Ragu dan Takut

Nyaman adalah kondisi dimana kita merasa tenang, aman dan tidak terganggu pada suatu keadaan. Sadar atau tidak kita tetap tak bermasalah atas apa yang terjadi, karena rasa nyaman menyelimuti.

Nyaman juga bisa berarti perasaan lepas, bebas, tempat dimana kita merasakan hidup seolah tanpa halangan. Terhempas semua rasa takut dan kecewa.

Dan mungkin saat ini rasa nyaman sedang dirasakan Alvina. Pasca kegagalan hubungan asmaranya bisa dibilang pola tidur Alvina tak pernah sempurna. Selalu gelisah, ada beban menumpuk di hati. Entah kecewa atau takut akan kesendirian.

Namun kali ini sungguh semua beban terasa lepas entah kemana. Dalam tidurnya Alvina merasakan kehangatan tersendiri. Pelukan hangat dan erat seolah syarat perlindungan benar-benar ia nikmati dan berharap selalu hinggap disetiap tidurnya.

Usapan dan sentuhan gerak menenangkan ini terasa memabukkan. Alvina benar-benar merasa nyaman. Jika boleh diperjelas, sebenarnya, rasa nyaman itu hadir karena berada dekat dengan seseorang yang bisa melindungi kita bukan?

Seperti saat ini. Seseorang mungkin memang sedang berusaha membantu diri Alvina terlepas dari keterpurukan. Mungkin.. Keberadaan seseorang ini masih samar. Nyata atau hanya ada di mimpi Alvina saat ini.

Alvina semakin membalas pelukan dari seseorang yang membuatnya nyaman. Aneh tetapi itulah kenyataan yang mau tak mau diakui Alvina. Ia menyukai situasi saat ini.

Usapan itu terasa di punggung belakang Alvina. Sesekali memainkan pelan rambut Alvina lalu turun kembali ke punggung. Menepuk pelan seolah ini pengantar istirahat yang sangat mujarab mengobati kegelisahan. Alvina tidak perduli siapa yang melakukan. Ia mau egois tidur sejenak. Sebelum kenyataan akan dunia nyata kembali hadir bagai kaset rusak di isi kepalanya.

Alvina butuh mimpi indah.

Alvina sedikit mengernyit. Antara sadar dan tidak, tangan itu mulai bergerilya pada titik pribadinya. Area yang jarang disentuh oleh siapapun. Alvina merasa geli saat tangan itu mengusap perutnya dengan lembut. Membelai lebih tepatnya.

Dan kernyitan Alvina terus berlanjut karena rute sang tangan yang semakin mengarah ke lain tempat. Tangan itu naik perlahan ke atas perutnya dan berhenti di satu titik. Aset berharga setiap kaum hawa.

Alvina berusaha membuka mata di tengah rasa hangat atas pelukan nyaman yang sedang ia nikmati. Ini tidak benar.

Hingga suatu perbuatan terjadi di luar prediksi Alvina. Tangan itu..

"Arrggh.." Sekuat tenaga Alvina membuka mata dan menatap arah rasa tak enak yang diterima, pada salah satu buah dadanya. Tangan sialan itu baru saja meremas aset berharga miliknya. Dengan wajah memerah bercampur emosi Alvina berusaha melepaskan pelukan Nizar dan memukul si tangan kurang ajar itu bahkan menarik jari tangan itu untuk ia gigit meluapkan amarah yang tak bisa ia tahan.

Ini tidak bisa diterima.

Nizar baru saja meremas payudara kanannya. Dimas saja belum pernah melakukannya. Semua orang di seluruh dunia belum pernah melakukan itu kepada Alvina. Dan Nizar menjadi orang pertama yang berhasil membuat Alvina emosi yang teramat sangat, hingga bingung ingin membalas dengan cara apa.

"Bangun sialan!!!" Nizar memang masih betah memejamkan mata saat Alvina memukul-mukul dirinya. Dan saat Alvina menggigit jarinya barulah terkumpul nyawa Nizar.

