Extra Part 2

Publish on: Jumat, 15 Mei 2020 [12.37]

Extra Part terakhir😍

Happy reading!

MISSION IN SCHOOL

***

Dua minggu kemudian ....

"Bunda, Krystal berangkat!"

"Jangan lari-lari, Krystal!" tegur Nadya saat melihat Krystal turun dari lantai atas.

Krystal mengecup pipi sang ibu, "Iya. Krystal berangkat ya! Ayah mana?"

"Di depan, baca koran." Nadya mengambil kotak bekal dan secangkir kopi lalu menyodorkannya pada Krystal, "Ini bekalmu. Awas kalau tidak dihabiskan! Dan berikan kopi ini sama Ayah."

"Oke, Bunda cantik. Eh, kenapa Ayah pagi-pagi minum kopi?" Krystal merengut tak suka.

"Kayak kamu gak kenal Ayah aja. Bandel tuh, Bunda udah bilangin berkali-kali gak digubris." Krystal tertawa melihat ekspresi Nadya. Ia lantas menyalimi tangan ibu-nya.

"Babay, Bunda!"

Sesampainya di teras, benar saja Gabriel tengah duduk membenarkan kaca matanya dengan koran yang ia baca. Tapi yang membuat Krystal membeku dengan napas tertahan adalah adanya seorang pria jangkung di samping sang ayah.

"Daniel, lo ngapain di sini?!" Niatnya sih cuman tanya biasa, tapi suara Krystal lebih terdengar seperti histeris melihat keberadaan Daniel.

"Krystal, bikin Ayah kaget aja!" Gabriel mengusap dadanya. Dia kan sudah tua, beruntung tidak memiliki penyakit jantung.

Krystal meringis.

Salahkan Daniel, Yah. Dua minggu lalu bikin nih jantung kena serangan kecil. Dag dig dug ser jadinya, kan rese. Udah gitu, gak tanggung jawab lagi.

"Sini, Nak. Itu kopi buat Ayah, kan?" Krystal tersadar, ia lantas menghampiri ayahnya, menyerahkan kopi.

"Krystal pamit, Yah. Hari ini hari pertama masuk, Krystal gak mau telat. Babay, Ayah!" Gadis itu mengecup pipi Gabriel, menyalimi tangannya kemudian berlari kecil meninggalkan mereka.

Gabriel ternganga, "Eh, Krystal! Ini Daniel-nya ketinggalan! Kamu mau berangkat naik apaan? 'Kan gak bisa naik bis sendiri, Ayah juga gak mau nganter."

Krystal menepuk dahinya sendiri. Sedangkan sedari tadi, Daniel menahan senyum melihat tingkahnya.

***

"Krystal!"

Tepat setelah Daniel memarkirkan motor hitamnya, Jessica memanggil Krystal. Yang dipanggil menoleh kaget, lantas turun dari boncengan. Tanpa menunggu Daniel, Krystal menghampiri sahabatnya itu.

"Aigooo, gue kangen banget sama lo!" Jessica melingkarkan tangannya di leher Krystal, memeluk erat.

Jangan heran dengan gaya bahasanya. Setelah dua minggu mendekam di rumah untuk menghabiskan libur akhir semester, Jessica lebih sering nonton K-Drama daripada pergi ke luar kota. Pantas saja gadis itu terkontaminasi oleh bahasa negeri ginseng sana.

"Aelah, Ca. Kemarin gue abis dari apartemen lo, loh." Krystal memutar mata, mencibir aksi lebay Jessica.

Yang dicibir mengerucutkan bibir, "Gak asik lo ah, Ta."

"Udah-udah. Lo berubah dratis ya ampun! Makin gendut tuh! Dari yang dulu mulutnya pedes sekarang malah jadi lemes gitu. Perasaan dulu lo anti banget sama Korea, deh."

Jessica melotot, ia mencubit pinggang Krystal dengan kesal, "Gue gak gendut! Dan gue jadi pecinta K-Drama juga gara-gara lo!"

