PROLOG

"Sisir daerah perbatasan! Mayat itu seharusnya tak jauh dari pemukiman."

Begitu kalimat pimpinan selesai, angin dengan segera berembus cepat membelah hutan dan menerbangkan tumpukan tebal dedaunan kering di bawahnya. Seorang pemuda berseragam khusus terbang dengan kekuatannya, mengikuti perintah dari pimpinan untuk mencari mayat yang dilaporkan keberadaannya oleh warga setempat.

Di bawah, rekan kerja lainnya melangkah cepat menyusuri jalanan yang sudah dibukakan dengan mudah berkat bantuan pemuda tadi. "Mayatnya sudah dekat, indra pendeteksiku bisa merasakan keberadaannya kurang dari seratus meter." Seseorang melapor dengan suara lantang, menggema di antara pepohonan yang tumbuh jarang-jarang.

"Siapkan dirimu, Ivana." Ganesha memperingati.

Gadis yang dimaksud mengangguk cepat tanpa mengalihkan fokusnya pada tiap pepohonan yang dilewati, berharap kejelian matanya menangkap seonggok tubuh manusia seperti kemarin lusa. "Aku merasa sedikit berbeda." Menyadari sosok bernama Ganesha hanya diam mendengarkan, Ivana melanjutkan. "Aku tidak bisa merasakan kehadiran mayat itu seperti kasus tempo hari—"

"Sebelah sini!"

Tanpa disuruh dua kali, pasukan penyelidik itu lekas menghampiri sumber suara dari rekan mereka yang berseru. Pimpinan yang tiba lebih dulu segera memberi arahan pada pasukannya untuk tetap waspada dan mematuhi prosedur pengeksekusian mayat.

Ivana lekas menghampiri mayat yang tersandar di batang pohon besar. "Lagi-lagi tanpa kepala," batinnya saat pertama kali melihat seonggok tubuh mengenaskan. Dengan cepat, satu-satunya gadis di dalam tim penyidik itu melakukan tugasnya: menelaah tubuh sang korban.

Di sisi lain, Ganesha dan rekan kerja lainnya melakukan serangkaian tes terhadap jasad korban. Kening mereka mengernyit semakin dalam, kemudian bertukar pandangan satu sama lain tatkala hasil tes yang tak diinginkan keluar. Bukan hanya satu kali kejadian seperti ini mengkhawatirkan tim penyidik.

"Ivana, deskripsi!" Perintah pimpinan ketika melihat anak buahnya mendekat.

"Lapor, waktu kematian korban tidak dapat dipastikan karena adanya bahan kimia asing yang melapisi korban. Seperti kasus sebelumnya, sidik jari banyak ditemukan di sekujur tubuh korban, tetapi data menunjukkan sidik jari tersebut tidak terdaftar di Nusantara."

Pimpinan menggigit bibir bawahnya sembari berpikir singkat. "Kita punya Koala Killer di sini."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top