Bab 37 Complete

Gak kerasa udah tamat aja ceritanya

Terimakasih yang udah bersedia baca, kasih vote dan komen mendukung selama saya mengerjakan story ini. semuanya sangat berarti banget buat saya, apalagi ini karya pertama saya yang selesai dengan selamat heheheh..

banyak banget kekurangan dan kesalahan di sana-sini, saya akan berusaha memperbaikinya lagi. jangan kaget kalo nanti tiba-tiba cerita saya tarik untuk di revisi lalu saya private.

Mau ada Extra part gak?

****

Siang itu...

"Joanna, Max sudah menunggumu di depan" seru Mona

"Iya Bunda" jawab Joanna sambil turun berderap menuruni tangga di ikuti Melanie, segera ia mengambil tangan Bundanya dan mencium punggung tangan itu yang sudah mulai mengeriput.

"Jo berangkat Bunda" pamit Joanna

Melanie mengikuti apa yang Joanna lakukan, ia mencium punggung tangan itu sepenuh hatinya.

"Melanie berangkat juga ya Tan" pamit Melanie

"Hati-hati di jalan, selesai fitting baju langsung pulang ya. Bunda masak special buat makan malam nanti."ucap Mona

"Oke Bun" suara Joanna semakin jauh terdengar, Mona menatap kedua punggung gadis cantik yang semakin berlalu menjauh menuju mobil yang siap mengantarkan mereka ke butik. Hati Mona menghangat melihat pemandangan itu.

Rasanya seperti memiliki dua anak gadis

***

"Max, jam berapa Jeffrey akan tiba di sini?" tanya Joanna pada Max yang sedang mengendarai mobil, hari ini Tony tidak ikut menemani karena bersiap akan mengurus kedatangan Jeffrey

"Perkiraan sekitar jam 10 malam Tuan akan tiba disini. Masih ada yang beliau harus kerjakan saat ini" jawab Max

"udah kangen banget ya Jo?" tanya Melanie

Joanna hanya menyeringai menampakan gigi putihnya

"Tiap hari telponan, video call pun belum puas juga" tambah Melanie

"Kan beda Mel, gak bisa di peluk, di uwel-wel terus di cium"

"Idiiihhh... kayak ABG aja. Eh tapi beneran kamu itu dari dulu gak pernah pacaran ?"

Joanna kembali tertawa kecil, "Dulu mana sempet mikirin suka-sukaan Mel, yang aku pikirin itu kerja, uang dan panti. Kalau kamu, pacarmu ada berapa?"

"Ehmmm... gak ada yang serius sih. Palingan cuma cinta monyet aja pas sekolah menengah, banyak juga yang deketin aku pas kuliah tapi aku tau motif mereka ngedeketin aku karena apa. Makanya aku agak selektif sama orang yang mau deket sama aku, aku gak mau dimanfaatin dan karena masa lalu aku juga yang bikin aku minder sama orang"

Joanna menggenggam tangan Melanie, "gak semua orang seburuk yang kamu kira, sekarang banyak yang mau jadi temennya Joanna tulus kok"

Melanie menerima genggaman hangat Joanna, di kehidupannya yang kedua ini Melanie menerima banyak pelajaran hidup berharga untuk dirinya.

Brakkk...

Tiba-tiba bagian belakang mobil yang mereka tumpangi ditabrak kencang, belum hilang kaget tabrakan terjadi dengan mobil di depan mereka.

"Aaaarrgghhhh...."

Pekikan dan teriakan histeris tidak hanya terdengar dari mobil yang ditumpangi Joanna dan Melanie, beberapa mobil di depan dan belakang menjadi sasaran tabrak, kecelakaan beruntun yang disebabkan Truck lori yang mengalami rem blong meluncur bebas tanpa hambatan.

