Penghujung - Kuroko Tetsuya
Well, cerita ini cuma selingan dari OgiwaraxReaxKagami ... silakan dibaca karena sepertinya minggu depan fase final dari drama ini 😅
Warnings seperti biasa ^^
×××
Kuroko selalu menganggap bahwa ia dan Kagami adalah partner yang paling sempurna. Bagai cahaya dan bayangan, laki-laki itu bersinar terang lalu dirinya akan semakin gelap. Tak hanya dalam pertandingan, bahkan pilihan hidup pun ia yakin dirinya dan Kagami akan jadi duo terbaik bersama-sama.
Namun semuanya berubah. Kuroko dan Kagami bukan lagi duo terbaik, mereka hanya cegak di dalam pertandingan, bukan di dunia nyata. Itu karena seorang [Full Name] menggantikan posisi Kuroko di samping Kagami.
Awalnya Kuroko senang, ia bisa melihat Kagami tertawa setiap hari bersama perempuan itu. Mereka pulang bersama, memberi perhatian bersama, bercerita bersama. Sampai akhirnya menggeser posisi Kuroko secara menyeluruh.
Tidak tahu diri. Itu adalah kesan mendalam yang ditinggalkan Kuroko pada [Name], perempuan itu datang belakangan, bahkan Kuroko lebih dulu bertemu Kagami dan akrab dengannya, tapi bisa-bisanya perempuan itu menjadi spesial hanya dalam hitungan minggu?
Kuroko cemburu? Jelas, ia pun baru sadar keanehan yang ia alami setelah melihat kedekatan dua insan berbeda jenis kelamin itu. Hatinya panas, terasa marah tiap kali melihat pasangan itu mengumbar kemesraan, apa lagi ketika mereka saling mengungkapkan cinta. Kuroko sungguh membencinya. Harusnya, Kagami hanya menghabiskan waktu dengannya, bukan perempuan itu.
Mulanya Kuroko membiarkan rasa iri dan dengki miliknya, ia berpikir hubungan dua orang itu hanya bertahan sampai satu bulan, paling lama dua bulan dan mereka akan berpisah lalu berlagak bagai orang asing. Kuroko menantikan saat-saat itu, ia akan pastikan akan memandang [Name] serendah mungkin jika waktunya tiba.
Sialnya, hubungan dua orang itu berlangsung hingga masa SMA berakhir. Mereka tampak baik-baik saja, seperti baru saja mengungkapkan perasaan masing-masing kemarin. Kuroko tak suka, Kuroko membencinya.
Hingga saat itu tiba, "Kuroko, aku ingin kau dan para senpai bertemu di tempat biasa. Ada yang ingin kubicarakan," Kagami meneleponnya setelah tiga bulan penuh tanpa kabar, sibuk dengan urusan masing-masing.
Kagami sempat menceritakan padanya tentang gundah yang membuatnya gelisah. Tentang tawaran dari salah satu klub basket terbaik Amerika dan opsi mereka untuk membuat Kagami meninggalkan Jepang.
Kesempatan yang bagus. Pikir Kuroko saat itu, meskipun ia sendiri tak akan melihat Kagami untuk waktu yang lama, Kuroko yakin laki-laki itu akan memutuskan untuk mengakhiri hubungannya bersama [Name].
Hari itu tiba, pertemuan tak terduga yang dirancang oleh Kagami di salah satu restoran yakiniku. Kuroko tak makan ataupun minum banyak, ia hanya berpura-pura mabuk agar Kagami tidak meminta saran padanya. Kedoknya akan terbongkar jika terang-terangan menyuruh laki-laki itu meninggalkan [Name]—bukan hanya Jepang.
Berhasil dan Kuroko senang bukan main, Kagami dan perempuan itu sepakat untuk saling meninggalkan. Bahkan laki-laki beralis cabang itu menyuruh mantan kekasihnya untuk melupakan tentang mereka dan hidup bahagia bersama orang lain. Ia sendiri juga yang menyarankan Kagami agar tidak menghubungi [Name] selama di sana karena akan mengganggu hidup mereka masing-masing, ia bisa menghubunginya jika ingin mengetahui kabar perempuan itu.
Namun, keadaan itu tidak membuat Kuroko senang. Malah membuatnya merasa bersalah karena Kagami terus-menerus ragu akan pilihannya, terutama ketika ia mengetahui jika mantan kekasihnya tak kunjung mendapat pengganti serta terus menunggu ia pulang. laki-laki itu bahkan hendak menyerah menjadi pemain inti Chicago Bulls dan kembali tanpa apa-apa, Kagami ingin kembali pada pelukan [Name].
Tentu saja Kuroko tak membiarkannya, ia terus-menerus meyakinkan Kagami jika perempuan itu baik-baik saja—walau sebenarnya tidak.
Perasaan Kuroko semakin kalut ketika Kagami benar-benar berniat menyerah mengejar mimpinya di Amerika sana, ia bahkan mengatakan akan hengkang dari Chicago Bulls dan menjalani hidup normal di Jepang bersama [Name]. Kuroko tak bisa mencuaikan itu.
Meskipun jauh di dalam hatinya ia tidak ingin lagi terlibat dengan [Name], ia harus melakukannya agar Kagami tak kembali pada pelukan gadis itu. Ia harus membuat [Name] berpaling dan melupakan Kagami.
