Part 47 : Special Injection

PAGI ini merupakan pagi yang paling berat untuk Max.
Hari ini, di pagi hari ini juga, dirinya akan melaksanakan hukuman mati dengan metode suntikan mati.

Teman satu selnya, Hans, Chris, dan juga Robbert berteriak kencang dan menangis tatkala pemuda bermata hazel yang sudah mereka anggap sebagai 'teman' itu dibawa keluar oleh petugas polisi dari sel menuju ruangan hukuman mati.

Max sebenarnya bukan pemuda yang penakut, namun dia juga manusia yang diciptakan Tuhan mempunyai perasaan takut, termasuk menghadapi kematian.

Jantung Max berpompa dengan cepat sembari menapaki lorong kantor polisi melewati jajaran sel lainnya.
Perasaan yang dirasakannya sekarang adalah kegelisahan.

Gelisah, karena dirinya hanya memikirkan gadis yang masih dicintainya, Kelly.
Dia belum sempat melepas rindu saat bertemu gadis itu kemarin, salahnya juga yang bersikap kasar pada gadis tersebut karena perasaan kecewa masih menghinggapinya tatkala bertemu dengan Kelly.

Jika dia akan mati hari ini, lalu siapa yang bisa menjaga Kelly?
Siapa yang akan merawat gadis itu jika sedang sakit?
Siapa yang akan melindungi Kelly dari orang-orang yang berniat jahat padanya?
Dan yang paling penting, siapa yang akan menyayangi gadis tersebut setulus dirinya?

Max memejamkan mata sebentar terlalu pusing menerima serangan pertanyaan yang memenuhi otaknya.
Tunggu dulu...

Bukannya ada Varel, pemuda yang sangat Kelly cintai?
Lalu, mengapa dia harus khawatir lagi, sedangkan gadis itu sudah ada yang menjaga?
Meskipun Kelly menangis dan mengungkapkan jika ia mulai mencintai Max, namun Max tak akan yakin dengan perkataan gadis tersebut, mengingat gadis itu sudah pernah menipunya.

Pintu berwarna abu-abu di hadapan Max terbuka, menampilkan beberapa anggota kepolisian sudah menunggu di dalam termasuk Charlie serta Garrison.

Max didorong kasar hingga masuk ke ruangan itu, sedangkan petugas polisi yang mendorongnya memilih menunggu di luar dan segera menutup pintu kembali.

"Kemarilah, Max Maxwell."
Ajak Charlie sembari tersenyum miring, menyambut kedatangan Max.

Max menatap sekelilingnya dengan diam, ada sebuah bangku yang berada di tengah-tengah ruangan itu setelah itu Max tak dapat menemukan barang lainnya.
Max berjalan perlahan menghampiri Charlie, mata Max baru menangkap jika di dalam ruangan itu juga ada seorang pria mengenakan jubah putih lengkap dengan tas berbentuk persegi panjang berwarna putih juga dengan lambang plus merah.
Tanpa diberitahu pun, Max sudah tau jika pria itu adalah seorang dokter.

Langkah kaki Max berhenti tepat di depan Charlie.

"Bagaimana perasaanmu sekarang Max? Takutkah?"
Tanya Charlie dengan nada err mengejek, membuat Max mendengus kasar mendelik dingin kedua bola mata milik Charlie.

"Semuanya akan berjalan dengan lancar, tenangkan dirimu. Baiklah, aku ada urusan lain yang lebih penting, good luck Max."
Charlie menepuk pundak Max sekilas dan tersenyum, kemudian segera beranjak meraih gagang pintu utama.
Sebelum Charlie benar-benar meninggalkan ruangan itu, ia membalikkan badannya, "Oh ya, sampaikan salamku pada putraku, Walter Brown, ya."

Blam!

Pintu abu-abu tersebut kembali tertutup dengan menghilangnya Charlie dari ruangan hukuman mati itu.

Max mengumpat dalam hati merutuki kata-kata Charlie barusan yang jelas-jelas menyindirnya.

"Oke Max, jangan melamun, sekarang duduklah di kursi ini dan bersiaplah."
Ucap Garrison lalu menuntun Max untuk duduk di satu-satunya bangku yang ada di situ, karena tangan pemuda tersebut yang diborgol.
Setelah Max benar-benar duduk di bangku itu, Garrison dengan cepat membuka borgol di tangan Max, dengan alasan tak ingin otot pemuda itu menegang selama proses hukuman mati dilaksanakan.

Max tertegun kala melihat dokter tadi mengeluarkan sebuah jarum suntik dari dalam tasnya yang sepertinya memang disiapkan untuk Max.

"Siap tak siap, kau harus melaksanakan ini."
Ujar dokter tersebut pada Max dan mendekatkan jarum suntik di tangannya pada lengan Max.
Pandangan Max terus terkunci pada jarum yang kian mendekati lengannya.

'Aku benar-benar akan tamat. Selamat tinggal Kelly.'

Jarum suntik mati itu sudah akan menusuk tubuh Max...

BRAKK!!!

