41
"Ini buku berisi catatan tentang segelmu. Samantha tadi pagi menitipkannya padaku dan menyuruhku untuk memberikannya padamu karena ia harus berkelana sampai besok," kata Igna sambil menyerahkan sebuah buku pada Ryn.
"Terimakasih."
Ryn menerima buku itu dengan penuh semangat. Ia memilih untuk duduk di kursi kayu dan mulai membaca buku catatan tentang segelnya itu. Buku ini adalah buku harian Samantha. Buku yang selama ini ia gunakan untuk menulis segala kepentingannya. Ryn mulai membuka halaman yang sudah ditandai, halaman yang menceritakan tentang asal usul segel kekuatannya.
***
Segel Catherine
Sebagai salah satu dari Guardians, aku ingin merahasiakan kekuatan yang dimiliki Ryn selain Ice Controller karena ada kemungkinan anak Moris dapat melumpuhkannya jika ia mengetahui kekuatan Ryn yang lain.
Akan lebih membahayakan jika Luna mempelajari kelemahan setiap kekuatan Catherine. Jadi aku memutuskan untuk merahasiakan hal ini karena aku tahu, Catherine masih bisa bertahan hidup dengan satu kekuatan intinya saja. Kecuali ada beberapa hal di masa depan nanti yang membuat segel buatanku ini lepas. Ketika segel-segel yang kuberikan lepas, kuharap ia bisa segera menguasainya.
Segel pertama yang kuberikan padanya adalah segel yang kugunakan untuk membuat kekuatan itu aktif di saat-saat tertentu. Ia akan aktif, saat pemilik kekuatan mengalami tekanan batin dan panik yang berlebih. Saat pemilik kekuatan sampai pada tahap itu, maka kekuatan ini akan aktif dengan sendirinya. Kali ini, aku menggunakan segel ini khusus untuk menyegel kekuatan teleportasinya.
Segel kedua yang kugunakan untuk kekuatan terakhir Ryn kuletakkan pada rambutnya. Sebelum segel ini benar-benar lepas, bisa terasa efeknya ketika rambut pemilik kekuatan berubah menjadi putih ketika ia merasa tertekan dan panik, sama halnya dengan alasan aktifnya segel pertama yang kubuat untuknya. Sayangnya, persyaratan dari segel ini adalah, ketika pemilik memotong rambutnya, otomatis segel tersebut akan lepas, dan kekuatan itu dapat dipergunakan sepenuhnya karena segel tersebut tidak bersifat permanen. Segel ini kugunakan untuk kekuatan terakhirnya, cahaya.
Lalu, ada satu rahasia lagi yang masih kusembunyikan darinya. Kekuatan ini berasal dari darah ayahnya, sama halnya dengan Luna yang mendapat kekuatan ini dari darah ibunya. Catherine dan Luna adalah Half Blood, campuran antara dua makhluk, antara penyihir dan iblis-penyihir dan malaikat. Ketujuh keturunan iblis dan malaikat memiliki senjata murni yang diwariskan secara turun menurun. Luna memiliki senjata berbentuk sabit-- yang sempat kudengar saat senjata warisan itu sampai ke tangannya. Ia menamakannya sebagai Dark Rose. Sedangkan Ryn memiliki Rapier, pedang ini belum kuberikan padanya karena kami tidak pernah bertemu lagi setelah kecelakaan hari itu.
Untuk catatan hari ini, cukup sampai sini saja. Untuk perkembangan segel dan hal lainnya akan kutulis di bagian selanjutnya.
***
Ryn menutup buku catatan itu lalu menghela napas pasrah. Ternyata sebagian--bahkan lebih dari setengah-- kekuatannya disegel oleh Samantha agar Luna tidak bisa mengetahuinya.
Benar juga, kalau Luna sampai tahu kekuatannya sedari dulu, bisa dipastikan ia tidak akan pernah menang melawan Luna yang sudah mempelajari kekuatannya. Kalau sudah seperti ini, ini saatnya ia memutar balikkan keadaan. Ryn sudah tahu semua kekuatan yang dimiliki Luna. Ia akan berlatih keras di sini, menyerang Medusa, keluar dari dimensi ini, dan kembali menghabisi Luna. Ia harus menghabisi anak setengah iblis itu.
Meski dirinya juga makhluk campuran, ia sudah dipilih menjadi salah satu dari Guardians. Ia harus menegakkan keadilan agar semua keseimbangan dunia tidak terancam. Agar manusia yang hidup di dimensi mereka tidak terancam punah. Agar manusia bisa hidup selayaknya manusia biasa.
