Bagian 28
Udah ada diplaystore ya gengs.. yang mau po masih bisa ijutan. Isi pdf, ebook dan buku sama saja. Mau pdf atau po bisa wa aku yes. 085788190001 atau 082165118979
****
"Ophelia!" Christie menyambut kedatangan Ophelia dengan sukacita. Ia mengabaikan sejenak keberadaan Aexio, Kath dan Anthony yang juga ada di sana.
"Bibi senang sekali kau ke sini. Kau memang penyelamat panti asuhan ini." Christie mengucapkannya dengan sangat tulus. "Berkat uang yang kau berikan kemarin, anak-anak panti tidak kehilangan tempat tinggal."
Ophelia mengerutkan keningnya. Apa maksud ucapan bibinya? Uang? Kapan ia memberikan uang untuk panti asuhan?
Christie melepaskan pelukannya. "Ah, selamat datang di panti asuhan kami." Kini Christie baru menyapa Aexio, Kath dan Anthony.
"Bibi, ini adalah Aexio, suamiku. Dan ini mertuaku, Tuan dan Nyonya Schieneder." Ophelia memperkenalkan suami dan mertuanya.
Christie sedikit terkejut. Wajar saja ia merasa sedikit familiar dengan pasangan suami istri di depannya, ternyata mereka merupakan orang tersohor di negeri ini.
Aexio mengulurkan tangannya, menyapa dengan ramah. Begitu juga dengan Kath dan Anthony.
Christie membawa Ophelia dan yang lainnya masuk ke dalam. Kini mereka duduk di ruang tamu sembari menunggu Christie menghidangkan minuman.
Setelah menghidangkan minuman dan cemilan, Christie duduk. Ia sangat senang Ophelia datang dan mengenalkan keluarga baru Ophelia.
"Anda tadi mengatakan Ophelia menyelamatkan anak-anak panti dari kehilangan tempat tinggal, apakah terjadi sesuatu di sini?" Kath tidak langsung bertanya pada pokok permasalahan. Bagaimanapun juga ia tidak ingin menunjukan permasalahan yang terjadi di keluarganya. Sejujurnya Kath bisa dengan mudah melupakan kejadian saat ini, tapi ia menginginkan kejujuran dari Ophelia.
Christie menceritakan perkara yang dialami oleh panti asuhan itu. "Kami beruntung memiliki Ophelia." Lagi-lagi Christie menatap Ophelia penuh syukur.
Tatapan Kath kini beralih pada Ophelia. Masihkah Ophelia ingin mengelak sekarang? Sudah jelas Ophelia menjual kalung miliknya untuk mengatasi masalah panti asuhan. Kenapa Ophelia tak jujur saja dari awal bahwa Ophelia membutuhkan uang untuk panti, Kath pasti akan memberikannya tanpa banyak bertanya, tapi kenapa Ophelia malah memilih jalan dengan berbohong. Kath semakin merasa kecewa sekarang.
Sedang Aexio saat ini hanya diam. Ia sedang meihat tanpa berkomentar. Ia tak ingin menyimpulkan sesuatu dengan cepat. Meski semua bukti sudah mengarah pada Ophelia, Aexio masih memiliki keyakinan bahwa mungkin saja ada kesalahan.
"Bibi, aku rasa ada yang salah di sini." Ophelia mencoba untuk membersihkan dirinya dari tuduhan yang saat ini sedang merundungnya.
Christie menatap Ophelia bingung. "Maksudmu?"
"Ophelia memang sangat menyayangi tempatnya dibesarkan. Melihat adik-adiknya yang terancam tidak memiliki tempat tinggal tentu saja ia akan membantu." Kath sudah tidak ingin mendengar sangkalan dari Ophelia lagi. Baginya semua sudah jelas. Niat Ophelia memang baik, tapi cara Ophelia yang tidak benar.
Chirstie yang awalnya merasa bingung kini tersenyum pada Kath. "Anda benar, Nyonya. Ophelia sangat memperhatikan nasib adik-adiknya."
Ophelia sungguh merasa tidak nyaman. Ia ingin membela dirinya, tapi apapun yang akan ia katakan tak akan bisa membebaskan dirinya dari tuduhan. Ia membutuhkan bukti, bukan hanya sekedar ucapan. Ophelia seperti tenggelam di dalam lautan, harus bagaimana ia membuktikan dirinya tidak bersalah. Ia benci ditatap dengan penuh kekecewaan dari Kath.
