-07⚡-

Pada waktu dini hari, hujan kembali turun dengan deras. Kali ini diiringi bunyi petir sehingga Jairo yang awalya tidur pulas, kini terbangun.  Lelaki itu membuka matanya perlahan. Lantas berusaha menggerakkan kepala yang terasa amat berat. Ia merasakan ada benda empuk dan basah yang menempel di kening. Menyempetkan sedikit menoleh ke samping dan melihat ada baskom air di atas nakas.

Jairo mengalihkan pandangan dari baskom berwarna terang yang seketika membuat matanya sakit itu, dan samar-samar ia bisa melihat seseorang yang tengah tidur di sofa di salah satu sisi kamarnya. Sofa yang tidak terlalu panjang tersebut membuat perempuan itu harus melipat kakinya dan ia tampak tidak nyaman tertidur di sana.

Perempuan itu menggeliat dan menaikkan kain tipis yang digunakannya. Dan saat itu juga Jairo merasakan hawa dingin yang mulai menyusup ke dalam selimut–walaupin sebagian tubuhnya berkeringat, sehingga ia ikut menarik benda tebal itu.

Alam bawah sadarnya mengharuskan lelaki itu untuk bangun dan menukar selimutnya dengan kain yang digunakan si perempuan. Tetapi tubuhnya tidak bisa diajak bekerja sama, karena sekarang pening kembali datang dan rasanya mata Jairo tidak bisa bertahan lebih lama lagi.


🌍

Pancaran cahaya matahari yang masuk lewat jendela menerangi separuh wajah Jairo. Beberapa menit kemudian cowok itu membuka mata dan merasa badannya sedikit baik dari sebelumnya, meskipun ia sedikit lemas karena perut yang kosong sedari kemarin malam. Ia mendudukkan diri seraya menaruh handuk putih kecil yang ia lepas dari keningnya dan ditaruh ke dalam baskom di meja samping tempat tidur.

Pintu kamar terbuka dan sontak Jairo mengalihkan matanya. Mendapati Kaira yang masuk sambil memegang nampan dengan mangkuk dan segelas air di dalamnya.

"Selamat pagi, Tuan Jairo Mahesa," sapa Kaira dengan tersenyum lebar–terlihat berlebihan dan dipaksakan.

"Udah mandi belom lo?"

Kaira mendengus pelan, tapi tidak menghilangkan senyumnya. "Udah, dong."

Cewek itu menaruh nampan di meja, lalu menyerahkan mangkuk berisi bubur dengan sedikit kasar hingga menabrak perut cowok itu, Jairo yang tidak siap sontak menerimanya. "Selamat makan," kata Kaira, masih dengan senyum manis yang dipaksakan. Ia kemudian mengangkat baskom berisi air bekas mengompres untuk dibawa ke luar.

"Liat hp gue, nggak?"

"Udah gue buang," kata Kaira tanpa menoleh.

Setelah Kaira keluar dari kamar dan tidak lupa menutup pintu, Jairo lantas menaruh mangkuk yang ada di tangannya ke atas nampan. Kemudian ia bergerak dan menoleh ke sana-ke mari guna mencari ponselnya. Benda pipih itu kemudian ia temukan di laci pertama meja samping tempat tidur.

Dengan cepat Jairo mengaktifkan ponsel. Berbagai notifikasi mulai masuk, tetapi cowok itu mengabaikannya dan langsung membuka aplikasi Line, mengecek apakah ada pesan masuk dari Clara. Sayang, hasilnya nihil.

Jairo menarik napas panjang, ada kekecewaan di dalam hatinya. Apakah Clara tidak merasakan khawatir atau setidaknya ada yang kurang, karena belum mendapat pesan darinya? Pasalnya biasanya kalau hari Minggu dan masih pagi seperti ini, mereka berdua sudah saling mengirim pesan.

Jairo menggelengkan kepalanya. Merasa bodoh karena berpikir seperti itu. Clara pasti sedang sibuk mengurus Ibunya, pikir Jairo tegas pada diri sendiri.