Pria itu sepertinya melakukan aksi itu dalam keadaan tidak sadar.

Kesadaran membuat ia bingung atas apa yang terjadi. Kenapa Alvina meronta dan tak bisa dikendalikan?

"Jahat! Dasar manusia aneh. Kamu kira aku apa? Nggak sopan!" teriak Alvina sambil memukul dada Nizar. Alvina semakin kesal karena Nizar belum sepenuhnya sadar. Pria itu lebih memilih memeriksa keadaan mini bus yang tak berpenghuni, sepertinya mini bus berhenti di sebuah tempat parkir.

"Kemana semua orang?" tanya Nizar dengan bodohnya. Wajahnya sungguh khas bangun tidur. Nizar seperti baru bangun dari mimpi indahnya. Ia bermimpi duduk di bawah pohon sambil bermain dengan kelinci yang menggemaskan. Kelinci itu sangat manis dan sayang jika bulu-bulu halus nan lembutnya tak ia jamah walau sekedar mengusap sayang.

Nizar berjanji setibanya di kota Malang ia akan memelihara kelinci berwarna putih dengan warna mata merah menyala mengobarkan cinta. Teman yang menyenangkan dikala ia kesepian. Bulu-bulu halusnya bisa ia jadikan terapi mengusap sopan. Ah apa yang sedang kau pikirkan Nizar! Sadar di sebelahmu ada sesosok wanita yang murka. Bahkan Nizar dapat melihat mata Alvina berapi dan berwarna merah.

Diakah kelinci yang ada di alam mimpi?

"Aku nggak perduli kemana semua orang!" teriak Alvina benar-benar murka. "Kamu benar-benar keterlaluan." Alvina terus saja berteriak.

Nizar menggeleng bingung, mencari sumber kemarahan Alvina. "Maaf saya benar-benar tidak mengerti kenapa kamu marah?"

Tangan Alvina menarik tangan kanan Nizar, si tersangka pelaku pelecehan. "Ini, tangan sialan kamu ini baru saja meremas payudaraku." lalu Alvina menghempaskan keras tangan Nizar.

"Tangan saya?" merasa tak yakin Nizar mengangkat tangannya. Menatap lima jarinya dengan pasti. Apa benar? Nizar seolah ragu.

"Tadi ada di sana?" pertanyaan macam apa itu?Alvina masih menatap murka Nizar. Bisa-bisanya..

"Maaf saya tidak sengaja." Nizar masih terus menatap lima jarinya itu dengan wajah kebingungan.

Jadi kalian tadi singgah ke gundukan kenyal itu? Tidak sopan, berbuat saat yang punya isi kepala tidak sadarkan diri.

"Arrggg.." merasa kesal karena disepelekan Nizar, Alvina berteriak lalu kembali menggigit tangan Nizar.

"Aw.. Iya-iya.. Maaf saya tidak sengaja." Nizar menundukkan kepalanya. Tanda menyesal. Alvina benar- benar tak menduga ia akan mengalami kejadian seburuk ini.

"Hiks.." isakan itu terasa memilukan. Alvina terisak lemah. Ia merasa terhina atas perlakuan Nizar yang tak pernah dibayangkan akan terjadi.

"Saya akan bertanggung jawab." dan lagi-lagi ucapan Nizar sungguh membuat Alvina murka.

"Dasar manusia sinting. Pantas kamu nggak pernah berpacaran. Kamu aneh dan tak sopan. Aku benci kamu." Setelah berteriak Alvina berdiri. "Jangan dekati aku lagi." ia mengambil tas dan berlari keluar mini bus. Yang terpenting saat ini adalah menjauh dari Nizar. Ia sangat kecewa.

"Apa yang harus aku lakukan?" ucap Alvina sendirian di depan sebuah taman. Ia duduk sambil menatap mini bus dan sebuah restoran di belakangnya.

