Part 18 : I Love You

SEORANG pemuda bermata coklat dan berambut pirang itu lagi-lagi mengetuk pintu berwarna silver di hadapannya.

Dia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara kasar.
Sudah berulang kali dirinya mengetuk pintu rumah tersebut, tapi tak ada tanda-tanda suara yang menyahut apalagi untuk membukakan pintu.

Setelah mendapatkan alamat Max dari data milik pemuda bermata hazel itu dari Pak Lucas, dosennya, Varel segera membawa mobilnya ke alamat tersebut.

Tapi lihatlah sekarang, disaat dirinya sudah sampai sesuai alamat yang tertera, dirinya belum bisa juga bertemu dengan Max Maxwell.

Telinga Varel tiba-tiba saja menangkap suara derap langkah kaki yang berasal dari dalam rumah kayu itu.
Pintu berwarna silver dihadapannya terbuka, menampilkan seorang lelaki berbadan besar dengan tato di kedua otot tangannya.

"Aku sedang tidur tadi, makanya membukakan pintunya lama. Apa aku mengenalmu anak muda?"
Tanya pemilik rumah itu, sembari mengucek kedua matanya dan menguap.

"Aku ingin bertemu Max Maxwell. Ini rumahnya 'kan?"
Tanya Varel to the point, membuat lelaki dihadapannya memandang lekat-lekat wajah Varel.

"Ah ya! Max! Astaga, apa kau temannya Max? Maafkan aku, tapi ini bukan rumah Max lagi. Sekitar dua tahun lalu dia menjual rumah ini padaku."

Varel menaikkan sebelah alisnya, "Lalu di mana ia tinggal sekarang? Apa kau tau?"

"Mana kutau, dia tak memberitahuku."
Lelaki berotot itu menguap sekali lagi, membuat Varel mengumpat di dalam hatinya, ternyata alamat yang ditulis Max pada datanya adalah alamat yang lama bukan tempat tinggalnya yang sekarang.

"Ada perlu lagi anak muda? Kalau tidak, aku ingin melanjutkan tidurku."

Varel tersentak, "Baiklah terima kasih. Maaf mengganggu tidurmu."
Dan setelah mengatakan hal itu, Varel segera masuk ke dalam mobilnya yang berada tak jauh darinya, lalu segera meninggalkan rumah itu.

♥♥♥

"Max, aku tanya sekali lagi, apa kau mengizinkanku untuk mencintaimu?"
Kelly menatap Max lekat, kedua tangannya kini ia kalungkan pada leher Max.

"Apa kau serius? Maksudku, tadi siang baru saja kau mengatakan tak peduli pada perasaan-..."

"Aku minta maaf atas perkataanku tadi siang. Kau tau Max? Seorang wanita yang dalam keadaan marah ataupun kesal tak bisa mengendalikan dirinya hingga mengungkapkan apa yang ada dihatinya. Percayalah Max, aku ingin menemanimu. Aku akan berusaha membalas perasaanmu."

Max berusaha menemukan kebohongan di mata Kelly, namun pemuda itu tak mendapati kebohongan. Mata Kelly menunjukkan kejujuran dan juga ketulusan.

"Kelly, katakan ini semua bukan mimpi. A-aku...aku tak tau bagaimana mengungkapkan perasaan yang kurasakan sekarang. Yang pasti, aku benar-benar merasa bahagia, dan aku tentu saja mengizinkanmu untuk mencintaiku."

Kelly mengembangkan senyumnya, lalu segera memeluk Max dengan gerakan cepat dan erat.

"Jadi aku diterima?"

Max mengangguk dan ikut membalas pelukan Kelly.

"Terima kasih Max."

"Te amo Kelly."

"Hm? Apa artinya itu?"
Kelly melepas pelukannya dan memandang Max, menunggu jawaban dari pemuda tersebut.

"Aku mencintaimu."

Kelly terkekeh, "Bahasa apa itu Max?"

"Bahasa Spanyol, sayang."

"Baiklah, beritahu aku kata 'Aku juga mencintaimu' dalam bahasa Spanyol."

Max tertawa kecil, "Entahlah, aku tak tau."
Kelly ikut tertawa mendengarnya, "Aku juga mencintaimu Max Maxwell."

"Kelly, berikan aku ciumanmu."
Kelly terkekeh, kemudian segera menuruti permintaan Max dengan mendorong kepala pemuda itu untuk mendekat padanya.

Kelly mengecup perlahan bibir Max, kemudian menghisapnya dan dibalas oleh Max.

Max mulai menelusupkan lidahnya pada mulut Kelly, membuat Kelly semakin menekan kepala pemuda itu, untuk memperdalam ciumannya.

Kkkkrrrrkk

Max dan Kelly sontak menghentikan pagutan panas mereka, dan menatap satu sama lain.

"Aku seperti mendengar suara perut yang kelaparan."
Ujar Max seraya terkekeh diikuti dengan pipi Kelly yang merona.

"Dasar! Kau lama sekali pulangnya tau! Aku kelaparan dari tadi!"
Kelly menyembunyikan wajahnya yang memerah di dada bidang Max, membuat Max tersenyum geli melihat tingkah gadisnya itu.

Max mengacak rambut Kelly pelan, "Baiklah, ayo kita membuat makanan. Apa kau ingin membantuku?"

Kelly mengangguk kecil lalu menjauhkan diri dari tubuh Max.
Pemuda bermata hazel itu segera beranjak memungut dua kantong berisi bahan masakan yang tadi dibelinya dan akan melangkahkan kakinya ke dapur, kalau saja Kelly tak menahan lengannya.