***

Jeffrey langsung melompat keluar dari mobil yang dikendarai Tony, sedari tadi anak buahnya itu menjadi sasaran kemarahan Jeffrey karena merasa mobil yang dikendarainya bergerak sangat lambat. Padahal Tony sudah melajukan kecepatan diatas 80km/jam dengan kondisi jalanan Jakarta yang kalian tahu seperti apa. Tapi Tony hanya bisa diam mematuhi Tuannya, karena ia mengerti kondisi yang dialami Bosnya. Calon istrinya mengalami kecelakaan tepat seminggu sebelum pernikahan mereka, hati siapa yang tidak ketar ketir pikir Tony.

Jeffrey menekan tombol lift dengan tak sabar, berulangkali jarinya bergerak diatas tombol tersebut sampai orang-orang di sekitar mereka ikut menggelengkan kepala. Saat pintu lift terbuka ia langsung masuk ke dalam dan menekan tombol close door tapi tertahan dengan tangan seseorang yang terengah-engah mencoba menahan pintu lift itutertutup.

"Tunggu aku" ucap pria itu sambil terengah-engah mencoba menstabilkan kembali deru nafasnya

"Dave..." ucap Jeffrey, seketika pria itu melirik ke arah Jeffrey lalu tersenyum singkat saat mengenali pria di hadapan nya

"Oh Hai Jeff, apa kamu juga baru sampai?" tanya Dave

"Iya, aku langsung terbang dari Thailand kemari"

"Apa kau tahu kabar terbaru mereka?"

"Tadi Jhon bilang Joanna dan Melanie sudah sadar, tapi..."

Apakah mereka telah kembali lagi?

Hatinya sangat lega saat mengetahui tidak ada luka serius yang dialami oleh keduanya, Melanie mengalami luka di kaki dan sikunya karena terjepit kursi, Joanna mengalami benturan ringan. Keduanya pingsan karena shock. Ingin rasanya tadi ia bertanya pada Jonathan, apakah ada keanehan yang terjadi pada keduanya saat sadarkan diri. Tapi ia mengurungkan niatnya bertanya, ia harus memastikan nya sendiri.

"Apakah ada sesuatu yang aneh terjadi pada mereka?" tanya Dave pelan

"Tidak, mereka tidak par__ apa maksudmu aneh? Apa kau tahu sesuatu yang rahasia mengenai mereka berdua?"

Dave pun mengangguk lalu kembali memandang ke depan.

Great, aku punya teman senasib sepenanggungan.

Jeffrey menepuk bahu Dave pelan lalu berkata, "Jangan pikiran itu, yang penting keduanya saat ini selamat dari bahaya"

Keduanya lalu terdiam menatap monitor yang memperlihatkan lantai demi lantai yang lift mereka lalui. Saat tiba di lantai tujuan mereka, keduanya langsung bergegas ke kamar rawat VVIP dimana Joanna dan Melanie saat ini berada.

Ini 7012

Jeffrey dapat mendengar suara orang berbincang dari dalam kamar itu, ia membuka pintunya pelan. Yang ia lihat sekarang adalah Melanie yang sedang duduk di kursi roda sedang mengobrol bersama Jonathan dan Mona yang duduk di sofa, sementara Joanna terbaring di ranjangnya sedang tersenyum menatap dirinya.

Apakah itu Joanna-nya? Apakah dia yang tersenyum padaku itu adalah kekasihku?

Langkah kaki Jeffrey terasa berat saat mendekati Melanie dan Joanna yang posisinya berdekatan, ia ragu akan menghampiri yang mana. Melanie dan Joanna keduanya tersenyum manis ke arah Jeffrey, tampak ingin menggoda nya. Mereka tau apa yang ada di pikiran Jeffrey saat ini, kekhawatiran mengenai siapa diri mereka sebenarnya saat ini.

Apakah mereka sudah kembali seperti semula atau...

"Lanie..." seru Dave

Melanie yang tadi tersenyum melihat Jeffrey kini mengalihkan pandangan ke arah pria yang baru masuk, senyuman nya menghilang berganti dengan tatapan tajam menusuk, raut wajahnya bercampur antara rindu, sedih, terluka dan kecewa. Dan hal itu tidak luput dari pandangan Jeffrey.

"Apa yang kau lakukan disini?" ucap Melanie ketus

Fix.. mereka tidak tertukar lagi. Pikir Jeffrey

Ia langsung melangkah ke sisi sebelah Joanna dan mengecup kening calon istrinya lama dan lembut.

