Duabelas
Cintailah kekasihmu sesederhana mungkin, karena bisa saja kekasihmu itu suatu hari nanti menjadi musuhmu, dan bencilah musuhmu sesederhana mungkin karena bisa saja suatu hari musuhmu itu menjadi kekasihmu.
diriwayatkan oleh Imam Turmudzi, dalam kitab sunannya, nomor 1920.
°°°~Mermaidcintaku~°°°
"Lo jangan gitu, bos, apa lo gak takut. Suatu saat lo yang akan ada diposisi dia, hukum karma bos, pasti berlaku, lo akan ngerasain sakitnya merasa dipermainkan....!"
Kalimat Prilly saat menasehatinya tentang Nesha terngiang. Karmanya, sekarang dia yang diabaikan, ditinggalkan, dipermainkan.
Ali menatap laut lepas didepannya. Sudah seminggu ia ditinggalkan Prilly, dan dihari ketujuh Ali berada dipulau pribadi Papanya. Ia ingin mengenang saat pertama kali bertemu, tepatnya menemukan Prilly. Rindu yang teramat sangat pada Prilly membawanya melesat menuju pulau pribadi dengan mendesak Papanya memberi fasilitas. Papanya sampai terheran-heran, kapan lalu dia menolak diasingkan kepulau pribadi, sekarang malah meminta dikirim kesana.
Beberapa hari sejak Prilly meninggalkannya, mantan asistennya itu seperti hilang ditelan bumi. Tak jelas dimana keberadaannya, yang jelas pasti dia kemungkinan besar kembali kedasar laut. Yang tertinggal hanyalah kalung kristal yang setiap dipandangnya selalu bersinar-sinar dan menimbulkan kenangan - kenangan seperti slide film yang bergantian diputar didepan matanya. Sisi yang lembut, lebih banyak diam dengan sorot mata bingungnya. Terekam jelas ketakutannya saat akan dilempar kelaut, sekilas pandang teringat tiba-tiba dia membuka bajunya seperti tak terbiasa menggunakan pakaian, bunyi benda berat masuk kedalam air dengan hantaman keras sesuatu kedinding. Entah kenapa dia bisa melupakannya, bahkan Pak Dayat dan Bu Irni pun lupa padanya.
Saat Sisi hilang dari ingatannya, hadir sosok yang sangat berbeda. Prilly. Asisten Cerewet. Keras Kepala. Suka membantah. Selalu beradu mulut dengannya. Tetapi ada beberapa kejadian yang membuat dia seperti pernah mengalaminya sebelumnya. Terakhir pada saat Prilly menggigil. Seperti hampir mati saja. Panik dan tak tega melihatnya. Kejadian itu selalu mengakhiri pertemuannya dengan Prilly. Yang pada akhirnya Ali ingat sebagai Sisi. Gadis yang ditemukannya terdampar dipulau yang sekarang mengaku seorang Mermaid........
"Aku ini mermaid, Li, tempatku didasar lautan....."
Kalimat Prilly membuat Ali kehilangan suaranya. Tak percaya. Kenapa ini seperti dongeng saja?
'Aku sebenarnya sedang dimana? Apa aku sedang bermimpi. Kalau iya bangunkan aku.' Ali membatin memejamkan matanya. Ketika ia membuka mata Prilly sudah menghilang entah kemana.
'Prilly..........
Jika paru-paruku dapat berubah menjadi insang, aku rela menyelami sedalam apapun lautan atlantik, demi meraih bidadari samuderaku.......
Yaitu kamu..... Mermaid Cintaku.....'
Ali mengangkat kalung kristal laut milik Prilly sejajar dengan wajahnya, memandang cahaya yang berkilat membias wajahnya. Perlahan dia mengalungkan rantai berliontin kristal laut itu dan memegang liontin yang tergantung dibawah lehernya. Gelombang yang berkejaran dibibir pantai seperti memanggil. Seperti ada yang menggerakkan hati dan tubuhnya, Ali berdiri dari duduknya melangkah pasti menuju bibir pantai, dan akhirnya berlari sekuat tenaga menuju gelombang yang menyapu bibir pantai.
"Den Digoooooooo.....!!!!" Pak Dayat mengejar Ali yang berlari cepat ketengah gelombang. Dibelakangnya Bu Irni ikut mengejar dengan wajah cemas.
"Prillyyyyyyyyy.....!!" Teriakan terakhir Ali mengisi luasnya bibir pantai. Gemanya mungkin sampai kedasar laut melalui kalung kristal laut yang tergantung dilehernya hingga menyebabkan gelombang tinggi mengejar dari kejauhan dan menyapu tubuh Ali.
