25.
Iqbal menatap Ester yang mendongak. Dia mengusap air mata Ester. Setelah Ester melepaskan pelukannya, Iqbal menarik tangan Ester untuk duduk.
Melihat Iqbal dan Ester duduk berhadapan, Harun tetap diam. Lelaki itu masih mematung kepalanya sengaja dia tundukkan.
“Kamu kenapa nangis?”
Pertanyaan Iqbal membuat Harun menoleh ke arah Ester sebentar. Kemudian Harun memilih masuk dan melewati kedua orang itu.
Ester menunduk dalam. “Aku rapuh, benar-benar rapuh,” kata Ester yang kembali menangis.
Iqbal mengusap bahu Ester pelan.
You gotta get up
You gotta get up and make a move
‘Cause the world won’t ever see you ‘til you do
Mendengar Iqbal yang bernyanyi membuat Ester mendongak. Dia baru mendengar lagu ini pertama kali, tetapi dia tahu arti dari setiap lirik yang Iqbal lontarkan.
Ester tersenyum kecil dengan air mata yang terus mengalir. Untuk sesaat Ester melupakan kejahatan yang telah Iqbal berikan padanya.
“Aku nggak tahu mau ngapain. Hidup aku seperti diombang-ambing. Aku nggak tahu, apakah bisa lewatin ini atau nggak,” tutur Ester setelah air matanya berhenti keluar.
Baby, you are strong
You are wise
You are worth beyond a thousand reasons why
And you can’t be perfect, baby
‘
Cause nobody’s perfect, darling
But no, no, no, no, there’s nobody in the world
Like you
Ester menatap Iqbal yang kembali bernyanyi. Lelaki itu tersenyum pada Ester, dan Ester membalasnya. “Tatiana Manaois, Like You,” ujar Iqbal diiringi senyumannya.
Mendengar Iqbal bernyanyi membuat hati Ester sedikit membaik. Dia menatap Iqbal yang kini menarik tangannya lalu mengusapnya dengan lembut.
“Aku tahu, kamu bisa,” ujar Iqbal yang dibalas anggukan oleh gadis berkulit putih di hadapannya.
Keduanya kembali hening. Iqbal membiarkan Ester dengan pikirannya. Otak Iqbal juga menyusun kata yang tepat untuk menjelaskan kejadian tempo hari.
“Jelasin kenapa waktu itu kamu ada di tempat Hela!” pinta Ester setelah cukup lama terdiam dengan tatapan tajam yang menatap Iqbal.
Iqbal tersenyum kecil. “Hela ngancem aku. Dia biladi mau nyakitin kamu kalo aku nggak mau bantuin dia.” Iqbal menatap Ester yang mengangkat kedua alisnya. “Aku beneran tulus sayang sama kamu, makanya aku rela lakuin apa aja buat kamu, termasuk aku harus sekongkol sama Hela buat jahatin kamu.”
Mata Ester membulat sempurna. Dia menggeleng-gelengkan kepala mendengar itu.
“Kamu inget pas kamu keserempet motor gara-gara mau nolongin aku?” tanya Iqbal yang membuat Ester mengangguk. “Waktu itu, orang yang nyerempet kamu adalah orang suruhan Hela. Aku yang jalan duluan terus motor yang melaju kencang, itu semua strategi supaya kamu bisa tolongin aku dan buat kamu celaka.”
Mata Ester langsung melotot. “Apa?” teriaknya sembari meggebrak meja.
Harun yang mendengar suara keributan menatap tajam ke arah keduanya. Bukan karena Ester menggebrak meja yang ada di kafenya, melainkan ketika mendengar perkataan yang dilontarkan Iqbal. Dia tetap pada posisinya memperhatikan Ester dan Iqbal.
“Kamu inget waktu pacar-pacar kamu yang lain fitnah kamu sama sebuah foto?” tanya Iqbal yang lagi-lagi diangguki Ester ketika dirinya teringat bahwa Hela pernah menayangkan berapa pacarnya. “Itu perbuatan Hela supaya kamu kecewa. Dan kenapa aku nggak ikutan memfitnah kamu, karena aku juga dalang daro kejadian itu.”
Ester menatap Iqbal geram. Iqbal langsung meraih kedua tangan Ester. “Denger, aku lakuin itu karena terpaksa,” kata Iqbal dengan raut penyesalan. “Kalo aku nggak lakuin itu, ketika kamu ditarik sama Hela, kamu bisa dianiaya dia. Makanya aku ada di sana itu buat liatin perbuatan Hela, kalo sampai dia aniaya kamu setelah aku jadi babunya, aku bakalan turun tangan.”
