya berdetak lebih kencang.
Amin jika kamu jodoh saya, Ra.
"Sudah hanya itu saja yang ingin saya dengar dari kamu. Assalamualaikum"
"Lo nggak kangen sama gue?"
Rasyid terpaku dengan pertanyaan Rara. Sudah berapa kali dia dibuat salting dengan perkataan Rara. Rasyid bingung harus menjawab apa.
"Saya juga rindu sama kamu" Rasyid berhasil mengatakannya dengan terbata-bata. "Sudahlah saya kembali kekamar. Assalamualaikum Ra"
"Waalaikum salam"
Rasyid segera pergi sebelum dibuat salting oleh Rara. Ia masih ingat jika ia seorang ketua keamanan pondok. Apa kata orang jika ketua keamanan pondok melanggar tata tertib untuk hal pribadinya. Apalagi untuk urusan cinta.
Rara masih berdiri sambil menatap kepergian Rasyid yang mulai menjauh darinya. Perasaannya kembali lagi seperti saat bertemu Rasyid.
"Iyess. Lo ternyata suka sama gue Rasyid"
Rara berjingkrak dan berteriak sekeras mungkin. Hari ini ia senang sekali.
Semoga gue nggak pernah nyesel lagi karena mencintai lo Rasyid.
Tanpa sadar ada seorang yang sedari tadi memperhatikan Rara dan Rasyid. Ia terlihat geram dan segera ia meninggalkan tempat itu dan kembali ketempatnya.
⏪⏩
Gimana ceritanya? Maaf kalo banyak typo sama alur yang gaje. Ehem, info nih kalo ada yang lagi marahan entah sama sahabatnya, temen atau keluarga. Segeralah minta maaf sebelum kalian menyesal, nggak ada salahnya kan kita yang memulai untuk meminta maaf dan itu nggak akan buat wibawa kita turun kok. Allah juga nggak suka kalo hambanya marahan karna hal sepele, Islam kan agama yang damai. RAHMATALLIL'ALAMIN..
Makasih ;)). Vote dan Komen ya:)
Assalamu'alaikum
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top