Bu Irni terpekik melihat tubuh Ali yang ditelan gelombang. Dengan menutup mulutnya Bu Irni terjatuh dipasir. Kenapa dengan tuannya? Benarkah hanya karena cinta dia bunuh diri??
Ali merasakan tubuhnya dihempas gelombang. Dipermainkan air laut yang menyapu tubuhnya. Tak bisa menggerakkan tubuhnya karna terpaan air laut yang mengganas menyemburkan air yang mengangkat tubuhnya. Seketika tubuhnya seperti ditarik kedasar laut oleh pusaran air.
"Den Digoooooooooo......" Pak Dayat tak tau lagi dia harus meneriakkan apa? Yang jelas ia sangat syok melihat tubuh Ali hilang ditelan gelombang. Sia-sia ia berenang ketengah karna justru akan mencelakakannya.
"Gimana ini Pak...apa yang harus kita katakan pada tuan dan nyonya..."
Bu Irni menangis sesegukan.
"Kita harus segera melaporkannya Bu...kita akan segera kekota..." Pak Dayat merengkuh bahu isterinya dengan tubuh basah kuyup.
Alisson Diego Andersen, tamatkah riwayatnya?
°°°~Mercinku~°°°
Prilly menyeka airmatanya yang jatuh seperti buliran kristal. Kenapa hatinya seketika membatu dengan ucapan Ali.
"Tempatmu disamping aku, jangan pergi, please..."
Suara Ali yang bergetar masih terngiang. Masih terasa hangat tubuh Ali ketika meraih tubuh mungilnya, mendekapnya erat dan menundukkan wajahnya mencium rambut yang jatuh didahinya. Saat itu Prilly memejamkan matanya sambil mengatakan dia adalah mermaid dan tempatnya didasar lautan. Airmata menggenang dan Seiring dengan itu tubuhnya diseret Amares menjauh dari hadapan Ali karna sisiknya kembali terlepas. Amares tak ingin Prilly ditelan daratan dan ditolak lautan karna saat itu kalungnya tak menempel ditubuhnya.
"Pril, ada getaran dari kalungmu..." King mermaid berteriak mengejutkan Prilly.
"Sepertinya yang memakai kalung ini dihantam gelombang..."
King memusatkan konsentrasinya membuat air bergejolak dahsyat dan menarik tubuh yang memakai kalung Prilly kedasar lautan. Prilly keluar dari Goa menuju arah riak air yang menyedot dahsyat.
"Aliiiiiiiii......!!!"
Prilly melihat tubuh Ali tertarik pusaran air dan mencoba menjangkau tubuhnya.
"Ayahhh, tolong lindungi akuuu.." Tubuh Prilly juga hampir terseret pusaran air, tetapi King memusatkan pikirannya untuk menahan gejolak air yang terjadi karna tarikan kalung Prilly. Sekuat tenaga Prilly menarik Ali kedasar laut, ke Goa tempat tinggalnya. Tubuh Ali tak bergerak lagi. Prilly ketakutan melihat tubuhnya yang tak ada tanda kehidupan.
"Alii, Alii...!"
Prilly mengguncang tubuh Ali. Prilly memandang wajah Ali yang memucat dengan bibir penuhnya yang kelihatan membiru.
"Ali, please bangun sayang, Aliiii...." Cahaya kalung kristal laut yang ada dilehernya meredup. Prilly memberi nafas buatan melalui mulutnya dan mengguncang tubuh Ali dengan panik. Membalik badan Ali agar air laut yang masuk kedalam paru parunga bisa sedikit keluar.
"Ayahhhhh, please...tolong...tolong Ali yah, jangan biarkan dia mati, ayo Ayahhhhh!!!" Prilly menangis putus asa disamping tubuh Ali yang tak bergerak.
King memperhatikan usaha puterinya dengan wajah haru. Beginikah yang katanya percaya daratan bukan takdirnya? Tubuhnya memang didasar lautan tapi hatinya didaratan bersama manusia ini. King memusatkan pikiran pada tubuh Ali dan mentransfer cahaya kearah kalung berliontin kristal yang ada dileher Ali. Tanpa memegang tubuhnya cahaya tersalur keseluruh tubuh Ali yang masih diam tak bergerak sementara Prilly menangis menelungkup didadanya. Queen memandangi puterinya yang hampir putus asa. Matanya berkaca haru. Kenapa manusia ini bisa begitu mudah mengambil hati puterinya padahal tak sedikit yang mengharapkannya didasar laut ini?