"HENTIKAN!!! KUMOHON HENTIKAN INI!!!"
Teriakan dari seorang gadis alhasil membuat Max, dan para orang yang berada di ruangan itu langsung menoleh ke arah sumber suara.

Jarum suntik mati yang tadinya akan disuntikkan pada Max oleh dokter tadi, kini tergeletak di lantai saat gadis yang baru saja menerobos datang menolak sang dokter dan langsung membuang suntikan itu asal.
Gadis itu dengan cepat lalu beralih memeluk Max dengan dirinya yang terisak.

Garrison yang melihat itu mengerutkan keningnya, "Kelly Collins, apa yang kau lakukan di sini?!"

Kelly melepas pelukannya pada Max, "J-JANGAN BUNUH MAX!"

"Kelly Collins, apa-apaan ini?! Petugas, cepat kalian tahan gadis itu!"
Titah Garrison menyuruh 2 anggota polisi yang sedari tadi berada di ruangan itu untuk menghentikan aksi Kelly yang akan menggagalkan hukuman mati Max.

Kedua anggota polisi itu mengangguk dan akan segera beranjak menangkap Kelly, melihat hal itu, Kelly langsung memundurkan dirinya.

"MAX! CEPAT LAKUKAN YANG SERING KAU LAKUKAN! HABISI MEREKA SEMUA!!!"
Teriak Kelly membuat Max langsung tersentak dari keterkejutannya atas kedatangan Kelly.

Tak perlu menunggu lama, Max yang sudah mengerti atas perintah Kelly langsung mendorong kuat kedua polisi yang sudah mendekat ke arah Kelly hingga terpental ke dinding.

Garrison yang melihat itu tak mau hanya diam, pria tersebut karena tak membawa pistol langsung menerjang Max hingga pemuda itu terjungkal.
Namun Max tetaplah Max, akibat ajaran beladiri pamannya yang kuat sedari kecil, pemuda itu langsung bangkit dan membalas menerjang Garrison hingga terbaring dan membuat Max melompat menaiki tubuh Garrison lalu meninju rahang pria bermata biru itu dengan brutal hingga tak bisa melawan.

Di tengah serangannya pada Garrison, dua tangan menarik tubuh Max ke belakang menyebabkan Max meronta kasar hingga dapat membebaskan tarikan kedua tangan yang berasal dari 2 polisi tadi.

Max meninju keduanya secara bergantian, dan saat dilihatnya 2 polisi itu sedang merintih memegangi hidung mereka yang patah dengan darah segar mengalir, Max dengan gesit mengambil jarum suntik yang tergeletak tadi dan langsung menusukkannya tanpa ampun secara bergantian pada 2 polisi itu.

Tak lama kemudian, 2 polisi itu sudah tak bernafas akibat suntikan yang tadinya diperuntukkan untuk Max sendiri.

Garrison yang menyadari rekannya mati, dengan susah payah bangkit karena wajahnya yang sudah babak belur dan pandangan mulai mengabur.

Max yang mengetahui usaha Garrison yang akan bangkit, segera membuang kembali jarum suntik mati yang sudah tak bisa digunakan lagi.
Max melirik sinis ke arah Garrison, kemudian kembali menerjang wajah pria itu menyebabkan Garrison kembali terbaring tak berdaya.

Max melompat lagi ke tubuh Garrison, berniat ingin mematahkan leher pria itu, namun cengkeraman di tangannya yang berasal dari Kelly membuatnya mengalihkan pandangan ke gadis tersebut.

"Sudah Max, a-ayo kita pergi sekarang juga sebelum yang lain juga masuk!"
Desak Kelly masih dengan sisa-sisa air mata di pipinya.
Max mengangguk dan dengan segera bangkit dari tubuh Garrison dan langsung menarik tangan Kelly keluar dari ruangan itu.

Max mengernyit tatkala dalam pelariannya bersama Kelly keluar dari kantor polisi lewat jalan belakang, ia mendapati petugas polisi yang tadinya menjaga pintu ruangan hukuman mati sudah terkapar pingsan.
Max dan Kelly tak menyadari jika sepasang mata abu-abu baru saja mengawasi mereka dari jauh.

"Max cepat! Kita lewat sini!"
Kelly menunjuk sebuah jalan sangat sempit, membuat Max hanya pasrah mengikuti Kelly yang kini beralih menarik tangannya.

Cukup lama mereka menelusuri jalan sempit itu sebelum akhirnya berujung pada jalan yang sudah keluar dari area kantor polisi.

Max dan Kelly terus berlari masih sambil berpegangan tangan takut-takut jika ada polisi yang mengejar.

"Kita ke rumahmu?"
Tanya Max dengan nafas menggebu di tengah lari mereka.
Kelly menggeleng, "Di rumahmu saja, aku sudah meninggalkan Blacky di sana."

Max mengerutkan keningnya agak bingung namun tetap melanjutkan berlarinya dan mengikuti apa yang dikatakan Kelly.

Tbc...

Aku tau #TeamMaxLly pasti seneng 'kan karena Kelly nyelamatin Max?
Sama aku jga😁

Vomment yg banyak oke?😋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top