"Aku sangat mengkhawatirkan mu sayang, rasanya mau mati saat mendengar kamu kembali mengalami kecelakaan. Aku takut kehilangan mu" lirih Jeffrey

"Bukan nya kamu takut aku kembali lagi pada tubuh asliku?" bisik Joanna

"Bukan itu kekhawatiran terbesarku honey, aku tidak perduli apakah kalian kembali lagi atau tidak. Aku hanya ingin pastikan tubuh kalian berdua baik-baik saja. Kemanapun jiwa mu pergi, aku akan mengikutimu sayang" ucap Jeffrey

Airmata tampak menggenang di pelupuk mata Joanna

"I Love you Je, thank you for loving me. Kamu mau menerima apa adanya diriku, dengan kondisi ku seperti ini"

Jeffrey menghapus airmata yang mengalir dari sudut mata calon istrinya.

"I love you more, sweetie." Ucap Jeffrey sambil kembali mengecup kening Joanna.

Tak lama seorang dokter dan suster masuk untuk memeriksa keduanya.

"Selamat Malam, gimana keadaan pasien-pasien cantik saya hari ini?" sapa seorang dokter tampan yang usianya sekitar pertengahan 30. Jeffrey dan Dave langsung memasang wajah galak kepada dokter itu, keduanya bergerak mendekati ranjang masing-masing wanitanya dengan mode siaga, kedua tangan bersidekap di depan dada.

Mona, Jonathan dan perawat yang berada di ruangan itu hanya tersenyum geli melihat kedua pria posesif itu. Tapi tampaknya dokter itu ingin terus menggoda mereka. Ia mendekati ranjang Joanna, mengambil senter kecil dari sakunya dan mengarahkan ke bola matanya, lalu mematikan dan memasukan kembali senternya kedalam saku.

"masih terasa sakit dahinya?" tanya dokter itu sambil menyibak rambut yang berada di kening Joanna dan mengelus sisi pelan daerah sekitar perban itu. Joanna hanya menggeleng, risih dengan perlakuan lembut dokter itu, apalagi ia melihat calon suaminya sudah siap dengan mode menyerang lawan.

"Tidak Dok" ucap Joanna

Dokter itu lalu berpaling ke arah Mona yang duduk di sofa, "Joanna harus banyak istirahat dan minum vitamin untuk tubuhnya. Mengingat kondisinya yang pernah mengalami benturan dan koma beberapa bulan lalu, sebaiknya ia istirahat total, tubuhnya masih dalam tahap recovery. Beruntung putri cantik Nyonya tidak mengalami hal serius."

"Baik Dok, seminggu lagi putri saya akan menikah. Apakah tidak apa-apa dengan kondisinya seperti ini?" tanya Mona

"Menikah? Sepertinya saya terlambat" ucap Dokter itu yang disambut deheman Jeffrey, "Istirahat total saja selama seminggu ini, jangan melakukan aktivitas berat. Saat hari H jangan terlalu banyak berdiri dan kecapekan. Apalagi malamnya" tambah Dokter itu sambil melirik ke arah Joanna dan Jeffrey.

Jeffrey kembali berdehem dan mengalihkan pandangan nya, sementara wajah Joanna memerah. Semua yang ada di ruangan itu pun tertawa, lalu Dokter itu pun melangkah mendekati ranjang Melanie,

"Apa kabar Nona? Sudah taken juga ya?" tanya dokter itu, Melanie bengong mendengar pertanyaan itu, bagaimana bisa ia menanyakan statusnya dengan kondisi seperti ini. tapi saat ia melihat ke arah Dave yang sudah memasang wajah cemburu, ia pun menjawab. "Available kok Dok"

Melanie tidak menghiraukan tatapan Dave yang kecewa mendengar jawaban Melanie, kedua tangan nya mengepal kuat di balik saku pinggangnya.

Lalu Dokter itu mengarah kan tangan nya ke kaki Melanie yang sedikit membengkak dan melihat luka-luka goresan di kaki dan sikunya.

