37 | Lay a Wreath
Ternyata Nathan salah.
Itu hanya sebongkah kayu lapuk dan karung goni yang tersangkut di sisinya. Tidak ada tanda-tanda tubuh manusia di sana. Lagi-lagi Nathan dan Papabuy harus menelan kenyataan yang sangat pahit ini. Mereka terpaksa kembali ke dermaga sebab hujan turun disertai guntur.
Di dermaga mereka disambut oleh Mamaya, adik-adik Nirmala dan Amel yang menunggu di bawah payung dengan cemas. Mata mereka semua sembab, terutama Mamaya. Saat melihat kehadiran Nathan dan Papabuy tanpa ada kehadiran Nirmala membuat wanita itu menangis histeris. Butuh waktu satu jam bagi Mamaya untuk berhenti menangis, meski ujung-ujungnya dia jatuh pingsan. Mereka akhirnya memutuskan untuk menginap di salah satu homestay terdekat.
Malam itu pun mereka beribadah bersama dan berdoa untuk keselamatan Nirmala. Hal tersebut setidaknya berhasil membuat semua jadi lebih tenang. Namun tetap saja, Nathan belum bisa berada di tahap ikhlas. Dia yakin Nirmala masih hidup dan terombang-ambing di tengah laut yang sedang diamuk oleh badai. Dia yakin Nirmala akan ditemukan dalam keadaan bernapas. Dia yakin Nirmala akan kembali. Dia yakin itu.
“Kak Nathan duduk di situ emangnya nggak digigit nyamuk?”
Lamunan Nathan buyar saat dirinya mendengar suara Devi dari arah pintu belakang rumah. Anak itu mendekat dan memberikan lotion anti nyamuk padanya.
“Makasih ya,” ucap Nathan menerima pemberiannya lalu mengoleskannya ke tangan dan kakinya.
“Kak Nathan kok gak ikut Papa beli makan?”
Nathan tersenyum sembari menggeleng pelan. Sebenarnya, walau suasana di keluarga ini sedikit lebih tenang, namun cowok itu yakin di dalamnya mereka sedang berperang batin. Papabuy, Mamaya, Sania, bahkan Nathan sendiri sibuk dengan pikirannya masing-masing untuk memproses kejadian yang terjadi mendadak ini. Hanya Devi yang masih bisa sedikit ceria karena mungkin dia yang paling kecil di antara yang lain.
“Nggak. Aku tunggu di sini saja,” jawab Nathan. Cowok itu menggeser tubuhnya dan mengajak Devi untuk duduk di sebelahnya. “Papa beli makan apa?” tanyanya, mencoba untuk membuka pembicaraan. Di antara adik-adiknya Nirmala, Devi yang paling lengket dengan Nathan.
“Nggak tahu. Pecel ayam kali.”
Cowok itu menganggukkan kepalanya. Tiba-tiba saja suasana jadi canggung. Padahal biasanya Nathan suka iseng jahilin bocah tersebut. Tapi khusus malam ini kondisinya sedikit agak berbeda.
“Kak Nathan.”
“Hm?”
“Kak Nathan pernah tenggelam?” tanya Devi polos.
Nathan terdiam sejenak. Jika tenggelam di kolam berenang mungkin pernah. Namun tenggelam di laut dan badai, jelas tidak. Tiba-tiba pikirannya kembali mengingat Nirmala. “Pernah. Waktu aku kecil di swimming pool.”
Devi mengerucutkan bibirnya. Entah kenapa ada rasa sedih di wajahnya. “Kak Nirmala pasti baik-baik aja kan, Kak?”
“...”
“Soalnya temen aku ada yang meninggal gara-gara tenggelam di sungai.”
Ya Tuhan ... Kekhawatiran-nya kembali muncul. Lama-lama jika Nathan mendengar kata meninggal, hanyut dan tenggelam respon tubuhnya tiba-tiba akan berubah. Itu benar-benar tidak nyaman. “Nirmala pinter berenang, Devi. She must be fine. Dia baik-baik saja.”
Devi menundukkan kepala, lalu mengangkat kakinya untuk memeluk lututnya. “I hope so,” gumam bocah itu dengan pelan.
