20. Kembali ke memory.

"Dome......"

"Dome............"

Ponselku tertinggal di bandara dan aku pergi dengan mamah. Sudah lama beliau meninggalkanku dan aku ingin sekali bertanya kenapa aku ditinggal waktu kebakaran saat umurku 10 tahun silam.

Sedangkan Pavel kini mulai panik mencariku. Lewat GPS yang dipasang Levin kemarin Pavel berhasil menemukan ponsel itu di bandara tapi dia kehilanganku.

"Levin kamu harus kembali, Dome menghilang. Terakhir dia mengirim pesan kalau dia bertemu mamahnya"Pavel langsung menelpon Levin minta bantuam sekaligus agar Levin segera datang dan membantu mencari solusi gimana caranya menemukan aku.

Karna yang dihadapinya bukan hanya seorang penjahat tapi psikopat keji. Sudah lama mamah dicari sedangkan papah sudah meninggal saat dipenjara. Waktu pencarian kemarin mamah berhasil kabur dan kini setelah sekian lama akhirnya aku bertemu dengannya.

Hatiku sangat bahagia, merindu sekaligus ingin terus bersamanya.

"Kita akan kemana?"Tanyaku bahagia. Yaps, putera mana yang gak bahagia setelah sekian lama gak bertemu akhirnya bisa bertemu. Walau dalam hati kecilku berfikir kenapa aku harus ramah dengannya setelah apa yang beliau lakukan padaku dulu. Tapi? Ada hal lain yang lebih penting yakni cintaku untuknya tulus, mungkin karena mamah ada alasan lain sehingga meninggalkanku disana.

" ....." Mamah hanya diam dan beliau terus mengemudi dengan cepat. Setelah dilihat hidupnya juga tidak terlalu buruk. Beliau menggunakan mobil mewah dan pakaian bagus. Rambutnya juga tertata rapih dan beliau kelihatan sangat cantik.

"Mah, Dome punya kabar bahagia. Dome sudah menikah, dan sebentar lagi mamah juga akan mendapatkan cucu."Aku menceritakan sedetail mungkin kebahagiaanku.

Zzzzt
Tiba tiba mamah mengerem mendadak. Beliau menatapku dan sesekali tertawa lirih.

"Mamah bahagia?"Tanyaku, kulihat raut wajahnya itu bukan menunjukkan kebahagiaan tulus. Tapi seperti kebahagiaan yang bakal mengancam hidupku sekali lagi.

"Apa kamu haus?"Kata pertama setelah aku terus berbicara sedari tadi. Mamah menyodorkanku air minum.

"Dome, kamu ingat kejadian kebakaran lalu?"Tanya mamah kembali dan aku memulai menimun air itu.

"......."Aku menggeleng. Aku memang lupa tentang apa yang dilakukan mamah dan papah selama aku tinggal tiga tahun dengan mereka.

"Aku hanya ingat mamah dan papah meninggalkanku" Jelasku, memang itu yang kuingat. Mungkin kalau ingat dari kemarin kemarin mamah gak akan hidup seenak itu. Ada kejahatan keji yang ia lakukan.

Lantas mamah mengelus pipiku penuh kasih sayang. Seperti dia aman tentang suatu hal.

"Maafkan aku Dome, waktu itu mamah harus menyelamatkan adikmu" Bohong sang mamah. Aku iyain saja toh yang diselamatkan adikku dan aku juga selamat.

Tapi?

"Tapi mah, aku........."Kenapa adikku, seingatku dia sudah meninggal sehari sebelum kejadian. Aku hendak berontak dan bertanya namun aku sudah tak berdaya.

"Kamu seharusnya yang berikutnya, tapi kenapa kamu masih hidup sampai sekarang!!!'Ucap mamah geram dan kini membawaku pergi jauh.

Nasib baik ada dipihakku, kalau enggak mungkin aku udah the end.

.......

Pavel kini sudah memangil polisi dan mencari diriku. Rekaman cctv terakhir dibandara aku pergi bersana wanita paruh baya dengan mobil yang kebetulan plat nomornya terlihat jadi para polisi segera bisa menemukan aku.

Mereka kearah bangunan tua dipinggir pedesaan.

"Dome, bertahan sayang"Pavel kini bersama para polisi menuju tempat TKP. Levin yang kini berada dalam pesawatpun tak kalah khawatir.

"Adikku yang malang, kenapa kamu harus mengalami kejadian yang buruk ini dua kali."Levin merutuki dirinya yang lalai kalau sang istri masih residivis sampai sekarang sedangkan sang suami sudah meninggal didalam penjara karena penyakit beberapa tahun silam.

.......

Saat aku bangun, aku sudah diikat kuat dan aku tak berdaya untuk berontak. Aku berada di dalam apartemen mewah.

"Mah...."Aku ingin bertanya, kenapa aku diikat.

"Kenapa kamu harus muncul Dome, tapi syukurlah kamu tak ingat waktu itu. Mamah sudah bahagia dengan mengelola panti asuhan. Tapi kenapa kamu harus muncul diwaktu sekarang?"Sang mamah kini membawa pisau tajam dan beliau goreskan ke pipiku.  Sumpah itu orang lebih sadis dari mertuaku, emang ini pipi daging wagyu. Pake digores gores untuk melihat tingkat serat yang dipunya. Kampret emang.

Beliau memang mengelola panti asuhan, tapi itu cuman kedok untuk mamah buat jual anak ataupun jual organ dalam, baik untuh maupun terpisah. Udah kayak mainan bongkar pasang dijual terpisah. Maklum psikopat gila itu secara langsung mengambil organ yang memang laku dan menjual anak yang akan diselundupkan sebagai pekerja paksa bagi yang sehat. Itu rahasia kenapa mamah setajir ini sampai sekarang.