Pandangan Ester masih menatap Iqbal tajam. “Terus kalo aku mati gara-gara keserempet siapa yang mau disalahin? Kamu jahat!” teriak Ester yang membuat Iqbal menggeleng.
“Maafin aku, aku beneran terpaksa lakuin itu karena aku nggak mau kamu kenapa-kenapa,” ujarnya yang membuat Ester berpikir.
Gadis itu menatap interior di kafe yang dia duduki saat ini. Ester tak terima dengan apa yang dikatakan Iqbal, tetapi dia kembali mengingat kebaikan cowok itu. Ester tahu memaafkan adalah hal yang sulit, tetapi untuk kali ini Iqbal telah membantu banyak.
Ia menatap Iqbal. “Lain kali, jangan gitu lagi,” kata Ester yang membuat Iqbal mengangguk antusias.
Ester melambai pada sosok yang berdiri di gerbang. Dia langsung mendekat ke arah cowok itu.
“Gimana keadaan kamu? Udah nggak mabuk-mabukan lagi kan?” tanyanya yang membuat Ester menggeleng.
“Alhamdulillah aku baik. Aku juga nggak minum lagi,” ungkap Ester yang membuat Ethan tersenyum.
Setelah kejadian Ethan yang sempat menyelamatkan dirinya dari mabuk-mabukan yang merugikan, hubungan keduanya menjadi baik. Meski status keduanya tetap menjadi mantan.
Ester meminta Ethan menemuinya karena dia ingin membicarakan sesuatu. “Jalan sekarang?” Ester menjawabnya dengan anggukan. Kemudian Ethan menyodorkan helm pada Ester.
Setelah Ester memakai helm dan menaiki motor Ethan, cowok itu langsu melakukan motornya. Ponsel Ester tiba-tiba saja berdering. Dia menatap nama yang tertera di sana lalu mengangkat telepon.
“Ethan, kita ke Jalan Asia Afrika, ya,” kata Ester setelah dirinya menutup panggilan.
“Nggak jadi ke Taman Vanda?” tanya Ethan yang mengingat Ester ingin membicarakan sesuatu di Taman Vanda.
“Nggak jadi, ada yang mau ketemu sama aku di sana.” Mendengar itu Ethan mengangguk dan menuruti apa kata Ester.
Setelah beberapa menit berkendara kedua orang itu akhirnya sampai di tempat yang mereka tuju. Ester dan Ethan duduk di kursi besi berwarna hitam yang menghadap langsung ke jalan.
Mata Ester mengamati sekitar. Orang yang menyuruhnya ke sini belum datang. Ester memilih mengatakan apa yang ingin dibicarakannya pada Ethan.
“Aku minta maaf buat waktu itu,” ujar Ester yang membuat Ethan langsung menoleh padanya. “Aku udah tahu dalang dibalik semua fitnahan pacar-pacar aku.”
Ethan mengangkat sebelah alisnya. Dia menunggu Ester melanjutkan cerita, tetapi gadis itu tak kunjung bersuara. “Siapa?” Akhirnya Ethan mengalah, dia yang bertanya karena terlalu penasaran.
“Hela,” jawab Ester, “dia temen sekelas aku yang sengaja fitnah aku supaya aku kecewa sama pacar-pacar aku. Dia sengaja buat kalian nyerang.”
Ethan langsung mengelus pundal Ester. “Maafin aku. Maaf aku waktu itu nggak percaya sama kamu,” ujar Ethan yang dibalas gelengan oleh Ester.
“Nggak apa-apa,” balas Ester sembari mengamati sekelilingnya.
“Kita balikan atau mau jadi mantan?” tanya Ethan yang membuat Ester menoleh padanya.
“Jadi mantan aja, ya. Aku nggak mau punya pacar lagi. Aku udah bosen masa remaja aku dihabisin buat mikirin cowok terus. Gara-gara cowok, aku jadi lupa mikirin masa depan,” jelas Ester yang membuat Ethan mengangguk mengerti.
Suara langkah yang mendekat membuat Ester mendongak. Dia mendapati sosok berbadan tinggi dengan jilbab yang menutupi dada. Gadis itu tersenyum pada Ester yang kini bangkit dari duduknya. Kedua orang itu langsung berpelukan.
Satu part lagi cerita ini tamat, nggak nyangka. Aku jadi terhura
Jangan lupa tinggalkan vote sebagai bentuk apresiasi, Kakak hehe
Terima kasih sudah membaca ❤️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top