Nathan menghela napasnya sejenak. Dia mengelus kepala Devi, memberikannya semangat jika kakaknya pasti akan baik-baik saja. Sejenak suasana begitu hening. Hanya terdengar suara jangkrik atau kendaraan yang lewat di depan rumah.
Entah bagaimana Nathan jadi teringat dan kembali mengenang salah satu momen manis dengan Nirmala beberapa hari sebelum mereka berangkat ke Ibiza.
“Yang, kita cat rambut yuk!” ucap Nirmala saat mereka sedang perjalanan pulang dari restoran selepas makan malam.
“Why? Ngapain?” tanya Nathan.
“Cari suasana yang baru aja, Yang. Biar look different gitu!”
Jelas. Nathan sih ogah. “Nggak mau. Kamu aja!”
Nirmala mengernyit. “Loh, kok gitu?”
“It’s weird for me if I dye my hair,” balas Nathan.
Cewek itu mengerucutkan bibirnya kesal. Padahal kan lucu kalau mereka bisa couple warna rambut. Soalnya rambut Nathan itu terlalu cokelat untuk Nirmala yang hitam legam. “Warna merah wine, Yang. Cakep tau!”
“Nee, kamu saja. Lagian your hair is really nice even without changing the colour!”
“Oh gitu?” tanya Nirmala tersenyum. Lalu tanpa diduga dia mengibas-kibaskan rambutnya hingga mengenai wajah Nathan.
“Liefje, stop it! I’m driving!” ucap Nathan, mencoba menghalau rambut cewek itu dengan salah satu tangannya.
Nirmala tertawa lepas, dan akhirnya kembali diam dan duduk anteng. Nathan menoleh dengan mata fasetnya, mengagumi senyum indah tersebut di dalam hati.
Well honestly ... You are good in every colour. Red wine and wolf-cut style, I think it look suit on you. Even with that piercing in your nose like I saw you last time ... you still look perfect to me.
Nathan kembali tersadar dari lamunannya saat Devi menjatuhkan kepalanya di lengannya. Bocah itu rupanya tertidur. Alhasil Nathan inisiatif memindahkannya agar tidur di dalam kamar.
Mala, I know you there ...
Please come back to me.
* * *
Keesokannya, pencarian dilanjutkan dari pagi hingga petang. Mereka memanggil tim SAR, menyebar beberapa unit kapal untuk menyusuri beberapa titik hingga sampai ke gugusan pulau-pulau di luar teluk Banten.
Nathan dan Papabuy ikut terjun ke dalam pencarian dan bergabung ke salah satu unit kapal. Memegang harapan yang begitu besar agar segera ditemukannya Nirmala. Namun lagi-lagi pencarian tidak membuahkan hasil apapun. Nirmala belum kunjung ditemukan. Dari situ Harapan Nathan mulai sedikit demi sedikit mulai teriris.
Hari ketiga pencarian. Berita tentang hilangnya Nirmala mulai tersebar di keluarga besar. Papabuy berusaha untuk tidak menyebar luaskan berita duka tersebut ke media lebih dahulu mengingat putri sulungnya adalah seorang influencer yang cukup terkenal. Mama-Papanya Nathan juga sudah dikabari, mereka tak kalah kaget, dan berniat untuk menyusul ke Indonesia lusa depan.
Hari kelima pencarian. Harapan Nathan sudah pupus. Sekarang berita kehilangan Nirmala sudah tersebar di media lantaran dirinya yang tertangkap bulak-balik Serang-Karangantu untuk mengantar Papabuy mengurus berkas-berkas kasus kehilangan Nirmala.
Hari ketujuh pencarian. Nirmala dinyatakan telah meninggal. Beberapa benda-benda seperti sepatu dan sobekan bajunya mulai muncul mengapung di permukaan laut sekitaran laut, keluarga Nirmala benar-benar terpukul.
Tidak ada kata-kata yang tepat untuk menjelaskan kondisi Nathan, selain hancur.