"Aww!" Krystal meringis nyeri, menggeleng-gelengkan kepala, "Cuman kebiasaan ini yang masih mengakar kuat," decaknya prihatin.

"Yuk ah, kita lihat kelas terbaru kita!" Jessica lantas menarik tangan Krystal, membuat Krystal melotot kecil dan pasrah saja. Ia melirik ke belakang, mendapati Daniel juga mengekor. Krystal kembali menengok ke depan, menggigit bibirnya yang kini malah melengkung sempurna. Fyi, dia dari tadi nahan senyum waktu diboncengin tuh cowok.

"Allena! Zoya!" Jessica beralih memeluk kedua gadis yang berdiri di depan mading itu. Allena dan Zoya membalasnya erat. Mereka berputar-putar. Di sampingnya, Arlan memutar bola mata malas. Ia menghampiri Daniel dan mengajak pria itu untuk ke kantin. Biasanya hari pertama masuk, kantin selalu buka lebih pagi.

"Ugh! Krystal, kangen deh!" Zoya beralih memeluk gadis di belakang Jessica, Krystal membalasnya. Sesekali menegur agar tidak terlalu lebay. Malu sama junior yang lewat. Apalagi tadi ada siswi berseragam putih biru yang memandang mereka aneh. Krystal ingin melototinya, tapi ia harus menjaga image sebagai senior yang kalem.

"Omo! Gue di kelas XII IPA 1!" Jessica menjerit histeris setelah melihat papan mading. Maklum lah, ia sangat bermimpi bisa memasuki kelas unggulan itu. Memang, GHS masih menerapkan sistem kasta. Di mana murid pintar bisa dimasukkan ke dalam kelas pertama setiap angkatan. "Eh, lo juga sama, Ta!"

Krystal mengibaskan tangan, "Udah gue duga." Membuat Jessica memutar bola mata melihat kesombongan gadis itu.

"Lo di kelas apa, Len?" tanya Jessica.

Allena mengangkat bahu, "Masih biasa. XII IPS 1, bareng juga sama nih anak," tunjuknya pada Zoya yang menampilkan senyum pepsodent. Allena mendadak cemberut, "Andai aja Nathan ngulang SMA lagi."

"Yee, si bucin! Mana bisa gitu," celetuk Zoya.

Wajah Allena makin kusut. Mereka tertawa.

***

"Kita duluan ya!"

"Oke, babay!" Allena dan Zoya lantas meninggalkan Jessica beserta Krystal di depan kelas XII IPA 1, mereka melangkah menuju gedung IPS.

Krystal mengerutkan keningnya bingung saat mendengar bisik-bisik dari dalam kelas. Ada salah satu murid melewati pintu, agak tersentak saat melihat keberadaan Krystal dan Jessica. Namanya Anya, salah satu tetangga kelas Krystal tahun lalu.

Jessica dan Krystal berpandangan tak mengerti.

"Eh, kalian masuk kelas ini juga?" Tiba-tiba suara Arlan terdengar. Pria itu berdiri di belakang Jessica sambil bawa gorengan. Di sampingnya ada Daniel yang memegang gelas cup berisi teh.

"Ini baru mau masuk," balas Jessica. Ia masuk ke dalam, diikuti Krystal dan kedua pria tadi.

Langkah Jessica terhenti seketika. Mulutnya terbuka kaget. Bisik-bisik yang tadi terdengar jelas kini lenyap tanpa sisa. Krystal memajukan langkahnya, "Kenapa, Ca? Kok berhenti."

"T-ta ... ini ...." Jessica tak sanggup bersuara. Oleh karena itu, dia menggeser tubuhnya.

Krystal menutup mulutnya tak percaya, matanya terbuka lebar. Arlan pun sama kagetnya, ia hampir menjatuhkan gorengan. Beda halnya dengan Daniel, pria itu nampak mengeraskan rahang. Ia nyaris meremas kuat gelas cup yang ada digenggamannya.

