32.
Bahasa non-baku!
"[Name]."
"Hng?"
"[Name]! Ih! Cuek banget sih!"
[Name] yang sedang asik membaca buku novelnya menoleh kesal kearah Suna, "Apa sih, Sun?"
"Minta peluk!"
"Nggak mau, aku lagi asik," ucap [Name] sambil mengubah posisinya menjadi tiduran tengkurap di atas kasur, Suna ikut tengkurap di samping [Name] dan ikut membaca novel di tangan [Name].
Saat tangan [Name] tergerak hendak membuka halaman selanjutnya Suna menahan, "Bentar, aku belum selesei paragraf terakhir."
[Name] mendengus, "Pada akhirnya pun kamu ikutan baca.." gerutunya.
"Seru soalnya," ucap Suna sambil mendekatkan wajahnya ke halaman buku, tulisannya nampak buram, jangan-jangan! Dia minus?! Ah tidak mungkin! Mungkin ini efek cahaya kamar yang sengaja dibuat remang-remang.
"Jangan deket-deket! Nanti mata kamu sakit!"
"Nggak keliatan, oncom..!"
"Cetekan lampu yang terang idupin dulu sana," ucap [Name] sambil menyenggol bahu Suna.
"Ah males turun kasur.." gumam Suna sambil menyandarkan kepalanya ke bahu [Name].
"Nggak mau nggak usah ikut baca!"
"Ck! Iya deh!" dengan terpaksa Suna turun dari ranjang dan menyalakan lampu, kemudian ia kembali ke ranjang dan merebahkan tubuhnya di samping [Name].
"Deketin dong," ucap Suna sambil menyelipkan rambut [Name] kebelakang telinga agar tak menghalangi gadis itu dalam membaca.
"Nih.."
Kemudian keduanya larut dalam cerita novel hingga jam menunjukan pukul tengah malam.
---
Jam dinding menunjukan pukul 06.26
[Name] melenguh, gadis itu terbangun dari tidurnya, sinar matahari yang masuk melewati celah-celah tirai jendela membuatnya terbangun.
"Eh?" gadis itu melototkan matanya tersadar jika ia tidur tengkurap di atas tubuh Suna, Suna masih tertidur pulas, pemuda itu menutup matanya dengan lengan sebelah kiri dan tangan lainnya digunakan untuk memeluk pinggang [Name] yang berada di atasnya.
"Adu-duh, Sun! Bangun!" [Name] menyingkir dari atas tubuh Suna lalu mendudukan dirinya di samping Suna yang masih tertidur.
"Suna..!" [Name] menepuk perut Suna, "Bangun woi!"
"Hng?" Suna membuka matanya lalu menoleh kearah [Name], mata pemuda itu merah, terlihat jelas ia masih ingin tidur.
"Ayo sekolah, sayang."
Suna yang hendak menutup mata melanjutkan tidurnya langsung terbangun, nyawanya langsung 100% penuh.
"Apa?"
"Sekolah!" [Name] menuruni kasur dengan langkah sempoyongan menuju kamar mandi.
"Nggak- kamu tadi panggil aku apa?" Suna menuruni kasur lalu mengikuti [Name] yang hendak masuk kedalam kamar mandi.
"Eh! Eh! Mau ngapain ikut-ikut?!"
"Tadi kamu panggil aku apa?" ucap Suna sambil menahan pintu kamar mandi agar tak ditutup [Name].
"Apa sih?" [Name] berkacak pinggang.
Suna mengusap wajahnya kasar, "Ih! Kamu tadi pang-"
"Minggir, sayang.. aku mau mandi," ucap [Name] sambil mendorong pelan Suna kebelakang agar menjauh dari pintu, Suna bak tak bernyawa, pemuda itu mundur kaku dengan gerakan seperti robot.
"Oh iya, tolong bikinin aku sereal ya~" ucap [Name] sebelum menutup pintu kamar mandi lalu menguncinya.
Seakan baru disiram seember air es, Suna langsung tersadar, muka pemuda itu merah padam.
"[NAME]! MANDI BARENG DONG!" teriak pemuda itu sambil menggebrak-gebrak pintu kamar mandi.
---
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top