˗'ˏ four ˎˊ˗

- sunset -

• makoto's pov •

ESOK harinya, aku sudah menjalani rutinitasku seperti biasanya. Bangun, mandi, sarapan, bertemu Shiro―kucing berwarna putih yang berkeliaran di sekitar rumah, mendatangi rumah Haru, dan membawanya keluar dari bathtub.

Sesampai di sekolah belajar, pergi ke klub, lalu—seperti biasanya—berjalan bersama Haru ditemani mentari sore.

Semilir angin berhembus pelan, membawa aroma laut.

"Seperti biasanya, sunset-nya sangat indah ya, Haru." Komentarku kepada Haru yang berjalan di samping kiriku.

"Hm." Haru melihat ke arah mentari berwarna jingga itu. Surai berwarna biru malam miliknya tampak berkilau kala cahaya mentari menerpanya.

"Kau tahu," ucapku. "Aku ingin melihat pemandangan ini selamanya."

"Tak ada yang kekal, Makoto. Semuanya ada akhirnya, ada waktunya."

Aku tertegun sejenak. Lalu, langsung membuyarkan lamunanku.

"Yah, kau benar, Haru."

"Haru? Makoto?"

Baik aku dan Haru menoleh ke belakang, ke soskok lelaki bersurai merah. Tangan kanannya membawa kantung plastik, sedangkan tangan kirinya bebas.

Tak sempat aku mengucapkan sepatah katapun, Haru bercicit.

"Rin?"

Senyuman bak hiu itu ditampakkan. "Sudah lama tak menemui kalian."

• • •

AKU tak kuasa melihat mereka. Sehingga, aku buru-buru pamit dan berjalan cepat menuju rumah. Napasku tersenggal-senggal.

Aku menasukki kamarku, menguncinya, dan menggeram dengan bantal sabagai peredam.

Kenapa Rin disini? Kenapa sekarang??

• • •

haruka's pov •

TENTU saja aku kaget saat suara Rin menyapa kami. Sudah begitu lama aku tidak menemui dia.

Jujur aku...  sempat menyimpan rasa kepada dia. Itu hanya sebentar.

Tapi melihat reaksi Makoto, aku sebenarnya cukup kaget. Aku ingin sekali mengejarnya, namun Rin menahanku.

"Hei, jangan langsung kabur seolah baru melihat hantu dong," ucap Rin. "Ayo mengobrol sebentar."

Tuhan, cobaan apa ini??

• • •

RIN menyodorkan sekaleng soda yabg dia belikan dari vendibg machine.

"Apa kabar?" tanya Rin.

Aku menerima soda itu. "Seperti biasa."

"Maksudmu, Haru yang selalu dingin dan malas berinteraksi?" canda Rin.

Aku tidak menanggapi ucapannya.

"Oh iya, apa yang terjadi dengan Makoto?"

Aku sendiri ingun tahu...

"Ada urusan keluarga." Aku menjawab asal.

Rin meng-oh pendek.

"Rin, kenapa kau kembali?" tanyaku, pelan.

Rin menegak minumannya sejenak. "Ada sesuatu yang baru kusadari tertinggal."

"Dan apakah setelah itu kau akan kembali ke Australia?"

"Aku menemukannya saja belum, Haru," ucap Rin

Oh astaga.

• • •

A.N

Udah udpate lagiii.

Syapa yang kangen??

Nanti aku update lagi kpn" kalo mood dan sempat

-Mochii

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top