Di jendela, tertulis jelas dengan huruf kapital. Bahkan jika kita berdiri di outdoor, tulisan itu masih terbaca sempurna. Seluruh siswa di dalam kelas menunduk sambil melirikkan mata, saling kode untuk segera keluar kelas. Mereka terlalu takut, terlebih lagi menyadari bahwa kalimat yang tercantum di jendela tersebut menggunakan darah sebagai tinta.

Daniel berjalan maju, ia melirik Krystal yang masih mematung tak percaya. Pria itu meraba kaca jendela, menyentuh tulisan tersebut lantas mendekatkannya pada hidung.

Ini benar-benar darah, masih baru.

Tangannya mengepal, tatapannya tajam, sekuat tenaga Daniel menahan dirinya untuk tidak memecahkan kaca itu saat ini juga. Daniel sadar betul, ia dan Krystal diancam.

KRYSTAL DANIEL

YOU WILL DIE!

"Astaga!" Arlan yang mengikuti langkah Daniel untuk maju justru malah melototkan matanya kaget melihat ke bawah. Jessica dan Krystal melempar pandang, lantas cepat-cepat menghampiri mereka.

"Kenapa, Lan?"

Arlan tak menjawab, dia hanya mengarahkan telunjuknya ke bawah sana. Krystal menoleh, ia begitu kaget sampai menutup mulut menggunakan kedua telapak tangannya. Begitu juga Jessica, gadis itu memekik pelan melihat sosok di lapangan outdoor tergeletak tak bernyawa dengan kepala nyaris hancur dan punggungnya tertancap pisau.

Sementara di atas sana, seseorang berjaket hitam duduk di pembatas rooftop. Tudungnya berhasil menutupi wajah, hanya hidung dan bibirnya yang terlihat. Dia menatap ke arah tulisan bertinta darah di kaca jendela itu, mengawasi. Tangannya memainkan pistol, bibirnya tersenyum miring.

Pada akhirnya, para remaja itu lengah. Mereka tidak menyadari bahwa pembunuh yang sesungguhnya masih berkeliaran. Menunggu waktu yang tepat untuk menuntut balas.

Ya, mereka tidak sadar akan itu.

Semuanya belum berakhir.

***

-Extra Part Tamat-

Tisu mana tisu?!

Aku pengin nangis😭

Terima kasih untuk kalian semua yang selalu kasih semangat buat aku, baik yang lewat kolom komentar, DM di Wattpad, sampai DM lewat instagram😢

Akhirnya setelah hampir satu tahun lamanya ---tepat dua bulan lagi--- aku bisa menyelesaikan cerita ini. Aku bener-bener jatuh cinta sama pasangan Daniel-Krystal😂

Dan maaf yang sebesar-besarnya kalau MIS kurang menarik, mudah banget ketebak alurnya gimana, atau ada kesalahan nama dan tempat. Aku baru sadar, lapak ini masih amburadul. Banyak banget typo :( Dan kini masih dalam tahap revisi.

Untuk readers setiaku yang tercintah: Muachh :* Kalian the best pokoknya! Maaf karena belum bisa balas komentar satu-satu. Tapi percayalah, aku selalu baca semuanya dan senyum-senyum sendiri :^ Kalian penyemangat terbaikku, hiks😭

Thor, ada sequel gak?

Hmmm ... kalian penginnya gimana?

Author masih mikir-mikir dulu. Tapi kalau memang kalian pengin banget ada sequel dari MIS, aku bakal buat.

But, nunggu ujian semester kelar yaaa😭

So, sekian curhatan akhir dari Author :)

Semoga kita bisa bertemu lagi, di lapak yang baru, di cerita yang lebih seru, tentu saja di suasana yang lebih uwu!

See you next time and ...

I love you all :*

Salam sayang,

Author

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top