Part 35 : Garrison's Feelings
"Jadi, ayahmu kepala polisi di tempat aku ditahan?"
Tanya Max terkejut setelah beberapa waktu yang lalu, saat tangisan Gabriella sudah reda, gadis bermata abu-abu itu menceritakan tentang keluarganya.
Gadis blonde itu mengangguk, terlihat matanya yang masih sembab karena habis menangis cukup lama, "Ya, dia disebut Chief. Jadi, kantor polisi tempatmu ditahan adalah milik ayahku."
"Lalu apa kau masih punya ibu, Gabriellla?"
Gabriella menggeleng, "Ibu dan ayah sudah berpisah sejak lama, dikarenakan kecanduan ibu pada obat-obat terlarang, membuat ayah tak mampu bertahan dengannya. Jadi, mereka memutuskan untuk berpisah, ah maksudku ayahku yang meminta berpisah."
Max hanya mengangguk paham, kemudian mengalihkan pandangannya dari wajah Gabriella ke objek lain.
"Max, aku ingin tau apa dasarmu membunuh adikku?"
Max menghembuskan nafasnya, "Walter Brown mencium Kelly di depan mataku."
Gabriella mengerutkan dahinya, "Siapa Kelly? Apa dia kekasihmu?"
Dalam hati Gabriella, entah mengapa ia sangat berharap jika Kelly bukan kekasih Max.
Apa dia mulai jatuh cinta pada Max?
"Bukan, dia bukan kekasihku. Dia hanya gadis satu kampus dan satu kelasku yang sangat kusukai."
'Syukurlah'
"Sukai? Hanya gara-gara itu kau sampai membunuh adikku? Karena Walter menciumi Kelly di depan matamu, lalu kau membunuhnya?!"
"Dengar Gabriella, aku paling tak suka jika ada pria mana pun yang menyentuh Kelly. Bahkan kekasihnya sendiri. Aku mencintainya, tapi cintaku bertepuk sebelah tangan."
Gabriella tersenyum sinis, "Kau sudah tau jika cintamu bertepuk sebelah tangan, lalu untuk apa masih mengharapkannya?! Hanya karena alasan konyol itu, kau sampai menghilangkan nyawa adikku."
"Aku tau, ini semua salahku. Silakan laporkan aku pada polisi sekarang, kau tau? Aku juga tak mengetahui jika kau adalah kakak kandung Walter. Tak sepantasnya pembunuh adikmu kau selamatkan."
Max menyodorkan kedua tangannya yang mengepal di depan Gabriella, meminta diborgol lalu memasukkannya ke penjara.
Namun Gabriella hanya diam sambil menatap tangan Max lama, sebelum akhirnya menghela nafas berat, "Aku tak bisa melakukannya Max."
"Kenapa?"
"Di satu sisi kau membunuh adikku, tapi di sisi lain kau sudah pernah menyelamatkan nyawaku. Kau orang baik, aku tau itu. Dirimu hanya dibutakan oleh cinta semu yang tak dapat kau raih. Tidurlah, ini sudah malam."
Setelah mengatakan itu, Gabriella langsung beranjak meninggalkan Max sendirian di sofa ruang keluarga, dengan keadaan pemuda itu yang masih tak berkutik di tempatnya, terlalu tak menduga dengan perkataan Gabriella barusan.
Jika saja gadis itu bukan seseorang yang mengagumi sosok Max, pasti dia akan langsung menjebloskan pemuda bermata hazel itu ke penjara lagi dan tak peduli dengan pertolongan yang dilakukannya waktu itu.
Tapi ini Gabriella, alasannya membiarkan Max tetap di apartemennya karena dia menyimpan perasaan untuk pemuda tersebut.
Ya, dia sudah jatuh cinta pada Max.
••°•°•°••
Kelly hanya menggendong Blacky sedari tadi, seraya memperhatikan para polisi yang kini menggeledah isi rumahnya, mencari Max.
Sekitar 20 menitan para polisi itu memeriksa kediamannya, sebelum akhirnya menyudahi penggeledahan mereka karena sosok yang dicari tak ditemukan.
"Kelly Collins, kau berkata jujur jika Max tak bersamamu. Aku percaya itu, tapi bisa saja 'kan kau menyembunyikan pembunuh itu di suatu tempat dan kau yang datang menolongnya pada malam kemarin?"
Ucap Garrison sambil menatap serius Kelly membuat gadis pirang tersebut segera menggelengkan kepalanya cepat-cepat, menyergah semua tuduhan Garrison.
"Aku tak berbohong opsir Garrison. Mana mungkin aku yang menolong Max sedangkan waktu itu aku sendiri yang menyerahkannya ke penjara. Lagipula aku baru tau berita pelarian dirinya tadi pagi saat menonton televisi, dan Varel juga memberitahuku, ah kau juga mengetahui alamatku dari dia 'kan?"
Garrison mengangguk, "Aku langsung menghubunginya ketika Max Maxwell melarikan diri. Baiklah Kelly, aku percaya padamu, tapi jika ternyata benar kau yang membantu Max, bukan hanya Max saja yang akan ditangkap, tapi kau juga. Kami akan melanjutkan pencarian lagi sampai menemukan Max Maxwell itu. Chief kami sudah memerintahkan saat sudah mendapatkannya, ia akan segera dihukum mati."
Kelly sontak membekap mulutnya, "Di-hu-kum mati?!"
"Ya, baiklah kami permisi. Terima kasih telah mengizinkan untuk melakukan pencarian di rumahmu, dan maaf telah mengganggu waktumu, jika kau menemukan Max, kau bisa langsung menghubungi Varel dan Varel akan menyampaikannya padaku."
