Become an adult is...
"Higuruma-san..."
Suara yang terdengar kecewa dengan ekspresi sendu yang tak terkira. Bahkan tanpa memejamkan pelupuk matanya, kekecewaan yang dilayangkan padanya masih terbayang.
"Hahhh..." Pria itu melonggarkan dasinya, duduk di kursi dengan kaki yang terbuka lebar.
Beruntungnya kereta tengah sepi, dengan begitu ia tidak perlu merasa bersalah (lagi) dengan orang lain.
"Maaf, bolehkah aku duduk di sana?" Seorang pria dengan rambut ikal hitam dan kacamata bertengger di wajahnya, tersenyum kikuk dengan memeluk tas ransel yang begitu besar.
"Maaf, tentu, silahkan."
Higuruma segera mengubah posisi duduknya, meski secara fisik dan mental ia lelah.
Ia harus tetap menunjukkan keprofesionalitasannya.
"Umm... aku tidak bermaksud, tapi apakah kamu seorang hakim?"
Higuruma baru menyadari sedari tadi ia masih menggenggam palu sidang.
Sorot matanya terlihat seperti ikan mati.
Bahkan bercak darah yang seharusnya tidak ada di tangannya kembali terlihat.
"Tidak... bukan, aku..." Haruskah ia mengatakan ia masih? Entahlah.
"Aku seorang pengacara."
Higuruma terdiam, ia tidak menduga ekspresi orang yang duduk di sampingnya terlihat... bahagia?
"Benarkah? Itu hebat sekali!"
Lelaki itu tersenyum salah tingkah, "Maaf jika tidak sopan, aku Ittetsu Takeda, seorang guru SMA."
Higuruma hanya memberi respon "Hum." Menyisir helai coklatnya yang berantakan ke belakang, lalu menatap pria yang lebih pendek darinya itu.
"Salam kenal Takeda-san, namaku Hiromi Higuruma. Maaf jika saat ini aku terlihat berantakan."
"T-tidak, tidak apa! Aku hanya... senang bertemu orang hebat!"
Orang hebat? Dirinya?
"Aku sering menonton televisi, itu pekerjaan yang berat penuh tantangan, dan menurutku orang-orang yang bisa memiliki pekerjaan itu dalam hidupnya adalah orang yang keren."
Higuruma tidak berkomentar, rasanya ia seperti berbicara dengan anak kuliahan yang masih berharap masa depannya seindah hayalan.
Walau tanpa melihat ke depan, kamu akan tahu betapa beratnya menjadi orang dewasa dari buku ataupun film.
"Takeda-san, apa menjadi guru tidak keren?"
Takeda menutup mulutnya, ia terkesan seperti orang yang tidak bersyukur dengan pekerjaannya.
"P-Pekerjaan apapun itu keren, dan aku senang dengan anak-anak. Maaf jika aku terkesan aneh."
"Tidak, aku..."
Apakah dia yang kurang bersyukur dengan pekerjaannya? Dia sudah menyerah dengan tatanan hukum yang menjijikan.
Higuruma menatap telapak tangannya untuk kesekian kali, masih terbayang noda darah di sana.
"Aku merasa aku tidak pantas."
Dia seorang buronan sekarang.
"Kamu merasa beban yang kamu miliki sangat berat?"
"Mungkin." Higuruma bahkan merasa beban yang ia pikul kini menghantuinya, rasa bersalah.
"Aku harap kamu dapat memaafkan dirimu sendiri."
Iris madu itu melebar, ia menengadah dan mendapati Takeda sudah tidak berada di sampingnya.
Pria itu berlari menuju pintu kereta yang perlahan tertutup.
"Maaf! Di sini stasiunku! Semoga kamu merasa lebih baik setelah ini!" Takeda tersenyum lebar, memberi hormat, dan pintu kereta tertutup.
"......"
Higuruma kembali bersandar, menengadah menatap sosok hitam yang melayang di atas tubuhnya.
Manifestasi dari kekuatannya, sosok hitam yang memiliki wajah putih pucat dengan kedua bola mata dijahit.
Judgeman.
"Innocent. Not guilty."
"Memaafkan diri sendiri, huh?"
Higuruma memejamkan matanya, ia sudah terlalu lelah.
"Kogane." Sosok kepala tengkorak dengan tubuh seperti ulat muncul entah dari mana.
"Aku ikut dalam permainan."
******
Author Note :
Higurami 36 tahun dan Takeda 35 tahun saat 2018 lalu.
Bayangkan Takeda sensei bertemu dengannya sebelum Higurami mengikuti "culling game" dan bertemu Yuuji.
Aku kurang tahu Higuruma jadi buronan atau tidak, tapi ia sendiri mengakui sudah membunuh manusia 🔨💀
06042022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top