.....

"Akh...."Rintih ku saat darah mengucur. Sumpah ini sakit, maafkan aku kodok aku gak tahu kalau saat ku bedel perutmu rasanya pasti sesakit ini. Mungkin ini karma?

"Mah, kenapa mamah lakukan ini?"Aku merasa terluka, bukan kehangatan yang kudapat tapi siksaan itu kini terulang kembali.

"Kamu tumbuh dewasa Dome, jadi kini kamu juga harus kembali merasakan hal buruk itu agar kamu tak berbicara pada orang tentang kejadian waktu lalu!!"Lantas sang mamah kini mencengkeram rahang ku dan hendak merobek mulutku dengan pisau itu.

Plisss dech tante lampir, ini bibir belum puas ciumin pipi Pavel main robek aja.

"Mah aku tak mengerti."Aku ketakutan dan mulai menangis ikatan itu cukup kuat dan aku tak berdaya.

Hoalah thor nasipku apes banget dah.

Aku tak mengingat apapun soal kejadian lalu tapi mamah terus mengungkit ngungkitnya dan kini aku mulai sedikit demi sedikit mengingatnya.

"Papahmu meninggal dan mamah cukup berterimakasih karena kamu tak memberitahu orang lain tentang wajah mamah." Mamah tersenyum lampir.

Yaps, sampai sekarang aku memang tak pernah memberi tahu soal wajah mamah. Gak tahu kenapa aku menyembunyikannya setelah tahu kabar kematian papah dipenjara. Semuanya terlihat bersih, sebab Levin juga bermain dibelakangnya.

"Mah, aku merindukan mamah aku tak mau mamah kabur lagi, kita bisa hidup bahagia kembali mah."Aku memohon dan benar aku sangat merindukannya. Aku tak ingin mamah kabur lagi meninggalkanku. Kurang baik apa aku coba?

"Apa yang kamu bicarakan, apa kamu sedang bercanda? Bahagia bersama."Mamah tertawa dan kini menggores lenganku dengan pisau itu. Dia merasa puas setelah melihat kucuran darah itu. Rasanya perih dan aku kesakitan.

Kodok maafkan aku, jangan dendam eoh karena kupakai terus buat praktek.

"Dome, maafkan mamah eoh. Terimaksih juga telah datang. Jadi mamah tak perlu merasa jetakutan lagi karna kamu buka mulut."Mamah senyum sarkas dan kini....

"Aw......"Satu tusukan bersarang ke perutku. Aku berdoa bayiku selamat.

"Mah, ada cucu namah.'Aku mencoba berontak tapi aku tak berdaya ini terlalu sakit.

"Aw....."Dua tusukan kini sudah menghiasi perutku secara acak.

Hoalah itu tante gak kira kira nyiksa orang, aku aja mau belah kodok hati hati dan terus merapal doa. Ini, si tante udah kayak kesurupan buat nusuk aku.

"Aw....."Aku merintih saat tusukan kelima. Mataku sudah berpendar dan aku tak kuat lagi.

"Kenapa harus ada anak kecil didunia ini."Ucap mamah terakhir yang kudengar. Mamah melangkah menjauh dan bau gas kini mulai tercium.

"Api......"Sebelum mataku benar benar tertutup aku melihat api menyala membakar barang yang ada didepanku.

"Mah.....jangan tinggalin Dome. Dome janji tidak akan bilang ke siapapun tentang yang terjadi dengan kakak dan adik Dome. Dome janji.........."Itu kata kata saat aku terjebak dalam kebakaran kemarin dan kini aku ingat kembali. Aku meronta meminta tolong.

"Mah, maafkan Dome. Bawa Dome ikut mah......"Aku kini benar benar menutup mata.

........

Pavel tiba digedung tua didalam pedesaan namun yang ia dapati dengan para polisi itu hanya sebuah mobil yang ditinggalkan pemiliknya.

Ternyata, jadi penjahat itu kudu pinter.

"Dome sudah ditemukan?"Tanya Levin yang kebetulan sudah mendarat dengan jet pribadinya. No abal abal, No sewa gays. Levin asli Horang kaya.

"Dia melabuhi kita!"Pavel prustasi dan kini bergegas mencari pelaku yang menculikku.

........

Ditempat lain.

"Levin aku menemukannya."Kaki tangan Levin menelpon dan mengetahui lokasiku. Aku berada di apartement elit yang mungkin tak semua orang bisa masuk. Bahkan polisi sekalipun harus ada ijin resmi, tapi bagi Levin itu tetaplah mudah.

Setelah mendapat informasi dimana aku berada Levin kini pergi langsung kelokasi tempat aku berada.

Tapi....?

Setelah sampai.

Asap mengepul dari lantai 12, dan mobil pemadam kebakaran sudah mulai memadamkannya.

Levin melihat ledakan besar, dan kini dia sempoyongan. Kakinya lemas dan dia mulai menangis.

"Dome......"Saat Levin hendak mendekat dan ingin menyelamatkan aku. Tapi petugas kebakaran menahannya agar Levin tak melukai dirinya sendiri dengan datang menyelamatkanku. Banyak penghuni apartemen yang harus dievakuasi juga.

Dan apa kabarku?

Ah, rasanya aku jadi sate lilit ini. Tercincang dan dibakar.

Tbc

Sabarrr ini masih kisah tragis dilarang ketawa harus akting nangis eoh.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top