"Aliiiiiii...." Prilly masih saja menyebut namanya sambil memeluk tubuh Ali.
"Maafin aku Li, aku terlalu sombong, aku terlalu egois tak mau menerima ajakanmu untuk memulai dari awal, mulutku bilang tempatku didasar lautan, tapi hatiku ingin seperti katamu, tempatku disampingmu, please jangan pergi......" Kali ini Prilly yang memohon. Memohon pada orang yang tak sadar, meminta pada orang yang tak bergerak sedikitpun. Kemarin waktu Ali memohon dimana dia menaruh hatinya? Kenapa berkeras pergi? Sampai sisiknya jatuh dan harus dibawa Amares pergi dari hadapan Ali. Sisiknya jatuh karna ia berkeras pergi tapi hatinya ingin tinggal.
Ali merasakan tubuhnya melayang, lalu terhempas seketika dan matanya terasa disilaukan sebuah cahaya yang membuatnya mengerjap. Dilihatnya dia terbaring disebuah batu dan dipeluk seseorang yang menangis didadanya.
Merasakan gerakan Ali, Prilly mendongak menatap wajahnya, dilihatnya Ali menatapnya tak berkedip.
"Prilly...!" Ali terkejut melihat Prilly langsung bangun untuk duduk didepan Prilly.
"Katakan, aku tidak sedang bermimpi, kita dimana?!"
Prilly memukul wajah Ali.
"Aduh..." Ali meringis.
"Sakit?" Prilly bertanya dengan memiringkan wajahnya sambil mengelus wajah Ali yang dipukulnya.
"Sakitt.." Ali menyentuh tangan Prilly yang mengelus wajahnya.
"Kita berada dikedalaman 60meter dari permukaan laut, kamu berada ditempatku, tempat rahasia komunitas mermaid...."
"Benarkah?"
Ali memandang Prilly. Menyentuh wajahnya yang basah. Melihat baju yang dipakainya. Bajunya dulu yang terakhir dipakai Sisi ketika dibawa Amares. Prilly membantunya berdiri.Ali memeluk Prilly. Rindu.
Mereka terdiam diantara gemericik air. Ali memejamkan matanya.
"Jika ini hanya mimpi, jangan bangunkan aku!" Ali berbisik ditelinga Prilly.
"Tapi sayangnya ini bukan mimpi..." Prilly berkata lirih.
"Tapi aku ingin memelukmu terus, gak akan aku lepasin!"
"Kalau gak dilepasin kapan kita bisa saling menatap, aku ingin menatap matamu.."
Prilly melepas pelukannya. Berhadapan dengan tubuh tegap dan basah yang baru saja memeluknya membuat jantungnya meronta kuat.
"Kenapa pergi ninggalin aku? Kamu gak sayang sama aku?" Ali mengelus pipi Prilly.
"Aku terlalu sayang hingga takut kamu kecewa, aku ini mermaid...!"
Ali terdiam. Menatap mata Prilly yang sendu. Bingung. Apa mungkin manusia dan mermaid bisa bersatu?
"Kalau ada yang membuat kita bisa disatukan aku pasti jalani, bilang aja aku harus apa? Apa aku harus berubah juga menjadi bangsamu supaya kita bisa bersama-sama, Pril!" Ali mengucapkan kalimatnya dengan yakin.
"Aliiii..." Prilly menatap Ali dengan tatapan sendu.
"Apa, Pril, apa?" Ali merangkum wajah Prilly dengan dua tangannya. Mendaratkan bibirnya kekening Prilly karna tak ada satu katapun yang terucap dari bibir gadis yang mengaku mermaid itu. Mereka saling memejamkan mata ketika kening mereka sudah beradu. Suara air yang menetes didinding Goa menjadi bunyi yang sangat menyejukkan. Sentuhan bibir Ali ke bibir Prilly menambah cepat detak jantung yang memompa darah menjalarkan kehangatan diseluruh tubuh. Tubuh Prilly melemas serasa tak bisa menginjak batu jika tangan Ali tak melingkar erat dipinggang Prilly menahan tubuhnya. Prilly kehilangan ruang gerak apalagi tangannya sendiri melingkar dileher Ali.
"Aku cinta kamu, Prilly!"
°°°~Mercinku~°°°
Banjarmasin, September 2015
Republish, 11 Mei 2020
Tanpa edit dan tanpa revisi.
5hari sampai 15 Mei 2020. Untuk menemani selama #dirumahaja akibat pandemi covid19
Haii ... Aku datang ...
Trims ya, vote & komennya
Regards,
:*
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top