Para Pangeran Kegelapan
Wah telat ya updatenya... Gomen... Gomen... lagi mencari ide di pojokan dulu...
Ga usah basa basi langsung aja ke ceritanya.
Yuk kita mulai.
Met baca.
--------->>>>>>>
Author P.O.V
Kein menggendong Laze dengan mantap seakan Laze tidak memiliki berat. Sambil berjalan melewati lorong dan terlihat banyak ruangan di lorong tersebut.
"Tu... mmm... Kein ini dimana?" ucap Laze sambil melihat sekitarnya.
"Ini... bisa dibilang rumah sekaligus tempat tinggal bangsa kami dan juga manusia yang terasing, dibuang, dan banyak lagi." Ucap Kein sambil memperhatikan Laze yang begitu antusias melihat sekitarnya.
"Kein..." panggil Laze.
"Ya..." ucap Kein
"Kein aku kira... aku membutuhkan celana baru.... aku tidak bisa seperti ini didepan keluargamu." Ucap Laze malu sambil menutup celana bagian bawah celananya yang basah karena perbuatan Kein beberapa saat yang lalu.
"Ah... apakah itu permintaan pertamamu?" Ucap Kein mendengar pertama kalinya Laze meminta bukan memohon.
"Ayo kita ganti bajumu..." lanjut Kein sambil terus menggendong Laze kesuatu tempat.
+++
Laze P.O.V
Aku tidak percaya dengan kulihat ini. Begitu banyak pakaian diruangan ini. Seingatku aku hanya punya satu baju yang sepertinya sangat tipis karena ketika pemilikku dulu memakaikannya padaku terasa sangat dingin di tubuhku.
"Boleh aku memilih bajunya?" Ucapku pada Kein. Kein terdiam sejenak sambil mem perhatikanku.
"Tentu saja. Pilih saja yang kamu suka." Ucap Kein sambil mengelus lembut kepalaku. Ahhh rasanya nyaman sekali...
"Tuan... terima kasih... " ucapku sambil tersenyum pada Kein. Lalu berlari melihat-lihat tumpukan pakaian yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
+++
Kein P.O.V
'Tuan... terima kasih...' katanya. Apa dia sengaja bilang seperti itu padaku? Dia tidak sedang merayuku kan? Bilang hal seperti itu sambil tersenyum... apa dia mau aku kehilangan akal sehatku.
"Kein..." Ucap Laze membuat lamunanku buyar.
Akupun melihatnya yang sedang menunjukan sebuah baju. Baju yang sangat tipis dan bisa dibilang tembus pandang. Jangan bilang mau pilih baju itu.
"Itu baju perempuan Laze... kamu bisa baju yang lain. Lagian banyak perempuan disini yang tidak suka dengan baju itu. Karena terlalu terbuka." Ucapku.
"Ooo... dulu sepertinya aku pernah disuruh memakai baju seperti ini. Mm... ya kainnya rasanya sama... aku baru tau kalau seperti ini bentuknya tuan." Ucap Laze sambil meraba dan merasa kain baju tersebut.
Baju seperti itu? Manusia macam apa yang memakaikan seorang lelaki pakaian seperti itu. Mungkin lebih baik aku membantunya memilih baju.
"Mmm... Kein baju ini saja." Ucapnya sebelum aku sempat membantunya. Ku lihat Laze tersenyumsambil menunjukan sebuah kemeja putih dengan celana hitam.
"Cepat ganti." Ucapku padanya. Kulihat dia melepaskan pàkaiannya satu persatu. Terlihat bekas luka-luka yang sudah lama kering.
"Apa mereka melukai tubuhmu sampai seperti itu?" Ucapku.
"Mmm... ini dari tuanku sebelumnya. Dia sering sekali marah-marah padaku dan membuatku terluka. Tapi tenang tuan lukanya tidak sakit lagi. Udah lama sembuh." Ucapnya sambil tersenyum. Laze pun kembali memakai pakaiannya meski agak sedikit canggung dan bingung cara memakai pakaiannya.
Beberapa saat kemudian Laze pun selesai memgganti pakaiannya. Aku melihat Laze dalam pakaian tersebut membuatku tersenyum kecil. Karena pakaian itu terlalu besar untuk badannya yang masih remaja. Ahh tapi siapa peduli... dia masih tampak menarik dengan pakaian longgar.
"Ayo kita pergi." Ucapku sambil memgulurkan tanganku pada Laze. Laze pun menyambut tanganku.
"Kein... jangan gendong aku lagi." Ucap Laze mengungkapkan apa yang dipikirkannya sambil menyembunyikan wajahnya.
"Tentu saja... tapi tergantung situasinya." Ucapku sambil tersenyum.
Kami pun keluar dari ruangan itu dan berjalan menyusuri lorong sambil bergandeng tangan. Aku rasa semuanya akan baik-baik saja.
+++
Author P.O.V
Sementara itu... ditempat yang berbeda.
"Jadi akhirnya.. Kein mendapatkan pasangannya lagi?" Ucap seorang pria yang bertubuh padat dan tinggi dengan seringai bertaring diwajahnya.
"Apa pasangan barunya itu akan bertahan di upacara perjanjian?" Ucap seorang pria tinggi dan agak kurus agak khawatir.
"Tapi... pasangannya yang sekarang itu berbeda. Aku yakin ada maksudnya kenapa Kakak mendapat pasangan sesama jenis." Ucap seorang pria yang lebih muda diantara kedua pria lainnya.
+++
Kembali ke Laze dan Kein.
Beberapa saat setelah berjalan akhirnya Kein berhenti disebuah ruangan yang tertutup pintunya.
Aku yakin mereka sedang membicarakanku. Ucap Kein dalam hatinya.
Kein pun membuka pintu tersebut sambil terus menggandeng Laze yang masih sibuk melihat sekitarnya. Begitu pintu terbuka terlihat 3 pria yang sedang duduk pada kursinya masing-masing.
"Sepertinya aku mencium sesuatu dan sesuatu yang berbau sex." Ucap pria bertubuh padat dan tinggi sambil menyeringai menunjukan taringnya. Membuat Laze terkejut dan ketakutan.
"Oke kak... cukup salam perkenalannya. Jangan buat Laze ketakutan. Laze kenalkn itu Kakak pertamaku. Namanya Iza." Ucap Kein sambil menunjuk Kakaknya itu. Laze pun menganggukan kepalany pada Iza sambil berusaha tersenyum.
"Kamu memang adik paling kurang ajar yang pernah aku kenal." Ucap Iza tersinggung karena ditunjuk-tunjuk oleh Kein adiknya sendiri.
"Nah yang kurus itu kakak keduaku namanya Mika. Kamu tenang saja Laze. Mika lebih jinak daripada yang sebelumnya." Ucap Kein membuat Laze tersenyum lalu menganggukan kepalanya pada Mika. Mika pun membalas senyum Laze.
"Ah kamu memang adik paling kurang ajar Kein." Ucap Iza sambil tertawa.
"Sffft...sffft... bau mu enak Laze. Boleh aku meminta darahmu sedikit." Ucap seorang pria yang paling muda diantar kedua Kakaknya Kein. Pria itu sudah ada disamping Laze sambil mengendus tangan Laze yang bebas.
"Luca... Laze adalah pasanganku." Ucap Kein sambil merebut tangan Laze dari Luca.
"Aku hanya bercanda." Ucap Luca dan kembali kekursinya.
"Dia adik kurang ajarku Laz. Namanya Luca. Mereka bertiga adalah orang membantuku membebaskanmu. Mereka juga sama sepertiku. Mereka juga pangeran kegelapan. Sama sepertiku mereka juga mencari pasangannya didunia manusia." Ucap Kein menjelaskan.
"Kedua kakakku sudah memiliki pasangannya. Hanya adikku yang belum mempunyai pasangan karena menunggu giliranku. Masalahnya... aku selalu kehilangan pasanganku. Aku harap kamu bukan salah satu dari semua pasanganku yang gagal diupacara perjanjian Laze." Lanjut Kein sambil sambil menatap Laze penuh arti begitu juga kedua kakaknya Kein dan adiknya yang juga berharap pada Laze. Membuat Laze agak gugup.
Upacara perjanjian? Tanya Laze bingung dalam hatinya.
---------->>>>>>>>
Akhirnya selesai juga ceritanya. Walaupun agak telat updatenya. Zeno ngerasa cerita yang sekarang agak aneh. Tapi moga ja banyak yang suka. Amiin...
Semuanya tunggu ya lanjutannya.
Jangan lupa vomentnya ya...
Arigatou.
ZenoYuichi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top