Lelaki itu hendak mengirim pesan pada Clara, bertepatan dengan masuknya Kaira yang langsung berdecak karena Jairo bukannya langsung makan tetapi malah sibuk dengan ponselnya.

Kaira merebut ponsel di tangan Jairo dan melihatnya sebentar. Gadis itu  membuang napas dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Hp lo gue sita!" tukas Kaira sambil mengayunkan ponsel Jairo lantas memasukkan ke dalam saku belakang celana pendeknya.

"Apa sih, Kai. Gue lagi nggak mood becanda," ucap Jairo malas dan berniat meraih kembali ponselnya.

Refleks Kaira membalikkan badan. Ia menusuk sepotong buah menggunakan garpu lalu memasukkan ke dalam mulutnya. Jairo yang tiba-tiba saja bangun dari tempat tidur membuat Kaira langsung menaruh kembali garpu yang tadi digunakannya. Ia mengambil ponsel cowok itu dari saku dan mendekap benda pipih itu di dada ketika merasakan Jairo berdiri di belakangnya.

Tangan kanan Jairo sekuat tenaga melepaskan dekapan Kaira sementara tangan yang satu berusaha merebut kembali ponselnya. Sementara Kaira sendiri mempercepat pergerakannya untuk menghindar dari Jairo dengan tetap mempertahankan benda pipih dalam pelukannya itu.

Jadilah mereka berdua berada dalam posisi di mana Jairo yang nampak memeluk Kaira dari belakang.

Detik selanjutnya wangi floral menyusup dalam penciuman Jairo. Aroma manis itu meruak dari leher jenjang Kaira. Untuk sejanak Jairo terpaku, sehingga akhirnya Kaira berhasil lepas dari cengkeraman cowok itu.

Kaira meraih piring berisi buah-buahan dan pergi menuju sofa di kamar itu. Sedangkan Jairo masih tetap diam. Pandangannya menerawang dan masih memikirkan wangi yang tadi diciumnya. Diam-diam membohongi diri sendiri bahwa dirinya masih ingin merasakan wangi itu lagi.

Padahal sebelum-sebelumnya ia tidak seperti ini. Toh, mereka sudah bersahabat lama, wangi badan Kaira tentu saja sudah sangat dihapal oleh Jairo. Apa karena posisinya?
Nggak! Pekik Jairo dalam hati, mereka bahkan pernah berada dalam posisi yang lebih dari ini, dan sejauh ini semua baik-baik saja. Lalu kenapa sekarang dirinya begini?

Tiba-tiba niat awal Jairo untuk  kembali ponselnya hilang seketika. Ia menghampiri Kaira yang sedang menikmati buah dan duduk di samping cewek itu.

Jairo mencuri garpu Kaira dan ikut mencicipi buah tersebut. Setelahnya gantian Kaira yang kembali mengambil alih garpu. Jairo tidak fokus mengunyah buah sebab ia sibuk memperhatikan Kaira yang asik memakan buah satu demi satu.

Butuh lebih dari sepuluh detik sampai Jairo menyadari kalau ia sedang menatap dalam gadis di depannya itu. Kendati demikian ia tidak ingin menghentikan hal tersebut. Ia terus memandang Kaira sampai gadis itu berhasil menghabiskan setengah dari isi piring di tangannya.

"Kenapa lo?" tanya Kaira yang tiba-tiba mendongak.

Refleks Jairo menggeleng cepat. "Nggak!" Cowok itu terlihat salah tingkah, terbukti dari ia yang langsung mengalihkan pandangan dan jemari yang sengaja ia mainkan karena seketika menjadi gugup sendiri. Dalam hati merutuki dirinya sendiri.

🌍

Halo!
Aku update lagi, eheh❤️
Itu di atas, gambar Jairo pas kaget waktu nyium wanginya Kaira yaah
🤧🌚

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top