Cookies (Himuro x Reader)

Genre:  Romance

Rate: T

  Matahari bersinar dengan cerah. Membuat pagi di Akita menjadi lebih hangat. Seorang gadis yang tengah meringkuk pun mau tak mau bangun dari tidurnya karena sinar matahari yang masuk lewat jendela kamarnya yang terbuka.

  Dengan malas gadis itu bangkit dari tempat tidur dan segera melihat ke jam di kamarnya. Jam menunjukkan tepat pukul enam pagi hari. Masih ada banyak waktu bagi gadis itu untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah.

  "Sepertinya berangkat lebih awal tidak masalah", ujar gadis tersebut kepada dirinya sendiri sambil mengambil handuk, bersiap untuk melakukan rutinitas paginya.

  Menit demi menit telah berlalu hingga sekarang gadis bernama (Full name) itu telah siap untuk berangkat ke sekolah. Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, ia pun segera pergi ke sekolahnya yaitu SMA Yosen.

.

  "Ohayou, minna!", sapa (Your name) sesampainya ia di kelas.

  Tetapi hanya keheningan yang gadis itu dapat. Ternyata kelasnya masih kosong. Belum ada satupun temannya yang datang. Menghela nafas pelan, gadis itu mendatangi bangkunya lalu menempatkan diri.

  Matanya menatap bosan keluar jendela. Sambil menunggu satu persatu temannya yang datang, dia hanya menopang dagu. Akhirnya setelah beberapa menit menunggu, pintu kelas kembali terbuka.

  "Oha-", sapaan (Your name) terhenti saat ia mengetahui orang yang baru saja memasuki kelasnya. "-you, Himuro-san"

  "Ohayou mou, (Last name)-san", balas Himuro dengan senyuman seperti biasa.

  Kemudian pemuda itu berjalan ke arah (Your name). Jantung gadis itu berdetak semakin cepat. Bagaimana tidak? Orang yang ia sukai kini berjalan ke arahnya, dengan wajah ramah yang membuatnya dikagumi siswi-siswi di sekolahnya. Belum lagi mereka hanya berdua saja di kelas. 'Abaikan pikiran-pikiran anehmu, (First name)', kata gadis itu dalam hati.

  "(Last name)-san, bisakah sepulang sekolah nanti datang ke gym?"

  "E-eh? A-aku? A-a-ada apa, Himuro-san?"

  "Kantoku yang menyuruhku. Gomennasai, aku tidak tahu alasannya", jawab Himuro sambil tersenyum. Ada perasaan tidak enak di hatinya karena tidak bisa menjawab pertanyaan (Your name).

  "W-wakatta. Baiklah, aku akan kesana nanti", ucap (Your name) sambil tersenyum lembut.

  Himuro pun membalas senyuman tersebut. Kemudian pemuda berambut hitam itu segera menempati bangkunya. Suasana hening melanda ruangan itu hingga murid-murid lain perlahan mulai berdatangan.

.

  Himuro mendatangi (Your name) yang tengah mengemasi barang-barangnya. Dia berniat mengajak (Your name) untuk datang ke gym bersamanya. Selain karena hari itu ada jadwal latihan, Himuro juga tidak mau (Your name) pergi sendirian. Lagipula mereka tidak hanya berdua, sebentar lagi akan ada yang mendatangi mereka.

  "Murochin, ayo~", suara dari seorang pemuda dengan tinggi tidak rata-rata terdengar.

  "Chotto matte, Atsushi. Kita harus menunggu (Last name)-san dulu", Himuro berkata dengan senyumannya seperti biasa.

  "Ano.. aku sudah selesai, Himuro-san, Murasakibara-san", ucap (Your name) ketika ia selesai mengemasi barang-barangnya.

  Himuro hanya tersenyum, kemudian mereka bertigapun segera melangkahkan kaki menuju gym.

  "Himuro. Tumben kau membawa salah satu fans mu kemari", celoteh Fukui ketika melihat Himuro berjalan berdampingan dengan (Your name).

  Mendengar hal itu, Himuro menghentikan langkahnya, membiarkan (Your name) berjalan lebih dulu bersama Murasakibara.

  "Iie. Dia bukan fans ku, dia teman sekelasku"

  "Kenapa kau selalu dikelilingi oleh gadis-gadis cantik, Himuro?", Okamura menanggapi dengan nada iri.

  "Jelas sekali karena dia tampan. Tidak seperti kau, dagu dua"

  Ucapan Fukui sukses membuat Okamura pundung di sudut ruangan seketika. Tak lupa aura suram yang mengelilingi dan tangis bombay nya.

  Melihat hal itu, Himuro hanya tersenyum tidak enak. Kasihan juga senpai nya itu.

  "Nee, sumimasen. Aku harus menyusul (Last name)-san dulu", kemudian pemuda berponi sebelah itu mendatangi (Your name) yang kini sudah berada di depan Araki Masako, pelatih basket SMA Yosen.

.

  "Kantoku, aku sudah mendapat data tim yang akan menjadi lawan kita besok", ujar (Your name) ketika anggota tim basket tengah berlatih.

  Kini gadis beriris (Eyes colour) itu resmi menjadi manager tim basket SMA Yosen. Hari itu, dimana ia diminta bertemu Araki adalah hari dimana dia diminta untuk menjadi manager. Karena kemampuan (Your name) dalam melihat setiap detail pergerakan orang lain begitu hebat. Ia dapat menjelaskan dengan rinci pergerakan yang akan dilakukan orang lain begitupun dengan apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya. Dia juga bisa mengetahui seberapa besar talenta seseorang dalam bermain basket.

  "Hai'. Arigatou", ucap Araki singkat sambil menerima berkas dari (Your name).