Dia merasa ini tidak nyata. Nathan merasa baru saja kemarin dia berdebat dengan Nirmala lalu keesokannya dia benar-benar kehilangannya. Nathan ingin sekali menangis meraung kesakitan, namun saat melihat kondisi keluarga Nirmala, cowok itu tidak ingin egois dengan bersikap lemah seperti itu. Papabuy dan Mamaya benar-benar terlihat sedih. Satu minggu belakangan benar-benar berjalan begitu berat untuk mereka. Mamaya terlihat kurus dan pucat. Wanita itu bahkan kesulitan untuk tertidur lantaran dihantui rasa bersalah dan kehilangan anak pertamanya. Begitupula pada Papabuy.
“Noël.”
Seseorang memanggilnya, dan Nathan tahu betul itu adalah suara Mamanya. Cepat-cepat dia mengusap matanya dan meneguk ludahnya untuk menetralisir kembali perasaannya yang sempat berkecamuk.
“Ja?”
Melinda mendekat. Menyentuh kedua lengan putranya sembari menatapnya lekat-lekat.
“Mereka bilang, besok akan menyebar bunga di laut.”
Nathan terdiam selama beberapa detik. Seumur hidupnya dia tidak pernah memiliki pikiran akan mengalami fase ini. Dia tidak pernah membayangkan akan kehilangan seseorang yang dia sayangi secepat ini. Semua ini masih terasa tidak nyata baginya.
“Noël, tidak masalah jika kau ingin menangis.” Tangan Melinda kini tertuju pada wajah putranya. Mengelusnya dengan lembut, memberikan sedikit lagi kekuatan untuknya untuk melalui ini semua.
“Ma, I lost her ...” lirih Nathan. Cowok itu balas memegang tangan ibunya, menggenggamnya erat-erat. “Ik ben haar weer kwijt.” (I lost her again)
“Everyone feels lost, Noël. But you also can cry for her. No one forbids you to cry.” Melinda memeluk Nathan, menarik cowok itu ke dalam dekapannya.
Kali itu, untuk pertama kalinya dalam beberapa hari ini air mata Nathan tumpah begitu deras. Dia mengeluarkannya setelah cukup berpura-pura untuk tetap kuat di hadapan keluarga Nirmala. Nyatanya, cowok itu sama hancurnya dengan mereka. Nathan bahkan tidak memiliki kesempatan untuk memeluknya untuk terakhir kali sejak pertama kali mereka bertengkar di Ibiza. Dan sekarang cowok itu hanya bisa memeluk semua rasa sakit ini.
“Het maakt niet uit, Nathie. She’s know how much you strong enough for her and her family.” (It’s okay)
Tangis Nathan semakin deras saat tangan Mamanya mengelus punggungnya dengan lembut.
“It’s okay, Nathie. She will always in your heart.”
Nathan sudah tidak sanggup lagi berkata-kata. 7 hari pencarian benar-benar menguras tenaga dan pikirannya. Dia terlalu lelah dalam keputusasaan, dan pikirannya terlalu kalut akan bagaimana melanjutkan hidup jika dirinya benar-benar kehilangan Nirmala untuk selamanya.
Nirmala, aku harus apa sekarang?
* * *
🎥🎥🎥
Lambe_turah Innalillahi wa innailaihi rojiun ... Turut berduka cita 🙏
Komentar
Gilangwrdn Innalillahi wa innailaihi rojiun
Hikayat.hpd Innalillahi wa innailaihi rojiun. Turut berduka cita.
Yulihuyy.1 Ini beneran meninggal karena hanyut di laut?
⤷Deajun5 @ yulihuyy.1 Iya. Kata adiknya, kejadiannya sejak hari Kamis. Baru dinyatakan hanyut dan meninggal kemarin. Doakan yang terbaik aja yaa.
⤷Yulihuyy.1 @ deajun5 Amin ...
⤷lihat 4 balasan lainnya ...
Eca.yuksrika Nathan dan yang lain matanya kosong banget. Pasti terpukul banget tiba-tiba ditinggal.
⤷lihat 15 balasan lainnya ...
Tjoe_daily Buat yang nuduh Nirmala dengan statement yang nggak-nggak, udah klarifikasi sama Nathan, dan keluarga. Jadi tolong mulai sekarang jangan dihujat lagi. Terima kasih 🙏
⤷lihat 21 balasan lainnya ...