Kalau boleh memilih, alangkah indahnya hidup sebagai manusia, tidak mendapat tanggung jawab yang cukup berat seperti ini, tidak berperang dan membunuh makhluk lain dengan tujuan membuat dunia ini dipenuhi keadilan. Persetan dengan semua itu. Bukankah merenggut nyawa makhluk lain atas dasar keadilan lebih kejam daripada pembunuhan biasa?
"Kau melamun ya? Sudah kuduga, kau sudah selesai membaca buku catatan itu."
Ryn menoleh ke sumber suara dan menemukan Nicholas berdiri di ambang pintu.
"Nicholas, apa tindakanku ini benar?"
Nicholas menaikkan alis tanda bingung. "Tindakanmu yang mana? Tentang rencanamu membuat kita semua terbebas dari dimensi ini?"
"Tentang semua apa yang kulakukan untuk dunia ini. Apa itu sudah benar?"
"Kenapa kau tiba-tiba jadi pesimis seperti ini?"
"Tolong jawab pertanyaanku."
Nicholas berjalan ke arah jendela lalu membukanya.
"Kau harus melihat keluar. Sinar mataharinya indah bukan?"
Kali ini, Ryn yang dibuat bingung oleh tindakan Nicholas. Tapi ia tetap mengikuti perintah elf itu dan ikut melihat pemandangan di luar jendela kamarnya. Ryn mengangguk takjub sambil merentangkan tanggannya keluar jendela, merasakan lembutnya angin pagi yang berembus di sekitarnya.
"Kau harus tahu, tidak semua makhluk dapat merasakan keindahan dan kenyamanan seperti ini. Coba bayangkan, jika kau tidak dilahirkan di dunia ini, apa kau bisa merasakannya?"
Ryn tertegun. Tidak seharusnya ia bertanya seperti itu.
"Dan coba pikirkan sekali lagi. Kita hidup di dunia ini, apa kita tahu dengan pasti mana yang benar dan mana yang salah?"
"Kita mengambil pilihan hidup berdasarkan keyakinan yang kita yakini masing-masing. Mana yang benar dan mana yang salah. Setiap pilihan yang kau pilih, lebih baik kau terima apa adanya, bukan malah menyesalinya. Pilihan selalu muncul dalam setiap kehidupan. Pilihan mana yang benar? Pilihan yang benar adalah pilihan yang kau yakini dan tidak akan kau sesali setelah melakukannya. Sampai di sini apa kau paham?"
"Maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya bingung. Apa rencanaku ini sudah benar. Tapi setelah mendengar pernyataanmu yang seperti itu, aku sudah tahu, pilihanku sudah benar. Terimakasih," jawab Ryn sambil melempar senyumnya ke arah Nicholas.
"Kau sudah paham," balasnya ikut tersenyum.
"Kalau begitu, kita harus memulai pelatihan. Samantha akan kembali besok pagi dan melatihmu menggunakan kekuatanmu yang belum pernah kau gunakan sebelumnya."
"Kau melatihku?" tanya Ryn sambil berseru heboh.
"Aku akan melatihmu menggunakan Rapier. Latihan kali ini, kau harus bisa terbiasa untuk menggunakannya sehingga ketika kau mendapatkan senjata warisan itu, kau sudah bisa menggunakannya."
Ryn mengangguk tanda mengerti. Tidak disangka ia akan berlatih dengan seorang elf yang kemarin baru saja menyelamatkan nyawanya. Meski hanya mengandalkan kekuatan fisik, ini akan menjadi latihan yang berat untuknya. Sudah pasti, karena di pelatihan ini ia akan berduel dengan seorang elf laki-laki, yang umurnya bisa jadi lebih dari ratusan tahun.
"Apa keadaanmu belum membaik? Kita bisa menunda latihan ini kalau kau masih belum sanggup untuk melakukannya."
Sindiran halus itu membuat Ryn tersadar dari lamunannya.
"Aku sudah siap," respon Ryn sambil memutar bola mata.
"Lain kali, jangan membiasakan diri untuk melamun sampai mengabaikan keberadaan orang lain seperti tadi," lanjut Nicholas diikuti tawa kecil.
Ryn menggeram menahan marah dan berjalan mengikuti Nicholas yang sudah berjalan cepat keluar kamar.
"Pelatihan seperti apa yang bisa kudapatkan darinya?"
************************************
Published : 25 mei 2018
revisioned : 06 september 2018
yo hai semua^_^
Maaf baru bisa update sekarang karena baru sempet hehehe.
Terimakasih untuk senua yang masih menunggu dan rajin memberiku vote, comment, dan semangat.
Btw, yang kelas 9, selamat ya bagi yang udah tahu nilai danemnya.
See you next week^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top