Madol kuy kita \(=w=)/

A/N : Astagfirullah judulnya, ada apa dengan author--

Alih-alih merasakan dinginnya lantai rumah sakit seperti lantai suatu rumah dalam ingatanku yang kabur, aku merasakan empuknya busa kasur saat aku terbangun. Aku membuka mataku dan melihat langit-langit putih. Butuh waktu bagiku untuk nyadar kalo aku masih di rumah sakit, gegara kemaren aku menangis sampai tertidur--

Eh?

Aku segera duduk tegak. Ini kan ranjang Soraru-senpai! Lalu kalo aku yang nempatin, orangnya kemana?!

Panik, aku hampir loncat dari ranjang, jika bukan karena pintu kamar mandi yang terbuka, menampakkan senpai-ku yang hanya sedang memakai celana panjang hitam. Rona merah gelap terlukis di wajahku melihat dada bidangnya yang berkilau bekas kena air, dan walaupun balutan perban di sisi kanan perutnya sedikit mengacaukan pemandangan, aku tetap menikmati apa yang tersuguh di hadapanku.

HOOOH! INDAHNYA PEMANDANGAN DI PAGI HARI!!!

"Napa lu, curut?" nada dingin dan cuek yang kusukai itu bertanya padaku, dan pandangannya yang tajam mengarah ke arahku.

Aku menggelengkan kepala, menyembunyikan bagian bawah wajahku yang memerah dengan selimut. Bau mesiu, darah, dan udara dingin segera menyeruak memasuki hidungku, dan rasanya aku mau meleleh aja dengan selimut berbau Soraru-senpai di sekelilingku.

"Kambuh dong dia hadeeh" aku dapat mendengar langkah tegapnya menghampiriku, sebelum tinjunya mendarat di pucuk kepalaku. Ringisan perih keluar dari bibirku, namun di balik itu, kok rasanya enak ya?

"Nee, senpai? Pukul aku lagi--"

"Mupengan lu" dia berdecak kesal dan memakai baju rumah sakitnya kembali, meraih segelas air putih dan menyodorkannya padaku, "Nih minum, lu mewek kelamaan tadi malem. Pasti tenggorokan lu kering" ujarnya.

Aku menerimanya dengan malu-malu, menghabiskan airnya dalam satu teguk saja. Aku menyerahkan gelasnya kembali pada Soraru-senpai, dan tersenyum lemah, "Arigatou, senpai. Pasti senpai yang sudah menggotongku ke ranjang kan?"

Dia melipat kedua lengannya di depan dada, "Soalnya kalo lu demam gegara tidur di lantai rumah sakit, bisa-bisa gue dapet luka lagi dari si anak bulan itu. Gue ngelakuin itu demi diri gue sendiri ye. Jangan mikir aneh-aneh ya lu"

Aku terkikik. Tsundere-nya bisaan deh. Kawaii na~.

"Ketawa sekali lagi gue hukum juga lu"

"Hukum aja, senpai! Aku rela--"

"Gak waras lo"

Mungkin itu hanya imajinasiku, tapi aku yakin mendengar kekehan Soraru-senpai di balik tawaku yang menggema di ruangan.

.

Amatsuki menggetuk-ngetukkan telunjuknya ke meja dengan khawatir. Mafu gak ada di kamarnya saat pagi hari, dan dia cari sekeliling rumahnya pun gak ada. Amatsuki padahal udah panik plus ultra melihat bercak darah di selimut Mafu. Hanya ada dua hal yang terbesit di pikirannya saat melihat hal tersebut.

Satu, Mafu lagi datang bulan, tapi itu gak mungkin. Anaknya kan cowok.

Dua, Mafu habis digituin--

Sebuah tepukan tiba-tiba mendarat di bahunya, "Bengong aja!"

Amatsuki loncat kaget dari kursinya dan segera memutar tubuhnya, "Se- Senpai!"

Kashitarou tertawa tanpa dosa. Di sampingnya, Luz lagi main hp, jempolnya tampak bergerak ke atas dan ke bawah, berulang sampai beberapa kali, namun dia masih sempat melambaikan tangannya pada Amatsuki, menyeringai kecil.

"Habisnya kalau nggak Senpai gituin ntar kamu bengong terus loh sampai waktu istirahatnya habis!" Kashitarou masih tertawa walaupun tidak selantang sebelumnya. Dengan lembut, dia mengelus-elus surai coklat Amatsuki, "Lagi mikirin apa?"

"Lagi mikirin Mafu-kun, senpai" Amatsuki menjawab jujur, menghiraukan pipinya yang merona karena tangan Kashitarou yang masih mengelus-elus kepalanya, "Mafu-kun gak ada di kamarnya tadi pagi, dan ada bercak darah di selimutnya--"

"Mafu-kyun habis dianuin?!?!" Luz spontan teriak mendengar Amatsuki bilang begitu.

"Ya entahlah, aku juga gak tau, senpai"

Kashitarou meraih hp-nya saat merasakan benda tipis itu bergetar di saku seragamnya. Dia mengangkat satu alisnya ketika mengetahui bahwa dirinya ditelepon oleh seseorang. Dia menggumamkan permisi pada dua temanya sebelum menerima panggilan tersebut, menyenderkan dirinya ke jendela kelas Amatsuki.

"Luz-senpai lagi baca apa?" tanya Amatsuki, menyadari senpai itu tidak mengalihkan perhatiannya sama sekali dari hp-nya setelah dia menyapanya.

"Doujin R-21+, Amatsuki-kyun" jawabnya santuy.