"Baiklah, kami tidak bisa berlama-lama di sini. Kami mohon undur diri."
"Ah, baiklah. Saya akan mengantar ke depan." Chirstie berdiri dari duduknya, begitu juga dengan yang lain. Mereka kini meninggalkan ruang tamu, berjalan menuju ke pintu keluar.
Setelah bersalaman, Ophelia dan Aexio masuk ke mobil mereka, begitu juga dengan Kath dan Anthony.
Aexio memperhatikan wajah Ophelia. Ia melihat kegusaran yang terpancar jelas di wajah Ophelia. "Apakah kau benar-benar tidak melakukannya?" Aexio memulai pembicaraan.
"Apakah jika aku mengatakan 'tidak' kau akan percaya padaku?" Ophelia balik bertanya, tatapannya saat ini sulit untuk Aexio jelaskan. Seperti Ophelia kembali menganggapnya orang asing. Entahlah.
"JIka kau mengatakan tidak, maka aku akan mempercayaimu." Aexio tak ingin meragukan Ophelia, apapun yang istrinya katakan maka ia akan mempercayainya.
Ophelia harusnya merasa tersentuh dengan apa yang Aexio katakan, tapi rasa sakit dan kekecewaan yang ia rasakan karena Aexio mengaburkan segalanya. Kata-kata manis Aexio hanya akan semakin menyakitinya, pada kenyataannya ia tak seistimewa itu.
Ia bahkan mulai membatasi dirinya lagi. Ia sudah terlanjur jatuh cinta pada Aexio, tapi ia tidak ingin terluka lebih jauh. Ia yakin bisa mengatasi perasaannya meski akan sedikit kesulitan.
Ophelia menyingkirkan segala sesuatu tentang perasaannya, saat ini ia harus memikirkan bagaimana hal seperti ini bisa terjadi. Kenapa semua mengarah padanya? Ia tidak melakukan kesalahan, tapi semua bukti menunjukan bahwa ia pelakunya. Semua orang akan berpikir ia tidak mungkin memiliki banyak uang untuk membantu panti, kecuali ia memang menjual kalung dari Kath.
Ophelia merasa begitu tertekan sekarang, tapi ia tidak menangis. Ia tahu air mata tak akan menyelesaikan masalah yang menderanya.
Sepanjang perjalanan Ophelia berpikir. Semua kejadian ini terjadi begitu tersusun rapi, mungkinkah ia dijebak oleh seseorang? Tapi siapa?
Ophelia tak bisa sembarang menuduh. Ada banyak orang yang tidak menyukainya karena masuk ke dalam keluarga Schieneder.
Sekarang Ophelia mulai merasa menyesal memasuki keluarga Schieneder. Harusnya sejak awal ia berkeras agar tidak menikah dengan Aexio. Dengan begitu ia tidak akan memiliki perasaan apapun pada Aexio, ia tidak akan berurusan dengan banyak orang.
Ophelia hanyut dalam pemikirannya sendiri, sementara Aexio, pria itu memperhatikan wajah istri yang ia cintai. Ia tak tahu apa yang Ophelia pikirkan saat ini, tapi dari raut wajah Ophelia ia bisa melihat kegelisahan di sana. Aexio tidak ingin Ophelia terbebani ataupun tertekan.
Di mobil lain, Anthony dan Kath sedang membahas Ophelia. Kali ini Kath akan memaafkan Ophelia, meski Ophelia mengecewakannya, tapi Ophelia melakukannya demi melindungi anak-anak panti. Apa yang Ophelia lakukan memang tidak bisa dibiarkan, tapi selagi itu bukan karena keserakahan maka Kath akan mencoba memakluminya.
Namun, yang Kath sayangkan adalah Ophelia masih saja menyangkal perbuatannya, bahkan setelah semua bukti sudah sangat jelas.
***
Kath, Anthony, Aexio dan Ophelia kembali berada di ruang tamu, mereka masih melanjutkan tentang permasalahan tadi.
"Daddy dan Mommy tidak akan memperpanjang kasus ini lagi, tapi jangan pernah mengulangi perbuatan seperti ini. Jika kau membutuhkan sesuatu kau bisa mengatakannya pada Aexio, Mom atau padaku. Kami pasti akan membantumu karena kau menantu kami." Anthony menatap Ophelia bijaksana.
