Part 22 : Complicated
VAREL melipat satu persatu pakaian Kelly dan mengopernya pada Kelly yang kini berada di sampingnya.
Gadis bermata hijau itu menyusun pakaian-pakaian yang dibelinya dari uang hasil mencuri bersama Max ke dalam tas slempangnya.
"Apa saja yang kalian lakukan selama tinggal di sini dan menjadi sepasang kekasih selama seminggu?"
Tanya Varel membuka suara, tanpa menatap lawan bicaranya karena dirinya sibuk melipat.
Kelly mengedikkan bahu, "Tak banyak, paling cuma ciuman dan tinggal layaknya sehari-hari."
Varel langsung saja menghentikan kegiatannya dan langsung memandang Kelly di sebelahnya. "Yang benar saja, kalian berciuman?! Maksudku, kenapa kau mau berciuman dengan si aneh itu?"
"Setiap pasangan pasti pernah berciuman 'kan? Lagipula aku menyukai ciuman Max."
"Astaga Kelly, kau berbicara seolah dirimu wanita nakal."
"Ya, dan itu gara-gara siapa lagi? Kau!"
"Oke, lupakan. Pakaianmu sudah kulipat semua, sekarang aku mau keluar dulu menghubungi Nathalie untuk memutuskannya. Kau kemaskan barang-barang yang masih tertinggal ya?"
Kelly hanya mengangguk tanpa mempedulikan ucapan Varel tentang memutuskan sahabatnya.
Pemuda berambut pirang tersebut segera keluar dari kamar milik Max dan menuju ke teras utama, meninggalkan Kelly sendirian di kamar Max yang kini membaringkan tubuhnya di kasur.
Kelly memandang puluhan fotonya yang tergantung memenuhi kamar milik Max.
Tanpa sadar, gadis itu tersenyum lembut ketika mengingat perkataan Max.
Aku mengambilnya secara diam-diam dan foto itu berguna ketika aku sedang merindukanmu.
Entah mengapa Kelly merasakan sesuatu hangat segera menjalari hatinya.
Dia bangkit dan mendudukkan diri di sisian tempat tidur, mengusap wajahnya cepat, gadis itu langsung beranjak berjalan ke ruang tamu sambil menenteng tasnya yang terisi penuh.
"Meong~" Blacky menatap Kelly dari bawah, kucing hitam Max itu kini bergelayut di kaki Kelly, membuat Kelly mau tak mau menjongkokkan dirinya dan mengelus kucing tersebut.
"Ada apa, hm?"
Blacky menggoyangkan ekornya pelan, membuat Kelly merasa gemas dan segera menggendongnya.
"Maafkan aku, Max sedang tak di rumah. Dan itu karenaku."
Kata Kelly sambil mengusap kepala Blacky. Gadis itu berpikir apakah dia akan meninggalkan Blacky begitu saja, sedangkan Max pasti tak akan pulang karena sudah masuk penjara.
Jika Blacky dibiarkan, maka kucing itu akan mati karena kelaparan dan Kelly tak mau hal itu terjadi.
Maka dari itu ia sudah memutuskan untuk membawa Blacky ke rumahnya, setidaknya ia pernah dan bisa merawat kucing, karena dirinya juga pencinta kucing seperti Max.
⚫⚫⚫
Nathalie mencoba menelepon Varel berulang-ulang, namun tetap saja, nomor pemuda itu tak aktif. Air matanya yang kini semakin merembes di pipinya, dihapusnya kasar lalu membuang asal handphonenya.
"AKU BENCI KAU KELLY! AKU BENCI!"
Teriaknya keras, hingga memenuhi kamarnya yang bercat warna hijau muda.
Dia terduduk lesu di samping kasurnya, gadis itu terus menangis ketika 10 menitan yang lalu dirinya baru diputuskan sang kekasih, Varel.
Flash back on
Bunyi dari lagu 'All Night' dari The Vamps, yang berasal dari handphone milik Nathalie mengisi kesunyian kamar milik gadis bermata coklat itu.
Langsung saja Nathalie menghampiri handphonenya dan bersorak di dalam hati ketika melihat nama yang tertera di layar hpnya.
"Halo Varel sayang, kenapa kau menghubungiku pagi-pagi begini? Apa kau ingin mengajakku jalan-jalan? Kebetulan hari ini kita tak kuliah, karena pak Lucas tak datang. Katakan padaku, ke mana kau ingin membawaku?!"
Tanyanya antusias.
"Nathalie, dengarkan aku, aku menghubungimu bukan karena ingin mengajakmu jalan, aku ingin mengatakan sesuatu."
"Ada apa sayang?"
"Aku ingin kita putus. Kelly sudah mengetahui hubungan kita, dan aku lebih memilih Kelly daripada dirimu. Maaf."
Tut tut tut
"Varel! Varel! Hei-..."
Flash back off
"Ini tak adil! Ini benar-benar tak adil! Semuanya gara-gara Kelly..."
Nathalie menangis sejadi-jadinya, membuat air matanya tak berhenti mengalir.
Dia sangat kecewa,
sakit hati
dan merasa terkhianati.
Bisa-bisanya Varel memutuskannya demi Kelly?
Dia sudah bertahan selama ini bersama pemuda itu meskipun ia tau ia menjadi kekasih Varel yang kedua.
Tapi lihatlah, Varel yang katanya mencintainya dengan mudahnya mengatakan memilih Kelly dan langsung memutuskannya.