*
📷📷📷\\🎥🎥🎥
Disukai oleh nathantjoeaon dan 23.566 lainnya.
Tjoe_daily Entah ini udah ke berapa kalinya gue nangis. Turut berduka cita. Semoga yang beliau tenang di sisi-Nya, dan yang ditinggal bisa tetap kuat dan tegar.
Teh Nirmala, aku tahu Teteh gak kenal aku atau fans-fans Nathan yang lain. Tapi kita semua suka dan sayang sama Teteh. Mohon maaf kalau sebelumnya kita egois dan pernah hujat Teteh di awal-awal. Kita semua akan mendoakan yang terbaik.
@ nathantjoeaon Nath, aku tahu kamu pria yang tegar. Tetap kuat dan Nirmala pasti bangga sama kamu!
#Prayformala
Komentar
Hajimallago_ Mata gue bengkak seharian liat kabar ini muncul di fyp gue 😭😭
Dikanjani Umur manusia emang gak ada yang tahu, tapi tetep aja gue masih gak nyangka.
⤷Tjoe_daily @ dikanjani Doakan saja yang terbaik ya, guys.
⤷lihat 12 balasan lainnya ...
Fitrianika Innalillahi wa innailaihi rojiun. Gue dulu salah satu orang yang pernah hujat dia di awal-awal waktu rumor mereka pacaran. Tapi gue dibuat jilat ludah sendiri karena justru sekarang gue terinspirasi sama kharisma Teh Nirmala. Teh, semoga bisa tenang di sisi-Nya ya, Teh.
⤷lihat 20 balasan lainnya ...
Rizka.roar Innalillahi wa innailaihi rojiun, semoga Nathan dan keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan.
*
📷📷📷
Disukai oleh Sanialazzl dan 1.234.589 lainnya
Nathantjoeaon 🐚📷
143.637
Komentar
Justinhuber5 Rest In Peace Teh Mala 🌹
⤷lihat 278 balasan lainnya ...
0ratmangoen Innalilahi wa innailaihi rojiun. Rest In Peace🙏
⤷lihat 235 balasan lainnya ...
Maartenpaes Rest In Peace🌹
⤷lihat 129 balasan lainnya ...
Ivarjnr Rest In Peace Teh 🌹
⤷lihat 102 balasan lainnya ...
Rafaelstruick Rest In Peace, Teh Mala🙏
⤷lihat 273 balasan lainnya ...
S.pattynama Rest In Peace 🙏
⤷lihat 196 balasan lainnya ...
Rizkyridhoramadhani Innalillahi wa innailaihi rojiun, turun berduka cita 🙏
⤷lihat 111 balasan lainnya ...
Marselinoferdinan10 Rest In Peace Teh Mala 🙏 🌹
⤷lihat 154 balasan lainnya ...
Hokkycaraka_ Innalillahi wa innailaihi rojiun 🙏
⤷lihat 99 balasan lainnya ...
Pratamaarhan8 Innalillahi wa innailaihi rojiun. Turut berduka cita 🙏
⤷lihat 87 balasan lainnya ...
Thomhaye Rest In Peace 🌹🙏
⤷lihat 96 balasan lainnya ...
Sandywalsh Rest In Peace. Turut berduka cita 🙏
⤷lihat 147 balasan lainnya ...
Meeshilgerss Rest In Peace 🌹
⤷lihat 213 balasan lainnya ...
Eliano.r Rest In Peace 🌹
⤷lihat 109 balasan lainnya ...
Asnawi_bhr Innalillahi wa innailaihi rojiun 🙏
⤷lihat 105 balasan lainnya ...
M.ramadhansn innalilahi wa innailaihi rojiun 🙏
⤷lihat 85 balasan lainnya ...
Jordiamat5 Rest In Peace 🌹
⤷lihat 87 balasan lainnya ...
* * *
Hari itu akhirnya tiba. Momen di mana acara penebaran bunga di laut dilakukan. Acara tersebut dimulai pukul 10 pagi setelah keluarga besar Nirmala—termasuk Nathan—melakukan sesi salat ghaib.