MAU BACA JUGA DONG LUZ--//diem lu author bejad.

Amatsuki memandang senpai-nya dengan ngeri. Senpai-nya fudanshi toh, gak nyangka.

"... Hai, aku mengerti. Arigatou gozaimashita, Kuwahara-san" Kashitarou menutup teleponnya dan kembali menghampiri mereka berdua, "Amatsuki-san, tampaknya aku tau dimana Mafu-san berada" ujarnya.

"Maji de?!" Amatsuki hampir teriak, "Dimana?!" nggak deng, itu dah teriak.

"Dia berada di kamar Soraru-san di rumah sakit. Kebetulan saja, dokter yang bertugas merawat Soraru-san adalah kenalanku, dan dia memberitauku bahwa ada seorang albino di kamar Soraru-san. Albino itu bermata merah dan memiliki barcode di pipinya"

"Itu pasti Mafu-kun 100%!" seru Amatsuki, "Ayo kita kesana... Sekarang..." suaranya memelan di akhir saat dia kembali duduk di kursinya. Helaan nafas berat keluar dari bibirnya, "Oh iya, ini kan masih waktu istirahat..."

Ting! Rasanya kayak ada suara bel saat lampu imajiner muncul di atas kepala Luz, "Akoeh tempe apa yang harus kita lakukan! Kita madol yuk!"

Krik, krik... Krik, krik...//ada jangkrik lewat gaes.

"Itu tidak baik, Luz-kun" Kashitarou beralasan dengannya, menolak gagasannya dengan tegas, "Kita bisa ketinggalan pelajaran, dan tolong pikirkan tentang Amatsuki-san. Dia pasti juga tak mau membolos begitu saja"

"Sans ae lah, Kashitarou-kun! Kita berdua pinter-pinter ini pula! Amatsuki-kyun kan anak langganan ranking satu dari dulu! Ketinggalan satu dua pelajaran tak akan berpengaruh padanya! Kamoeh juga ingin ngeliat Mafu-kyun kan?"

"Amatsuki-san, tolong pikirkan baik-baik sebelum kau menjawab pertanyaan dari Luz-kun. Kenalanku berkata bahwa Mafu-san baik-baik dengan Soraru-san, Kita bisa menungu sampai pulang sekolah untuk menemui mereka"

Hayoloh Amatsuki bimbang di antara dua seme- eh pilihan. Mana yang harus dia pilih? Kashitarou yang secara akal benar? Atau Luz yang secara perasaan benar?

Amatsuki membuka mulutnya, dan dua kakak kelas itu sudah tak sabar untuk mendengar jawabannya, "A- Aku..."

.

"Mmhh, Soraru-senpai... Sudah cukup-- Ngh..."

"Haahh... Padahal lu yang minta tadi..."

"Ta- Tapi aku tak kuat lagi--!"

"Lemah"

Mafu terkekeh mendengarnya. Terlepas dari seluruh nyeri di punggungnya, dia tentu menikmati hukuman dari Soraru. Keringat mengucur dari pelipisnya, mengalir menuruni wajahnya yang merona, dan menetes ke lantai rumah sakit. Kaki dan tangannya sudah bergetar hebat, tapi dia tak peduli. Dia masih ingin lanjut selama dia akan mendapat ejekan lain dari Soraru.

"Hmm? Napa lu ketawa? Mau lagi?"

"Ahaha... Entahlah, senpai-- Ahh!"

Nih dua sebenarnya ngapain sih, author greget sendiri ngetiknya//lu yang ngetik masa lu gak tau sih bangsul.

Mafu berbaring dengan wajahnya mendarat di lantai yang basah karena keringatnya, nafasnya terengah-engah oleh sensasi lelah namun nikmat menjalar di seluruh bagian tubuhnya. Dia memutar kepalanya dengan lemah ke belakang, dimana Soraru berada, dan tersenyum kecil, "Apa senpai punya hukuman lagi untukku~?" 

"Bjir, adek angkat gue gini amat yak. Kalo gue tau dari dulu pasti gak bakal gue anggep adek" Soraru menghela nafas berat, sebelum seringai licik yang lebar menggembang di wajah pucatnya, "Baiklah, mari kita lakukan satu ronde lagi"

NAH LO RONDE APAAN NIH SOR. LU BERDUA KOK MISTERIUS AMAT SIH DARI TADI. BIKIN GREGET ORANG AJA.

"Un..." Mafu berusaha menaikkan tubuhnya kembali agar Soraru tidak terlalu kesulitan, "Silahkan saja, senpai-- Aah...!"

"WOI KALIAN BERDUA GAK BOLEH MAIN PEDANG-PEDANGAN DI RUMAH SAKIT--" sang dokter yang merawat Soraru, Kuwahara, membanting pintu terbuka, dan langsung speechless melihat pemandangan (?) yang ada di hadapannya.

"Kuwahara-san? Ada apa--" Kashitarou, Amatsuki, dan Luz yang menghentikan langkah mereka di belakang sang dokter juga cengo.

Oh, jadi Mamat mengikuti aliran (?) si jerapah toh. Sesat ya kamu mas.

~~~

A/N : Cliffhanger eaaa~//diem lu author bejad (2).

Besok author TO selama empat hari, jadi kemungkinan besar author gak bakal update sampe TO-nya selesai ehehe~. Untuk sekarang, nikmati aja yang ada di atas situ.

Selamat berimajinasi ( ͡~ ͜ʖ ͡° )//digolok pake cangkul (?).

See you next time! 








Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top