"AKU MEMBENCIMU KELLY! AKU SANGAT MEMBENCIMU! KAU SUDAH MENGHANCURKAN HUBUNGANKU DENGAN VAREL! KAU TELAH MEMBUATKU HANCUR! AKU MEMBENCI SEMUANYA! VAREL JUGA MENGKHIANATIKU! MEREKA PIKIR HATIKU TERBUAT DARI APA?!"
Nathalie menangkupkan kedua tangannya di wajah, bahunya bergetar hebat, dan ia sudah menangis sambil sesegukan.
***
"Hei, anak muda! Selamat datang di rumah barumu ya! Ayo kita berkenalan, sedari tadi kau terus diam saja, apa kau baik-baik saja?"
Tanya laki-laki berkulit gelap berumur 40 tahunan kepada Max yang kini duduk di sudut sel.
"Hei, kau itu sudah tua, bodoh pula. Tentu saja dia belum bisa beradaptasi, karena dia orang baru. Dia belum merasakan tinggal di dalam penjara yang menyenangkan ini."
Sahut laki-laki lain berkulit putih, yang memiliki rambut blonde dan berumur 30 tahunan.
"Menyenangkan katamu? Lihatlah, dia itu masih muda, pasti dia memikirkan masa depannya."
Jawab laki-laki yang lain lagi, yang paling muda di antara dua laki-laki tadi.
Mereka semua adalah teman satu sel Max, yang sedari tadi terus mengajak pemuda bermata hazel itu untuk berbicara.
"Apa kalian bisa diam? Berisik sekali!"
Keluh Max sambil mengubah posisi duduknya memandang ketiga pria di belakangnya.
"Tenang anak muda, kami tau kau pasti shock masuk ke sini 'kan? Tapi, polisi tak akan memasukkanmu ke sini tanpa alasan. Kau seorang pembunuh, kami mendengarnya dari para polisi tadi. Baiklah, kami akan perkenalkan diri kami. Namaku Robbert Jigsaw, aku yang paling tua di sini, dan si blonde sebelahku ini namanya Chris Freder, lalu yang paling muda diantara kami berdua ini namanya Hans Derrek. Nah, katakan, siapa namamu, nak?"
Tanya Robbert sembari menatap Max, begitu pun dengan Chris dan Hans.
"Memangnya aku menyuruh kalian untuk memperkenalkan diri?"
Balas Max, membuat ketiga pria dihadapannya kini hanya bisa melongo sembari berpandangan satu sama lain.
"Keterlaluan! Dari tadi anak ini tak ada sopan-sopannya!"
Jerit Robbert langsung bangkit dan akan menghajar Max, namun dengan segera pula Chris dan Hans menahan pria tua itu.
"Hentikan Robb! Jangan cepat tersulut emosi! Dia itu masih bocah dan baru di sini!"
Ucap Hans dan mendapat anggukan dari Chris.
"Sialan! Kalian pikir aku masih bocah, dan takut melawan kalian semua?!"
Bentak Max yang kini juga ikutan berdiri sembari akan melawan Robbert juga, membuat Chris dan Hans saling berpandangan dan menggelengkan kepala mereka.
"Lihatlah, anak ini juga ikut-ikutan murka, astaga!"
Well, begitulah awal kehidupan Max di dalam penjara.
•|•
"Kau pulang saja, dan berangkat kuliah. Aku akan pulang sendiri mencari taksi."
Ucap Kelly pada Varel tanpa memandang lawan bicaranya itu, karena dia sedang menyibukkan diri dengan terus mengelus dan menggendong Blacky.
Varel menggeleng, kemudian menghampiri kekasihnya itu, "Hari ini tak ada kuliah, Pak Lucas sedang sibuk. Aku akan mengantarmu pulang Kelly, tunggu dulu----apa itu kucing milik Max?"
Kelly mengangguk, masih tanpa memandang Varel.
"Ke mana kau mau membawanya? Jangan bilang kau ingin membawanya ke rumahmu?"
"Memang iya. Apa masalahnya?"
"Kelly, aku ingin kau tak berhubungan lagi dengan si aneh itu, apalagi sampai merawat kucingnya. Bagaimana jika dia tak mengizinkanmu untuk membawa kucingnya?"
"Max pasti mengizinkanku, jika kutinggalkan Blacky sendirian, maka dia akan mati karena tak ada yang memberinya makan."
"Biarkan saja-..."
"Apa maksudmu?! Aku akan mengurus Blacky dan tak akan membiarkannya sendirian di rumah, sudahlah, lagipula aku yang akan merawatnya bukan kau. Jadi, jangan melarangku untuk itu."
Balas Kelly sambil menatap Varel tajam, dan menaikkan nada suaranya, membuat Varel menghela nafas panjang lalu mengusap wajahnya.
"Baiklah, kau boleh membawanya. Kalau begitu, kita pulang sekarang, hm?"
Kelly mengangguk dan langsung masuk ke dalam mobil Varel bersama tas slempangnya dan juga Blacky.
Sedangkan Varel mengunci rumah Max terlebih dahulu dengan kunci yang mereka dapati di bawah celah pintu utama rumah pemuda bermata hazel itu.
Tbc...
Di part ini gantian Varel yang mutusin Nathalie! 😌
Menurut kalian, Varel lebih cocok sama siapa?
Kelly or Nathalie?
Jawab yaa readers" kecew😎
Keep Reading and Vomment, or if not I will send Max capture and kill you!👹
Regards,
MelQueeeeeen
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top