Part 2

Author Pov

"Bu...aku berangkat,hari ini aku dan managerku ada kunjungan keproyek jembatan yang dibuat diperbatasan wilayah...," Mita beranjak dari tempat duduknya mencium pipi ibu.Merapikan rok diatas lututnya yang membuat dia tampak seksi pagi ini.

Ibu Cory tersenyum penuh arti.Oh,bukan senyuman tapi seringaian,Prilly bergidik ngeri melihatnya.

"Apakah kau akan pulang malam?," Bu  Cory bertanya sambil meraih gelas berisi air putih dan meneguknya pelan.

"Aku tak tau bu...," Mita mengangkat bahunya.

"Apa kau sudah berhasil menggodanya,seperti yang ibu ajarkan padamu?kau jangan sia-siakan tambang emas,Mit...," Ibu Cory berujar sambil mnyipitkan matanya yg sudah mulai tampak kerutan itu.

"Kita Liat saja bu,apakah dia tetep kekeh setia pada istrinya yang jauh itu...," Mita mengerucutkan bibirnya yang menggunakan lipstik berwarna Rose pagi ini menambah kesan segar dan seksi bibirnya yang tebal dibagian bawah itu.

Mita berjalan kearah pintu rumah dan mengambil sepatu highels hitam yang membuat kaki jenjangnya terlihat lebih indah,sementara Ayu juga bersiap-siap berdiri meraih tas kerjanya.

"Aku juga berangkat,bu...hari ini banyak sekali pekerjaanku,ada anak baru yang harus aku training,padahal laporanku lagi menumpuk,sampai pusing kepalaku! Keluhan muncul dari Ayu.

"kalau tidak ada Pak Tomi dikantor yang membuatku betah bekerja hanya dengan melihat senyumnya,aku sudah angkat kaki dari kantor itu...huh!," Ayu mengeluh lagi panjang lebar sambil mengarah kepintu juga mngambil sepatunya.

"Janganlah berhenti dulu sebelum incaranmu masuk perangkapmu,Yu...," Bu Cory berucap,Ayu mendelikan matanya yang bulat.

"Prilly,apa yang kau pikirkan,cepat bereskan meja makan....!," suara keras Bu Cory mengagetkan Prilly yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri mendengar pembicaraan ibu dan kakak-kakaknya.

"Kau takkan bisa diandalkan seperti kakak-kakakmu,Prilly...jadi memang kau lebih pantas dirumah saja mngurusi rumah...," Bu Cory beranjak dari meja makan,sepertinya bersiap pergi juga.

"Kau jaga rumah,awas saja kalau aku pulang siang nanti keadaan rumah masih berantakan,semua harus beres...," Bu Cory berkata dg nada mengancam.

"Iya bu,ibu tau pasti aku membereskan rumah ini dengan baik,setidaknya aku bisa diandalkan untuk itu,bu,ibu tenang saja,itukan sudah tugasku tiap hari...," Prilly menjawab dengan nada datar.

"Iya,kalau kau tidak dapat diandalkan dlm hal apapun,mending kelaut aja kau,Pril,daripada menjadi anak yang tidak berguna dan menyusahkan aku saja,menjadi beban seumur hidupmu...," kata-kata Bu Cory membuat Prilly terdiam dan diam diam mengelus dadanya sambil meraih piring piring kotor dan membawanya kedapur untuk dicuci.

###

PRILLY Pov

"Iya,kalau kau tidak dapat diandalkan dlm hal apapun,mending kelaut aja kau,Pril,daripada menjadi anak yang tidak berguna dan menyusahkan aku saja,menjadi beban seumur hidupmu...",

Kata-kata Ibuku masih terngiang ditelingaku,membuat hatiku terasa perih mengingatnya.Ada rasa kecewa kenapa aku mendapatkan perlakuan yang tidak adil selama ini darinya,apalagi semenjak kepergian ayah.

Padahal,apakah ibu tau perkataan seorang ibu itu adalah doa,tidakkah ada rasa sayang sedikitpun sehingga kata-kata yang keluar dari mulutnya itu hanya cacian terhadapku.Padahal selama ini aku sudah berbuat baik,aku ingin mengambil hatinya supaya bisa disayang seperti kedua kakakku.Ingin mendengar lembut suara ketika berbicara padaku.