Butuh waktu berhari-hari sampai Kuroko mendapatkan ide, akhirnya ia teringat pada salah satu temannya, teman yang membuatnya terlibat dengan Kagami agar mengalahkan Generasi Keajaiban dulu. Ogiwara Shigehiro, entah kenapa Kuroko yakin bahwa laki-laki itu akan membuat [Name] berpaling.
Rencananya berjalan mulus, [Name] dan Ogiwara bertemu dengan alasan melakukan hanami bersama teman-teman SMA. Bahkan Kuroko sengaja menjalin komunikasi dengan baik bersama Ogiwara agar laki-laki itu setuju untuk pergi melihat hanami di salah satu taman di Tokyo. Licik? Tidak, Kuroko hanya tak rela jika Kagami harus kembali dengan [Name].
Interaksi Ogiwara dan [Name] amat sangat mengejutkan Kuroko, ia tak tahu jikalau laki-laki berambut cokelat itu jatuh cinta pada pertemuan ketiganya bersama [Name]. Tentu saja kabar ini membuat Kuroko senang bukan main, ia terus-menerus meyakinkan Ogiwara jika [Name] cocok bersanding dengannya daripada Kagami. Kagami hanya akan menyakiti perempuan itu dan dengan mudahnya Ogiwara tersulut.
Mendengar kabar ini, Kuroko tak tahan untum mengabari Kagami dan mengatakan jika [Name] telah memiliki pengganti. Walaupun setelah itu Kagami tak pernah lagi menghubungi Kuroko.
Waktu berlalu dengan sangat lambat untuk Kuroko, ia tak lagi menerima kabar dari Ogiwara—ia sebenarnya tak begitu peduli dengan hubungan laki-laki itu—dan Kagami, mereka sibuk dengan hidup masing-masing lagi.
Sampai tiba saatnya Ogiwara mengabari jika ia akan menikahi [Name]. Senang? Kenapa tidak? itu berarti posisi Kagami sudah benar-benar sudah terganti di hati [Name] dan mengetahui perempuan itu adalah tipe orang yang sulit untuk tidak mencintai. Kuroko lega bukan main.
Namun, saat menghadiri pernikahan Ogiwara dan [Name], ia merasa tak senang sama sekali. Kebahagiaan dua insan itu bagai membuatnya marah, ia merasa tak adil dua orang itu bahagia terlebih dahulu daripada ia dan Kagami. Ia kembali merasa iri.
Apa ia dan Kagami akan berakhir seperti itu juga? Berbahagia di depan pastor sambil bertukar cincin juga ciuman?
Kuroko tak peduli lagi, ia tak pernah lagi mengurusi dua insan itu, hanya berpura-pura senang ketika mereka bahagia karena ikatan pernikahan. Ia bahkan bersandiwara sukacita kala pasangan suami istri itu dikaruniai anak laki-laki yang diberinama Ogiwara Katashi—Keteguhan dalam bahasa Jepang.
Bertahun-tahun berlalu, Kuroko masih tak suka dengan kebagiaan [Name], tetapi ia mendapat pesan dari Kagami jika laki-laki itu mengambil cuti sebelum musim pertandingan selanjutnya. Laki-laki itu berhasil menjadi pemain inti Chicago Bulls dan bahkan baru tahu jika [Name] telah menikah serta memiliki anak.
Bukankah kesempatan yang bagus untuk Kuroko? Ia bisa membuat Kagami membenci perempuan itu karena bahagia sendirian. Kan?
Kuroko salah, Kagami terlihat frustrasi setelah menghabiskan waktu kurang dari dua jam di kediaman Ogiwara. Saat ia bertanya ada apa? Laki-laki itu tersenyum pilu, "Aku benar-benar ingin berada di posisi Ogiwara," lirihnya, ia tampak seperti baru saja kehilangan hal paling berharga dalam hidupnya, "harusnya aku tak meninggalkan dia dari awal."
Jantung Kuroko berdetak kencang, tapi setiap detakannya terasa seperti ditusuk-tusuk belati. Sakit. Apa semua tindakannya untuk menjauhkan Kagami dan [Name] berakhir seperti ini? Tidak seperti [Name] dan Ogiwara di dalam janji pernikahan? Lantas, apa yang ia dapatkan dipenghujung semua pengorbanannya ini?
Kehampaan?
Embusan napas dikeluarkannya, ia mencengkeram kemudi mobil dengan kencang. Harusnya, pengujung ceritanya tak berakhir seperti ini, harusnya ia bahagia karena Kagami dan [Name] tak berakhir bersama, pantasnya ia bersama Kagami berbagi suka cita, harusnya seperti itu.
Tetapi, kenapa sekarang hanya ada lara di antara mereka? Ini bukan penghujung yang Kuroko harapkan.
×××
5555 saya seneng banget nulis slight!yaoi, sebuah pencapaian yang luar biasa /meskipun dating simulator lebih eksiplit. Pokoknya ini sesuanu banget.
Kalau berkenan silakan dengar Billie Eilish - Wish You Were Gay yang menginspirasi cerita ini untuk selesai :)))
Oke, sekian dari Mahouka.
Ciao!
MK ❤
YA 💚
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top