"Pergesaran tulang sendinya tidak terlalu parah, beberapa kali fisiotheraphy kaki kamu akan kembali normal. Tapi hindari heels dulu ya. Kalau kamu mau fisiotheraphy hubungi saya, nanti saya akan buatkan janji dengan terapisnya dan menemani kamu. Saya akan resepkan salep kulit terbaik agar bekas luka nya tidak berbekas sehingga nanti kamu bisa menggunakan dress cantik saat pesta pernikahan teman mu. Oia, saya gak keberatan kok jadi partner kamu nanti" ucap dokter itu sambil tersenyum genit.

Melanie hanya bengong dan tersenyum kikuk mendengar pernyataan itu, walaupun ia ingin memanas-manasi Dave tapi ia tidak tahan dengan sikap narsis dokter itu. Setelah Dokter dan perawat keluar dari ruangan itu, Joanna terlihat berbisik di telinga Jeffrey yang di sambut anggukan olehnya.

"Dave bisakah kita keluar sebentar, kedua wanita cantik ini butuh istirahat tampaknya. Temenin aku ngopi di bawah yuk, Jhon kamu ikut?" ajak Jeffrey

"Eh iya, aku juga mau ke kantin sama Bunda. Cari makanan" ucap Jonathan

"Joanna, Melanie kalian istirahat ya. Bunda kebawah dulu sebentar ya" ucap Mona

"Baik Bunda"

Seketika ruangan itu menjadi sepi, hanya Melanie berdua dengan Joana. Mereka mengobrol sambil berbaring di ranjang mereka.

"Kamu gak mau baikan sama Dave?" tanya Joanna

"Kita gak marahan kok. Baik-baik saja, sekarang kita cuma temenan aja, gak lebih" jawab Melanie

"tapi kok kayaknya Dave sedih banget ngeliat kamu, kasian aku liatnya"

"Nanti juga dia terbiasa tanpa aku Jo, kita kan belum lama juga kenal, nanti dia pasti bisa lupain aku kok. Udah ah, aku gak mau bahas itu lagi. Ini udah keputusan aku"

Joanna mendesah pelan, tidak bisa memaksa dan bertanya lebih jauh kepada Melanie. Bener kata orang-orang, Joanna asli itu keras kepala.

"Jo..."

"Hmmm.."

"Kita kok gak ketuker lagi ya?"

"Aku juga bingung. Untung dulu kita gak nekat coba reka ulang kejadian ya, malahan nyawa taruhan nya"

"padahal kita kemaren kecelakaan di waktu dan kondisi yang sama, dan sama-sama tidak sadarkan diri. Aku kira kita akan normal lagi setelah sadar, kamu balik lagi ke tubuh kamu dan aku kembali lagi ke tubuh asli aku"

"Aku juga berpikiran gitu Mel, kalau hal ini aja gak ngerubah kondisi kita. Kemungkinan selamanya kita akan seperti ini" lirih Joanna ia terdiam begitupun Melanie.

"Maafkan aku ya Mel" ucap Joanna pelan

"Iihhh, bosen tau gak aku denger kamu minta maaf. Gak ada yang harus disalahin disini Jo. Lagian kalau balik lagi pun aku nanti disuruh nikah sama Jeff, oogahhhh. Bisa-bisa aku kabur lagi dari rumah. Aku sudah enjoy dengan kehidupan baruku sebagai Melanie, aku senang, gak ada beban di hidup aku, aku juga lebih bisa menghargai hidupku dan hidup orang lain dengan lebih baik. Aku bener-bener bahagia Jo"

"Jujur aja, kadang aku suka ngerasa gak enak karena merebut keluargamu, Bunda dan Jhonatan dari kamu belum kekayaan yang harusnya jadi milik kamu"

"Gak usah dipikirin, aku malah senang sekarang kamu jadi punya keluarga. Dari dulu kamu pengen punya orangtua dan saudara kan? Nikmati aja Jo, toh aku juga bisa sesekali berkunjung kalau lagi kangen sama Bunda"

"A-Apa yang kalian bicarakan..." tiba-tiba pintu terbuka, Mona dan Jhonatan terpaku di depan pintu dengan wajah pias dan kaget.