Ujar Garrison lalu segera beranjak bersama rekannya meninggalkan rumah Kelly dengan mobil polisi mereka.
Setelah suara sirine dari mobil mereka semakin hilang dari pendengaran Kelly, tubuh gadis itu langsung merosot hingga terduduk di lantai sambil menatap kosong pintu utamanya yang masih terbuka.
Tak terasa air matanya mengalir dari pelupuk matanya, "Max aku tak ingin kau dihukum mati...tidak, kau tak boleh mati, karena aku mencintaimu Max!"
Pekiknya sambil menangis sesegukan dan memeluk erat Blacky di dekapannya.
***
Garrison memencet bel apartemen milik Gabriella berulang kali, karena ia tak melihat batang hidung gadis itu yang membukakannya pintu.
Pria bermata biru itu kembali mengecek arloji hitam yang melingkar di tangannya.
'Seharusnya pukul 10 malam belum terlalu larut untuk mengunjunginya.'
Garrison akan menggerakkan tangannya lagi memencet bel di depannya, dan langsung tidak jadi kala pintu tersebut terbuka dan menampilkan Gabriella dengan pakaian minimnya dan wajah yang kusut.
"Garrison?!"
Teriak Gabriella yang cukup membuat Garrison terjengit, dan menutup telinganya.
"Kenapa kau menyambutku seolah aku hantu?!"
Mata Gabriella yang tadinya sayu karena mengantuk kini melebar dan mulai menolehkan kepalanya di dalam rumahnya, mengecek sesuatu.
Gabriella mendesah lega, namun hatinya tetap gelisah dengan sesuatu yang dicarinya.
"Ada apa? Apa kau memang baru saja bertemu hantu?"
Pertanyaan Garrison barusan membuat Gabriella mengubah mimik wajahnya agar tak dicurigai oleh Garrison.
"Ya, dan kau adalah hantunya tuan Garrison James!"
Garrison terkekeh, "Mana ada hantu yang tampan sepertiku."
"Kenapa kau percaya diri sekali?! Cepat katakan ada apa ke sini dan mengganggu waktu tidurku?! Dan kenapa kau menggunakan mobil polisi saat ke sini?"
"Sebenarnya aku dan yang lain sedang bertugas mencari buronan yang kabur, dia adalah Max Maxwell yang kau bilang kau mengenalnya itu."
Deg
Gabriella menelan salivanya dengan susah payah.
Bagaimana jika Garrison melihat Max sedang tinggal di rumahnya sekarang?
Oh astaga! Dia bahkan tak ingin memikirkan hal itu.
"Baiklah nona, apa kau berniat mengajakku mengobrol di depan pintu dengan cuaca yang ekstrem seperti ini, lalu setelah itu kita mati kedinginan?"
Gabriella tersadar dari lamunannya, lalu tersenyum miring dan segera menarik tangan Garrison untuk masuk ke dalam apartemennya.
"Tunggu dulu, Gabriella kenapa kau memakai pakaian yang kekurangan bahan di saat cuaca seperti ini? Apa kau ingin membunuh dirimu sendiri,heh?"
Ujar Garrison yang melepas tangannya dari Gabriella saat mereka sudah berada di ruang keluarga.
Pria itu segera membuka jaket yang dikenakannya dan memasangkannya di tubuh Gabriella.
"Kau tak boleh berpakaian minim lagi, kau bisa sakit tau. Lagipula jika kau keluar dengan pakaian seperti ini aku khawatir kau akan digoda oleh pria lain."
Garrison terus-terusan mengomeli Gabriella, membuat Gabriella tertegun sesaat namun segera didorongnya tubuh Garrison yang mulai cukup dekat karena pria itu memasangkan jaketnya.
"Huh, dasar menyebalkan! Aku tak merasa kedinginan walaupun mengenakan pakaian begini karena aku sudah memakai lotion penghangat di tubuhku. Sebagai seorang model, kau tak mengetahui kebiasaan-kebiasaan apa saja yang mereka lakukan. Lagipula nanti malah kau yang merasa kedinginan!"
"Seragamku cukup tebal, jadi pakai saja jaketku untuk menutupi tubuhmu, aku tak ingin ada pria yang macam-macam denganmu hanya karena kau yang 'mengundangnya'."
Gabriella menatap Garrison lekat-lekat, dan langsung menuruti perkataan pria itu seolah terhipnotis.
"Baiklah, kau mau minum apa?"
"Aku ingin minum coklat panas, ada?"
Gabriella mengangguk mantap sambil tersenyum tipis, "Oke, akan kubuatkan. Tunggu di sini dan duduklah!"
Gabriella segera melenggang pergi ke dapur meninggalkan Garrison yang kini mengusap wajahnya kasar, "Astaga Garrison apa yang baru saja kau lakukan?! Sikapmu benar-benar tak romantis, hanya karena rasa gugupmu yang luar biasa itu! Dasar bodoh!"
Umpat Garrison kesal, terus menyalahkan dirinya sendiri dengan wajah yang kini merona.
Ya, Garrison memang menaruh hati pada Gabriella sejak lama, namun sepertinya Gabriella hanya menganggap hubungan mereka sebatas teman.
Namun entahlah, Garrison berpikir wanita memang begitu, akan bersikap biasa-biasa saja padahal menyukai.
Dia berharap Gabriella memang seperti yang dipikirkannya.
Ya, hati siapa yang tau 'kan?
Tbc...
Ternyata Gabriella gak masukin Max ke penjara yeayy😄😄😂
Btw, Kelly nyesel 'kan denger Max akan dihukum mati?😢
O iya, Garrison suka Gabriella, tapi Gabriella suka gak ya?
Keep Reading and Vomment, or if not I will send Max capture and kill you!👹
Regards,
MelQueeeeeen
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top