CHAPTER 9 : Crossroad
Ucapan Aruna beberapa saat yang lalu sama sekali tidak Praya respons. Gadis itu memang sempat berhenti saking terkejutnya. Namun, pada akhirnya dia kembali berjalan menuju kamar Aruna. Bahkan saat memindahkan Aruna ke ranjang pun, Praya tetap diam seribu bahasa.
Saat ini, Praya seperti orang linglung. Hatinya berdegup kencang. Gadis itu tidak menampik jika dia pernah membayangkan menikah dengan Prabu. Semua kehidupan masa depan bersama orang yang dia cintai pernah menjadi lamunan indahnya. Hanya saja, bukan cara seperti ini dia ingin dipersatukan oleh pujaan hatinya.
"Praya."
Tiba-tiba saja Aruna menahan gerakan Praya. Sedikit agak keras, wanita itu menarik Praya untuk duduk di ranjang bersamanya. "Marah?"
Praya menghela napas dalam mendengar pertanyaan Aruna. Gadis itu menggeleng. Ekspresinya kaku saat menjawab, "Aku nggak marah, Aruna, tapi aku nggak suka sama keinginan kamu."
"Kenapa?"
Mata Praya melebar. Ingin rasanya dia memukul sesuatu di sekitarnya, tapi dia harus menahan diri. Ketika marah dan melampiaskannya pada hal yang tidak bersalah, satu-satunya yang kita dapatkan adalah rasa sesal ketika kemarahan itu reda.
"Aruna, kamu ingin aku menikah dengan Prabu, itu gila!" aku Praya. "Dan aku bukan orang jahat yang mau menikahi suami orang."
Genggaman tangan Arunan terasa semakin erat. "Please ...."
"Aruna, aku tahu kamu sedang putus asa. Segala hal yang terjadi akhir-akhir ini pasti bikin kamu merasa semua jalan itu buntu. Tapi, menyuruh seseorang menikahi suami yang baru kamu nikahi selama beberapa minggu itu namanya gila! Keinginanmu itu tentu bukan solusi, jadi aku nggak mau ikut campur."
"Itu satu-satunya solusi!" Nada suara Aruna meninggi. Ada air mata yang lolos dari mata wanita itu. "Itu satu-satunya solusi, Praya. Prabu anak tunggal. Sejak kami menikah, dia selalu menegaskan bahwa dia ingin segera memiliki anak. Aku nggak masalah saat itu, toh aku cinta dia. Tapi kamu tahu keadaanku, Praya. Rahimku diangkat, bahkan kakiku nggak bisa bergerak. Aku udah nggak bisa melayani dan mengabulkan keinginan Prabu."
"Aku tahu, Run, tapi—"
"Aku tahu kamu mencintai Prabu, Aruna." Tuduhan Aruna dengan isakan itu sukses membuat mata Praya melebar. "Sejak pertama kali kita kenal, aku sadar kamu suka Prabu. Saat itu, aku benar-benar bersyukur kamu memilih menjaga jarak dari dia, bahkan Prabu juga mengajakku menikah. Sekarang, aku nggak berguna lagi, Praya, aku ... nggak lagi bisa mewujudkan impian Prabu, tapi kamu bisa. Bantu aku."
Baca kelanjutan kisah Prahara Pernikahan Praya hanya di KaryaKarsa. Link akan di share di beranda wattpad ya!
***
Surabaya, 22 Mei 2022
Terima kasih untuk kamu yang sudah membaca dengan membeli bab cerita ini! Semoga selalu dinanti ya ;)
Love,
Desy Miladiana
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top