"Bu-Bunda..." seru Melanie dan Joanna

"Apa itu benar-benar terjadi? Apa kamu benar-benar putriku?" tanya Mona sambil bergerak kearah ranjang Melanie, sementara gadis itu tak mampu menjawab hanya uraian airmata yang keluar dari mata bulatnya

"Jawab Jo, Bunda akhir-akhir ini merasa ada yang aneh dengan kalian. Semua tingkah Melanie yang persis dengan princess-nya Bunda, tingkah laku dan kebiasaan nya, semua itu tidak ada dalam dirimu kamu yang sekarang."

"Iya Bunda, Melanie adalah Joanna yang asli" jawab Joanna pelan, Jonathan tampak kaget dengan kenyataan itu walaupun ia juga menaruh curiga tapi tak menyangka hal itu benar terjadi. Mona langsung memeluk Melanie dan dibalas pelukan erat juga oleh Melanie, keduanya menangis, Joanna pun ikut menangis haru dan lega, akhirnya semua beban nya terangkat sudah.

Mona melepaskan pelukan nya dan menatap gadis di hadapan nya, wajahnya memang sudah berbeda tapi feeling seorang ibu tidak pernah salah. Ia merasakan nya semenjak pertama kali melihat Melanie, perasaan rindu dan sayang.

"Apakah selama ini kamu baik-baik saja sayang?" tanya Mona

"Baik kok Bunda, aku cukup bahagia dengan kehidupan ku yang sekarang" jawab Melanie

"Bunda, maafin aku ya" lirih Joanna

"Loh kenapa sayang? kamu juga putri ibu nak. Kalian berdua sekarang adalah putri ku" ucap Mona sambil tersenyum manis kepada Joanna

"Jadi aku punya dua kakak ya?" tanya Jonathan

"Ya iyalah.." jawab Mona, Melane dan Joanna berbarengan yang kemudian disambut tawa mereka.

"Kok bisa kayak gini sih? Gak masuk akal" ucap Jonathan keheranan

"Emang gak masuk akal Joni, tapi kenyataan nya kayak gini mau diapain lagi. Tadinya kita ngira kecelakaan serupa bisa bikin kita normal lagi. Tapi lihat, sekarang kita masih kayak gini" jelas Melanie

"Jangan sampe kalian lakukan hal gila untuk mengembalikan kondisi kalian ya, Bunda bahagia bisa mempunyai dua orang putri yang cantik. Apapun yang terjadi yang penting kalian sekarang sehat dan bisa berkumpul sama Bunda lagi." Ucap Mona sambil kembali memeluk Melanie.

Jeffrey dan Dave yang telah kembali dari kantin hanya menatap dari luar kamar, tidak mau menggangu sebuah keluarga yang sedang berkumpul bahagia.

***

Suasana resepsi pernikahan Jeffrey-Joanna sangat megah dan indah, dilaksanakan di hotel milik keluarga Joanna. Tamu-tamu penting dari keluarga Alexandria dan keluarga Henderson memenuhi ruangan, dan beberapa teman Joanna dan Jeffrey juga turut hadir.

Tuan dan Nyonya Henderson duduk di samping bangku pelaminan pengantin, begitupun Mona yang didampingi Jonathan.

Joanna yang mengenakan gaun indah berwarna baby pink tampak berbinar bahagia di wajahnya, terutama saat Jeffrey memberikna kado terindah untuk dirinya. Semua penghuni panti di datangkan khusus oleh Jeffrey untuk menghadiri pernikahan Joanna, mereka juga menginap gratis beberapa hari di hotel ini. Tentu saja Joanna senang tak terkira, orang-orang yang berarti dalam hidupnya sejak dulukini  ikut merasakan kebahagiaanya, walaupun mereka tidak tahu siapa dirinya sebenarnya.