Dermaga Karangantu pagi itu pun terlihat begitu ramai. Mungkin karena ada banyak media berita yang datang dan warga sekitar atau dari luar daerah yang juga berdatangan untuk melihat proses penaburan bunga. Nathan menutup mata sembabnya dengan kacamata hitamnya, dia tidak ingin menunjukkan wajahnya terutama pada media.
Momen itu berlangsung begitu cepat. Cuaca saat itu entah kenapa sangat cerah, mengingat musim penghujan masih berlangsung. Mungkin alam sedang mencoba untuk menghibur orang-orang yang tengah berduka seperti dirinya ini.
Nathan menghela napasnya saat melihat kelopak- kelopak bunga yang berserakan mengambang di laut. Sebagian besar hanyut terbawa ombak. Sejenak cowok itu terdiam dalam gamang. Suara keramaian di sekitar lama-lama mulai terdengar senyap. Yang Nathan dengar hanya suara napasnya dan deburan ombak.
Sebenarnya, Nathan sudah menyiapkan segala hal baginya untuk tetap tegar saat menghadiri acara ini. Nathan sudah yakin dia akan baik-baik saja, dia tidak akan menangis lagi seperti anak kecil. Nyatanya dia memang tidak menangis, tapi kenapa ini begitu berat? Kenapa rasa sakit di dadanya masih terasa saat kenangan-kenangan bersama Nirmala kembali muncul.
Ya Tuhan, kenapa harus Nirmala? Kenapa kau mengambilnya dengan cara seperti ini?
“Lu tau, Nath?” Amel tiba-tiba datang dan berdiri di sebelahnya. Menyadarkan Nathan dari lamunannya.
Cowok itu menoleh, mendapati sosok sahabat tunangannya itu yang mengenakan pasmina hitam dan kacamata senada. “Apa?”
“Katanya, kalau orang meninggal karena tenggelam, dia akan mati syahid.”
Nathan pernah dengar istilah itu. Tapi dia hanya mengangguk. “Ya, aku tahu.”
“Gue tahu ini berat bagi lu, bagi gue, bagi kita semua. Tapi ada satu hal yang harus lu tahu ...”
“...”
“Nirmala berniat mau memaafkan lu dan kembali melanjutkan hubungannya setelah pulang dari Pulau Panjang. Dia bilang gitu ke gue.”
Nathan tercengang. Bibirnya refleks terbuka dan punggungnya terasa lemas. “She—she said that?”
“Iya. Gue udah kenal dia sejak lama Nath, gue tahu walau kalian sedang marahan, dia tetap gak bisa berhenti mencintai lu.”
“...”
“I know your story from Papa Irfan. And I think she just stubborn, sedikit bodoh dan gengsian.”
Nathan menghela napas dan mencoba untuk tersenyum. “Thanks. Thank you for being her trully best friend ever.”
Amel mencoba untuk tersenyum. “No. Thank you, udah jadi pacar dan tunangannya yang baik.”
Mereka terkekeh pelan. Hal tersebut berhasil membuat suasana suram di sekitar sedikit mereda. Tadinya Nathan ingin menawarkan Amel air mineral, namun batal saat ponsel di sakunya bergetar.
Drrt drrt drrt!
Saat cowok itu mengeceknya, ternyata yang menelepon adalah nomor tidak dikenal.
“Dari siapa?” tanya Amel, mengintip ke layar ponsel Nathan.
“I dunno.”
“Angkat dulu geh.”
Akhirnya mau tidak mau oleh Nathan diangkat.
“Halo?” ucap Nathan, sengaja menggunakan logat Indonesianya.
Tidak ada sahutan dari seberang sana, membuat kening Nathan mengkerut.
“Halo? Ini dengan siapa?” tanyanya sekali lagi.
Masih tidak ada sahutan. Hingga akhirnya membuat Nathan hendak mematikannya saja. Namun ...
“Ha—halo?” Akhirnya, terdengar sahutan dari ujung sana.
* * *
Note:
143: I love you
637: Always and forever
Terima kasih sudah mau membaca. Jangan lupa tinggalkan jejak.
Sincerely, Nanda.
(Rambut Nirmala)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top