  Setelah itu latihan dihentikan. Seluruh anggota yang akan bertanding dikumpulkan untuk briefing. Semua anggota mendengarkan penjelasan dengan seksama. Araki memulai dengan profil anggota tim dilanjutkan (Your name) yang menjelaskan detail pergerakan mereka dan cara mengatasinya.

  Saat gadis itu menjelaskan, tatapan matanya tanpa sengaja bertemu dengan Himuro. Membuat gadis itu sontak mengalihkan pandangannya, tak lupa wajahnya yang bersemu merah. Beruntung anggota tim tidak menyadarinya. Namun Himuro sadar, dan terus menatap (Your name) dengan senyumannya.

.

  "Himuro-san! Murasakibara-san! Chotto matte kudasai!", seru (Your name) sambil berlari di koridor menyusul kedua pemuda tersebut.

  Semenjak (Your name) menjadi manager, dia menjadi semakin dekat dengan anggota tim basket. Terutama kedua teman sekelasnya itu. Setiap hari mereka hampir selalu terlihat bersama. Dimana ada Himuro dan Murasakibara, maka disitulah ada (Your name).

  "Jangan berlari di koridor, (Last name)-san. Onegai, nee?", pinta Himuro sambil menepuk kepala (Your name) pelan.

  "Ehehe. Gomennasai", balas (Your name) sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.

  "Murochin dan (Last name)chin seperti tou-san dan kaa-san", celoteh si titan ungu itu dengan polosnya.

  Mendengar hal itu, seketika suasana menjadi awkward. Himuro dan (Your name) yang tadinya saling bertukar senyum kini saling menatap arah lain. Tak ada yang berbicara, hanya suara kunyahan Murasakibara yang terdengar. Untungnya tak lama kemudian mereka telah sampai di gym.

.

  "Latihan cukup sampai disini!", seru pelatih.

  Semua anggota pun menghentikan gerakannya dan segera melangkahkan kaki ke bangku dekat lapangan. Mereka segera mendapat air minum dan handuk dari (Your name).

  "Ano, minna. Aku kemarin sengaja membuat cookies. Apakah ada yang mau?", tanya (Your name) sambil menyodorkan sekotak kue kering.

  "(Last name)chin, aku mau mencobanya~", ujar Murasakibara sambil mencomot sekeping kue. Disusul beberapa keping lain.

  Karena kue tersebut terlihat enak, anggota lain pun ikut mengambilnya. Dan rasa kue tersebut memang enak. Langsung saja mereka mengambil keping-keping kue yang lain, sebelum nanti dihabiskan oleh si rambut ungu.

  "Arigatou, (Last name)-san", ucap Himuro sambil tersenyum, membuat jantung (Your name) berdegup lebih cepat.

  "Murochin tidak menyukai orang yang salah. Karena (Last name)chin pandai memasak, baik hati dan ramah", ujar Murasakibara tiba-tiba dengan tampang sayunya.

  Sontak semua yang mendengarnya menatap Murasakibara dan memberi reaksi yang bermacam-macam. Himuro menatapnya dengan pandangan yang seolah-olah berkata 'kenapa kau mengatakannya, Atsushi?', (Your name) yang memandang bingung dengan wajah merona, Liu yang tidak sepenuhnya tahu dengan apa yang diucapkan Murasakibara, lalu Fukui dan Okamura yang kaget sekaligus tidak percaya.

  "Nee, Murochin, kenapa diam saja?", tanya Murasakibara mengabaikan reaksi kawan-kawannya dan masih asyik memakan cookies.

  "A-Atsushi kenapa..", kemudian helaan nafas terdengar. "Baiklah. (Last name)-san, apa yg di katakan Atsushi benar. Aku menyukaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?", tanya Himuro didepan anggota tim basket lain. Senyuman yg biasa ia tunjukkan kini tampak lebih lembut.

  (Your name) ingin sekali langsung mengatakan 'iya!'. Tapi karena ia terlalu gugup, alhasil hanya kalimat terbata-bata yang keluar.

  "Kau lama, (Last name)", tutur Fukui.

  "Dia gugup", komen Liu.

  "Ayo katakan 'iya', (Last name)", ucap Okamura tidak sabar. Karena kalau Himuro memiliki kekasih, otomatis fans Himuro akan berpikir dua kali untuk mendekati pemuda tampan itu 'kan?

  "(Last name)chin lama"

  Murasakibara kemudian mengambil kotak cookies yang dibawa (Your name). Lalu tanpa diduga siapapun, ia mendorong tubuh (Your name) hingga jatuh ke pelukan Himuro.

  "E-eh? W-waa.. H-Himuro-san, a-aku mau", ucap (Your name) semakin gugup karena wajahnya begitu dekat dengan milik Himuro.

  Himuro tersenyum lagi. "Saa, kalau begitu panggil saja aku Tatsuya, (First name)"

  "H-Hai', Tatsuya-kun", (Your name) balas tersenyum, walau rona merah kini tampak jelas di kedua pipinya.

  Dan pada akhirnya Murasakibara mendapat omelan dari kawan satu timnya. Mengapa? Karena ketika adegan Himuro dan (Your name) berpelukan dan anggota lain sibuk menonton, Murasakibara dengan santainya menghabiskan cookies yang dibuat (Your name).

.

A/N:
Readertachi, di fic ini saya bingung soal coach nya Yousen. Karena si titan ungu manggilnya "Masakochin" padahal namanya Araki Masako. Berhubung rasanya 'agak gimana gitu' kalau panggil Masako, jadi ya sudahlah, saya panggil Araki saja.
Saa, jaa matta, readertachi~!


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top