"Ophelia, kau memang bukan putri Mom, tapi Mom sudah menganggapmu sebagai putri Mom sendiri, jika kau merasa ada yang mengganjal atau membebani dirimu kau bisa mengatakannya pada Mom. Tindakanmu kemarin dan saat ini membuat Mom sedikit kecewa, kau harusnya jujur dan mengakui perbuatanmu, Mom harap setelah ini kau bisa lebih dewasa." Kali ini Kath yang bicara.
Ophelia tidak tahu harus berkata apa. Ia dimaafkan atas kesalahan yang tidak ia lakukan, yang artinya ia dipaksa untuk mengakui kesalahan itu. Jika ia menyangkal lagi maka ayah dan ibu Aexio pasti akan semakin kecewa padanya, tapi jika ia tidak menyangkal maka artinya ialah pelakunya. Ophelia dilema.
"Maafkan aku, Mom." Ophelia akhirnya memilih mengucapkan kata penuh makna itu. Ia tidak punya pilihan lain. Lebih baik mengakhirinya di sini.
Kath menganggukan kepalanya sembari tersenyum. Ia menjadi wanita yang keibuan lagi.
Aexio tahu Ophelia sengaja melakukannya demi menyelesaikan masalah. Hatinya merasa tak senang karena pasti Ophelia akan terbebani.
Masalah dianggap selesai. Anthony dan Kath sudah keluar dari ruang keluarga begitu juga dengan Aexio dan Ophelia.
"Kembalilah ke kamar lebih dahulu." Aexio bicara pada Ophelia yang sejak tadi acuh tak acuh padanya.
Ophelia tak menjawab, ia hanya melanjutkan langkahnya, sementara Aexio, ia menyusul orangtuanya.
"Dad, Mom, tunggu!" Aexio menghentikan Anthony dan Kath.
"Ada apa, Aexi?" tanya Anthony.
"Ini mengenai Ophelia," jawab Aexio.
"Kenapa dengan Ophelia?" Kini Kath yang menyahut.
"Mom, Dad, aku yakin bukan Ophelia pelakunya."
Anthony dan Kath mengerutkan kening mereka bersamaan. Bagaimana bisa Aexio masih bicara seperti itu setelah Ophelia sendiri meminta maaf yang artinya Ophelia memang bersalah.
"Aexio, masalah ini sudah selesai, tidak perlu membicarakannya lagi, kami memaafkan Ophelia," ujar Anthony.
"Tapi bagiku belum selesai, Dad. Ada yang salah di sini. Ophelia mengakuinya karena ia tidak ingin memperpanjag masalah ini lagi."
"Lalu?" Kath menatap Aexio seksama.
"Aku akan membuktikannya pada kalian."
"Baiklah, kalau begitu Daddy dan Mommy akan menunggu bukti itu," putus Anthony.
Tidak jauh dari Anthony, Kath dan Aexio, ada Cia yang baru saja kembali dari bekerja. Ia tersenyum pahit mendengar ucapan yakin Aexio. Sebegitu percayakah Aexio pada Ophelia?
Hati Cia seperti dilanda badai, ia kembali mengingat ucapan Aexio tentang mantan kekasihnya yang sudah mencintai Ophelia.
Cia hidup dalam pedih yang ia bangun sendiri. "Kau tidak akan menemukan apapun, Aexio."
Aexio selesai bicara, kini ia membalik tubuhnya. Kath dan Anthony menatap punggung tegap Aexio.
"Aku harap Aexio tidak kecewa jika tidak bisa membuktikan keyakinannya." Kath berbicara penuh perhatian. "
"Dia putramu, dia pasti bisa menerimanya." Anthony merangkul pinggang Kath. "Ayo kita ke kamar."
"Ya."
Cia keluar dari persembunyiannya. Ia menatap Kath dan Anthony yang menjauh pergi. "Mereka benar-benar bodoh. Bagaimana bisa mereka membiarkan Ophelia yang sudah ketahuan mencuri tetap tinggal di kediaman ini." Cia marah karena rencananya gagal.
Harusnya saat ini orangtua Aexio mengusir Ophelia dari kediaman mereka, bukan malah memaafkan Ophelia.
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top