Melihat senyuman gembira adik-adiknya di panti adalah salah satu sumber kebahagiaan nya, mereka berkumpul di meja yang telah disediakan khusus, Melani Ibu Dwi dan Oma Nuke tampak asyik bercengkerama dengan anak-anak itu yang masih takjub dengan kemegahan dan kemewahan tempat acara ditambah makanan yang melimpah dan memanjakan mereka.

"Terimakasih ya sayang, kamu mau bawa mereka semua ke pernikahan kita"ucap Joanna sambil bersandar pada bahu pria yang kini resmi menjadi suaminya.

"Anything for you honey. Apapun yang membuatmu bahagia seperti ini, pasti akan aku lakukan" ucap Jeffrey sambil mencuri kecupan kilat dari bibir Joanna

"Eiiyyyy... ini masih di pelaminan loh Je, jangan mesum. Ntar itumah jatahnya di kamar" seru Wina Henderson yang tersenyum geli melihat tingkah anaknya.

"Mana boleh tante, kata dokter ntar malem mas bro harus puasa. Kak Jo harus banyak-banyak istirahat" ledek Jonathan yang di sambut delikan mata tajam mengarah kepada adik iparnya.

"Itu dokternya Cuma bercanda aja Jhon, dia cemburu sama mas mu yang ganteng ini" sela Jeffrey, sambil beralih ke Joanna dan berbisik di telinga istrinya. "Boleh kan yang ntar malem, One round its Ok"

Joanna menggelinjang geli mendengar suara Jeffrey yang berbisik di kupingnya di tambah tangan suaminya yang kini meraba punggung halusnya yang terbuka, buku kuduknya meremang seketika. Ia langsung mencubit perut Jeffrey gemas, "Ihhh mesum banget sih ah. Malu tau"

"ckckckck... dasar penganten baru, bikin mupeng aja nih" ucap Dave yang mendatangi Joanna-Jeffrey untuk bersalaman, dibelakangnya ada seorang gadis cantik yang mengikutinya. "Selamat ya Jo, kamu cantik sekali hari ini" tambah Dave sambil menggengam tangan pengantin wanita di hadapan nya

"Thank Dave, aku harap kamu segera menyusul kami" ucap Joanna sambil melirik wanita di sebelah Dave yang tak pernah melepaskan genggaman tangan nya dari Dave. Dave hanya tersenyum kecil, ia beralih ke Jeffrey, melepaskan genggaman tangan gadis di sebelahnya lalu memeluk Jeffrey.

"Aku harap kamu menemukan jawaban hatimu Dave, cinta akan selalu menemukan jalan nya. semoga kelak kamu akan berbahagia seperti kami" ucap Jeffrey sambil menepuk-nepuk bahu Dave. Sedangkan Dave tak mampu berkata apa-apa,ia hanya tersenyum walau dipaksakan.

"Aku pamit langsung pulang ya, gak bisa lama-lama disini" ucap Dave. Yang disambut anggukan Jeffrey-joanna,

"Hati-hati bro, thanks ya udah datang" ucap Jeffrey. Dave berjalan menuruni tangga pelaminan, sebelum keluar dari tempat acara ia sempat berhenti sejenak untuk memandangi wajah yang mungkin akan dirindukan nya dalam waktu lama. Ia memandangi Melanie tak berkedip, walaupun gadis di sampingnya sudah menarik lengan nya. ia masih berharap Melanie akan menoleh dan tersenyum ke arahnya, tapi harapan nya tidak terwujud. Dengan langkah gontai ia melangkah keluar gedung sambil menggengam tangan gadis di sebelahnya, dan Melanie melihatnya sambil tersenyum sedih.

Hal itu tidak luput dari mata Joanna-Jeffrey, Mona-Jonathan, mereka hanya bisa berdoa suatu saat kebahagiaan itu akan datang untuk Melanie, seperti apa yang sekarang dirasakan Joanna-Jeffrey.

END

Gimana endingnya? maaf kalau gak sesuai ekspektasi.

Sudah mampir ke cerita One shoot saya dan cerber yang lain?

Love and Live again statusnya fast update, segera publish part terbarunya.

Sekuel cerita ini, Melanie statusnya masih very very slow update ;)

jangan lupa semuanya dimasukin reading list kalian ya.

see u

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top