"Abang Aries.." Lirihnya pelan, nama itu terbesit di hatinya. Ia merogoh ponsel dan hendak menghubungi seseorang, namun urung ia lakukan. Bercerita dengan seseorang pun terasa memalukan. Alvina harus bisa menguasai masalah konyol baru saja ia alami. Harus bisa.

Kamu wanita kuat Alvina.

Pada akhirnya Alvina hanya menatap langit dan hamparan bunga di taman. Cukup membuat emosinya reda. Walaupun setelah ini ia tidak tahu akan bertingkah seperti apa di hadapan Nizar.

Sungguh Alvina ingin pulang. Ia rindu pelukan kedua orangtuanya dan keceriaan seluruh keluarganya.

"Hiks.."

***

Nizar melihat dari kejauhan kesedihan Alvina akibat ulahnya. Sungguh semua di luar kendalinya. Semua terjadi karena alam bawah sadarnya bertindak semaunya.

Harus diakui ia pria normal, usianya bahkan sudah sangat matang dan mendekati mendidih untuk urusan kebutuhan. Dan Alvina sungguh sial berada di waktu yang tak tepat saat menerima pelukan darinya. Terlebih gundukan kenyal itu memang menjadi daya tarik sejak awal pertemuan. Salahnya juga yang menarik Alvina untuk ia peluk. Ia hanya mengikuti kata hatinya. Memeluk Alvina, ia mau menjadi pelindung gadis itu. Hanya itu sebenarnya tujuan awal, kenapa merambah ke tempat lain?

Terkutuklah tangan ini. Andai Nizar bisa menarik waktu. Sungguh ia akan sekuat tenaga tidak meremas. Andai..

Penyesalan yang benar-benar membuat hati gundah, menyesal karena ia tak tahu seperti apa rasanya..

Ah Nizar sadar!!!

Bertindak sedemikian tak sopan kepada wanita yang baru ia kenal. Taubatlah!!!

Setelah ini Nizar berjanji akan memperbaikinya.

Mungkin saat ini Alvina memang butuh ketenangan tanpa dirinya. Tidak masalah, Nizar akan membiarkan sampai gadis itu mau menatap kembali dirinya.

Me : hyung bantu aku menaklukan hati seorang wanita.

Hyung : 🤔 My brother sudah besar. Mau membuka hati.😚

Me : serius hyung! Ini darurat. Aku membuat seorang wanita marah besar.

Hyung : memangnya kamu melakukan apa?

Me : Awalnya aku mencium paksa dia dan saat tertidur di bus aku meremas salahsatu mountain miliknya. 😶

Hyung : 😱 ajaran siapa itu brother?

Nizar hanya mendesah membaca balasan itu. Siapapun akan terkejut tak percaya. Tak heran..

Dan tak lama suara dering ponselnya mengagetkan dirinya. Terpampang nama Hyung di layar. Terima nasib..

"Iya hyung.." sapa Nizar siap menerima omelan.

"Kamu itu pria tidak tahu diri. Melecehkan wanita seenaknya saja. Siapa yang mengajarkan kamu seperti itu? Kakah tidak pernah membayangkan perasaan wanita yang sudah kamu lecehkan itu seperti apa. Terhina pasti. Hyung kamu ini selalu sopansama kakak, selama kami belum menikah. Bahkan kakak yang menawarkan diri dan hyung kamu benar-benar kuat iman. Sekarang kakak harus bertindak tegas, kamu harus berubah dan segeralah mencari pasangan hidup. Sungguh kakak kecewa mendengar ini. Wajib bagi kamu meluluhkan hati wanita itu. Berusaha yang benar dan tulus."

"Nizar mama minta kamu harus bisa membawa wanita itu ke sini. Mama mau bertemu langsung. Mama juga mau meminta maaf atas ulah kamu. Pastikan dia mau ikut dengan kamu."

"Tenangkan diri kamu dulu, setelah ini aku akan ajarkan meluluhkan hati yang terluka. Oke brother?"

Nizar mendesah lemah. Bagaimana caranya? Ia benar-benar awam dalam urusan wanita.

***
Tbc
Sabtu, 26-11-16
Mounalizza

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top