Max menaikkan sebelah alis tebalnya, "Ada apa?"

Kelly merentangkan kedua tangannya, "Gendong aku Max. Aku sedang tak bertenaga bahkan untuk berjalan karena kesalahanmu tak memberiku makan. Jadi, gendong aku ke dapur."

Max terkekeh dan menggelengkan kepalanya.
"Astaga, kau manja sekali."

Pemuda berambut hitam itu dengan segera menjongkokkan tubuhnya diikuti dengan Kelly yang tersenyum senang lalu mengalungkan lengannya di leher Max dari belakang.

Max beranjak ke dapur dengan menenteng dua kantong di tangan bersamaan dengan menggendong Kelly di punggungnya.

•••

Varel berdecak ketika merasakan handphonenya bergetar yang berada di saku celana.
Baru tiga langkah pemuda itu menapakkan kaki memasuki bar, namun lihatlah, dirinya seperti orang penting yang ditelepon terus-terusan.

Varel menghela nafas kasar saat melihat nama 'Nathalie' yang menghubunginya.
Pikirannya sedang kacau sekarang, dia tak ingin diganggu ataupun diajak berbicara. Maka dari itu ia segera mematikan panggilan dari Nathalie dan menaruh kembali handphonenya di saku.

Tujuan Varel sekarang adalah menenangkan dirinya dengan minum-minum dan juga menyewa wanita untuk ditiduri.

Dirinya sangat frustasi sehabis diputuskan oleh Kelly, dan juga alamat Max yang tak didapatinya.

Tidak, dia tak akan menyerah untuk mencari keberadaan Max dan juga Kelly, dia akan terus mencari hingga menemukannya dan membawa Kelly-nya kembali padanya.

Namun sekarang ia ingin memikirkan cara menemukan pemuda bermata hazel itu dulu sekaligus menenangkan dirinya dengan bersenang-senang.

Ya, seorang Varel Rackbourn tidak akan mudah diputuskan begitu saja oleh seorang wanita.
Begitulah tanggapan pemuda yang memiliki iris coklat itu, ia menyeringai lalu menghampiri wanita-wanita malam yang ada di bar tersebut.

|||

"Kenapa Varel tak mengangkat teleponku sih?!"
Nathalie menghembuskan nafasnya, kemudian kembali menatap layar hpnya berharap Varel menelepon balik.

"Apa yang dilakukan Varel dan Kelly sekarang, sampai-sampai Varel tak menjawab panggilanku?"
Nathalie mengusap wajahnya, pikiran gadis itu kini dihantui oleh pemikiran-pemikiran tentang sesuatu yang dilakukan oleh kekasihnya dan sahabatnya.

Gadis yang memiliki iris yang sama dengan Varel itu bangkit dari duduknya dan menuju ke balkon apartemennya.

Nathalie tersenyum tipis memandang bintang yang kini menaburi langit.
Dia lalu memposisikan dirinya menyangga dagunya dengan tangan ke pagar balkon, memperhatikan bintang-bintang yang bersinar.

Gadis itu kembali mengingat kenangannya bersama sang Ayah yang suka melakukan kegiatan memandangi langit sebelum tidur, sewaktu masih kecil.

Nathalie sangat dekat pada Ayahnya, dan sekarang dia merindukan waktu-waktu saat menghabiskan waktu berdua bersama sang Ayah.

Tak terasa sebulir air kini lolos dari matanya, ia sangat merindukan ayahnya, tentu saja.

Namun keadaan membuatnya tak ingin tinggal bersama ayahnya lagi, dikarenakan pria itu menikah lagi.

Setelah ibunya meninggal 3 tahun yang lalu karena menderita kanker otak, ayahnya memutuskan untuk mencari pengganti ibunya dan meminta restu dari Nathalie.

Namun Nathalie menolaknya dan membuat dirinya dengan sang ayah bertengkar hingga Nathalie memutuskan untuk tinggal sendiri di sebuah apartemen.

Jadilah sekarang dia tinggal sendirian di apartemennya, dengan biaya hidup yang ayahnya kirimkan setiap bulan lewat rekening.

Nathalie bahkan tak ingin berbicara pada ayahnya itu saat biasanya ayahnya menelepon menanyai kabarnya.
Dia merasa kecewa, itu saja.
Ayahnya sudah menikah lagi, tanpa restu darinya.

Sekarang, dia rasanya ingin sekali memeluk ayahnya dan memandangi langit seperti dulu.

"Kira-kira apa yang ayah lakukan sekarang?"

Tbc...

Huhaaaaa part ini maaf jika mengecewakan😭
Aku entah kenapa otakku buntu buat lanjutin cerita ini🙇
Tapi tenang aja, gakbakalan aku berhentiin di tengah jalan kok ceritanya :'3

Kasi semangat buat aku donk dengan komen di part ini, siapa tau pas kalian pada komen otak aku jalanlagi buat ngelanjutinnya dengan gampang😂😂😂

Btw, kasi selamat donk buat yang udah jadian😆 *ngelirik Max dan Kelly*
Kalian pasti bertanya-tanya atas perubahan sikap Kelly yang drastis:v Silakan baca baik-baik dan teliti, lalu simpulkan sendiri :3

Keep Reading and Vomment, or if not I will send Max capture and kill you!👹

Regards,
MelQueeeeeen




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top