Kurasakan mataku mulai memanas mengingat ibu.Kata-kata ibu pagi tadi benar-benar menyinggung perasaanku entah kenapa,padahal hrsnya aku sdh biasa diperlakukan seperti itu.

Aku memandang pantulan seseorang dicermin,disana terlihat seorang gadis dengan rambut ikal yang panjang tapi diikat karet spya tdk beramtakan,bermata coklat dan besar,hidung yang mancung tapi wajahnya kusam karena tak pernah dirawat.

Kupandang kulit lenganku mmg agak coklat,tapi tunggu...kubuka bajuku dg bra berwarna hitam sangat kontras dg kulitku yang ternyata mulus.Memang kulitku dari luar terlihat coklat karena kalau keluar rumah kubiarkan tersengat sinar matahari tanpa ditutup,dulu waktu sekolah bahkan aku hanya berjalan kaki tanpa peduli kulitku menjadi coklat.

"Hmmm...mulai saat ini,aku akan diam-diam merawat kulitku,supaya bisa menjadi cantik seperti mereka...," Aku tersenyum didepan cermin.

Eh,kenapa tiba-tiba aku jadi ingin cantik seperti mereka?

###

Aku memejamkan mata,sambil bersandar disebuah bangku taman yang asri. Sejuk dan harum bunga menyeruak masuk kedalam rongga dadaku....rasanya segar sekali...tiba-tiba saja ketenangan menyelusup dalam hati mencium harum bunga dan merasakan kesejukan ini...

Sebuah tangan mengusap rambutku perlahan,kurasakan seperti bibir yang menempel dikeningku...aku membuka mata.Disampingku kini ada seorang pria ganteng memelukku,menempelkan keningnya dikeningku.

"Ya Allah,bahagia sekali rasanya....,"Aku membatin.Tidak salahkah...aku melihat pria ini tersenyum padaku dengan manis,menatap dengan penuh cinta hingga hatiku berbunga-bunga.

"Kenapa kau memandangku seperti itu,sayang? Pria itu bertanya sambil tetap memperlihatkan senyumnya yang mempesona.

"Kau ganteng....!," Kusentuh wajahnya

"Kau juga cantik....,"dia berkata lembut sambil tersenyum menyentuh daguku.

Aku tersipu.

"Benarkah? Kuraba wajahku sendiri,dia pasti berbohong,tapi pasti wajahku jadi merah merona.

"Kau cantik,hanya aku yang menyadari kau itu cantik,seperti intan yang masih mentah belum diolah,kau hanya belum dipoles....," ucapannya pasti menambah semburat merah diwajahku.Apalagi dia berkata sambil mengelus pipiku dengan punggung tangannya,aku seperti tidak menginjakkan kaki lagi dibumi,melayang-layang.Oh,mana tiang...mana tiang,aku ingin pegangan,berasa mau jatuh kejang kejang.

"Gomballlll....," Aku tak tahan lagi untuk tidak tertawa,karena rasa bahagia.

Tiba-tiba dia menggelitiki pinggangku,aku yang memang tak pernah tahan gelitikan ketika dulu waktu aku masih kecil ayah sering lakukan saat kami bermain,langsung berdiri untuk menghindar.....aku ingin lari dan dia siap mengejarku.........dia berteriak memanggil namaku....

"Prillyyyyyyyyy.....!

Aku mengerjapkan mata....

Menatap pintu kamar dengan kecewa.

Suara Ibu yang tadi pagi membangunkanku karena telat bangun.

Ah,ternyata hanya mimpi,aku bermimpi tentang pria yang suka tertawa itu.

Hatiku menghangat mengingatnya.

Karena dia yang tak kukenal dan mungkin juga tak pernah kutemui lagi itukah aku ingin menjadi cantik?

Ah,Indah sekali mimpiku tadi malam,sejenak aku lupa dengan cacian ibu tadi pagi karena mengingat pria ganteng dengan tawa lepasnya yang memukau.

###

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: