Prolog

Tahun 2025

Rentetan peluru saling mengejar, hanya suara senjata api dan ledakan yang terdengar.

"TEMBAK! JANGAN GENTAR!"

Langit sangat gelap meski waktu menunjukkan tengah hari tepat. Campuran awan dan asap menutup langit. Meski tanpa cahaya matahari, tapi para prajurit berseragam loreng terus saja berkeringat.

Cuaca? Suhu? Bukan, tapi lawan.

"JANGAN GENTAR!" teriak seorang letnan berdiri di garis depan bersama puluhan prajurit lain yang terus menembak ke arah kepulan asap tebal.

Bangunan tinggi telah kosong, jalanan hanya diisi kendaraan yang ditinggalkan dan satu-satunya suara yang terdengar adalah suara medan perang.

Keluar dari kepulan asap, ratusan monster bergerak menuju barikade tentara. Sebesar mobil, dan bentuk mereka seperti kalajengking berekor dua dengan kepala bulat yang mendongak tinggi karena lehernya yang panjang bagai jerapah dan mulut berbentuk pipa panjang layaknya serangga seperti kupu-kupu atau nyamuk. Mata merah menyala menatap langsung ke arah prajurit yang gemetar sembari terus menembak.

*tang... Tang... Teng...

Seluruh peluru terpental layaknya menembaki tank berbaja tebal.

Semua terdiam dan hanya dalam hitungan detik, suara peluru tergantikan oleh suara jeritan kencang saat para monster itu memakan prajurit hidup-hidup.

"Ini bohong, tidak mungkin umat manusia bisa melawan ini," ujar sang letnan terduduk menyaksikan bawahannya yang menjadi makanan para monster.

Sesaat setelah itu, beberapa pesawat jet tempur terbang melewati mereka.

Para pesawat tempur itu telah bertemu pasukan monster kalajengking yang merayap cepat, sekitar 50 km/jam. Rudal ditembakkan, tapi itu bukan rudal biasa karena ketika menghantam para monster, ledakan setinggi 10 meter tercipta.

Ledakan demi ledakan terjadi disusul kepulan asap yang tinggi. Bukan hanya rombongan monster, bahkan bangunan besar di samping pun ikut hancur karena dampak ledakannya.

“Yeah, kita berhasil,” kata salah satu pilot tempur.

“Yeah, kali ini, pasti-”

*jrash!

Sebuah pasak besar tiba-tiba menusuk salah satu pesawat tempur dan langsung menembus sang pilot.

Satu monster kalajengking setinggi 150 meter tiba-tiba muncul, dan pasak besar tadi merupakan mulut penghisap sang monster yang ditembakkan dari sang monster sendiri.

Bagaikan paku raksasa, mulut itu tumbuh lagi dan sang monster kemudian mengarahkannya ke pesawat tempur lain.

*wush!

Tembakan meleset karena kelihaian pilot, tapi itu tidak mengurangi sedikit pun keringat dingin dari sang pilot ketika melihat monster kalajengking yang lebih tinggi dari monas dan bisa menembakkan mulut panjang yang mirip paku raksasa.

“Bagaimana kita membunuh makhluk ini?” gumam salah satu pilot menelan ludahnya.

Tidak cukup di situ, puluhan monster kalajengking setinggi 50 meter tiba-tiba muncul dari balik kepulan asap ledakan sebelumnya.

Mereka berhasil membunuh monster kecil dengan ledakan, tapi monster yang lebih besar? Ledakan itu hanya mampu membuat goresan tipis.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top