☪︎⋆✧ Chapter 25 : ❝Visit.❞
🍁 Chapter 25 : Visit
.
🍂Bab 25.
|| Visit ||
[ Menjenguk ]
.
🍁˚. ୭ ˚○◦ 🍁 ◦○˚ ୧ .°🍁
Gojou menggeser pintu masuk ruang inap kamar milik [Name]. Saat membuka, kedua netranya menangkap sosok [Name] yang saat ini tengah memerhatikan pemandangan luar dari atas ranjangnya.
Saat ia menutup pintu, [Name] menoleh ke arahnya, tersenyum menyambut kedatangannya.
Perban di kedua bahu wanita itu telah di lepas dua hari yang lalu. Ah, sudah sebulan lebih [Name] -nya tinggal di rumah sakit ini. Sebenarnya ia bisa saja di rawat di rumah, tapi Gojou dengan keras kepala memaksa [Name] tetap tinggal di tempat ini sementara.
[Name] sendiri sudah bosan. Ia bahkan sempat mengabaikan Gojou karena keputusan sepihaknya, tapi sayangnya tidak mempan.
Pria Surai putih itu duduk di sampingnya, tepat di atas ranjang. Kemudian bersandar pada bahu [Name].
"Satoru."
"Hm~?"
"Kapan aku pul--"
"Belum."
Helaan nafas terdengar dari [Name].
"Kenapa belum boleh?" Tanyanya sabar.
"Aku tidak akan membiarkanmu sendirian dalam masa pemulihan seperti ini. Bisa saja aku yang menemanimu, tapi aku tidak bisa selalu melakukannya."
"Mikasa bisa menemaniku. Aku sudah membicarakan itu dengannya kemarin dan dia setuju." Balas [Name].
"Tidak. Tidak mau!"
Gojou menolak. Jika ia menyetujui berarti perhatian [Name] akan sepenuhnya teralihkan pada Mikasa daripada dirinya.
"Kamu sebenci itu pada Mikasa?"
"Aku tidak membencinya. Hanya tidak menyukainya karena kau selalu mendahulukannya!"
"Tapi, itu dulu 'kan? Sekarang tidak lagi, loh."
"Ha? Tetap tidak boleh!! Cih!"
[Name] hanya memasang senyuman pasrah saat dihadapi dengan sifat Gojou yang seperti ini. Tidak mau dibantah. Baiklah, tak apa. Ia bisa menerima ini.
Ia lalu membaringkan tubuhnya, membuat Gojou yang bersandar pada bahunya menjadi menegakkan tubuhnya kembali. [Name] tidur menghadap Gojou, tangan wanita itu membungkus telapak tangannya.
"Satoru ...."
"Apa?"
"Wanita-- mm .. siapa namanya, ya ... Oh, Ayami san ... Bagaimana keadaannya?" [Name] bertanya.
Gojou diam. Lalu ikut membaringkan tubuhnya di samping [Name], posisinya menghadap wanitanya.
"Kenapa kau mengkhawatirkan -nya?" Tanya Gojou balik tanpa menjawab pertanyaan [Name].
Wanita itu mengedikkan bahu.
"Hanya penasaran. Selama sebulan aku belum mendengar kabarnya, bahkan dari Kak Suguru dan Nanami -san. Jadi? Keadaannya bagaimana?"
"Buruk. Dia sekarat. Selebihnya aku tidak peduli." Jawab Gojou.
Tangan seputih salju itu terangkat, menyentuh sebelah pipi Gojou. Dia refleks menutup mata saat merasakan kehangatan
perlahan terasa.
"Kenapa kamu melakukan itu?"
Gojou membuka matanya.
"Huh?"
"Aku baik-baik saja, loh, sekarang. Dia hanya melukai kedua bahuku dan ... yah ...."
"Membuat janin di dalam perutmu mati."
[Name] menggigit bibir bawahnya.
"Kau tahu sendiri aku ini benci jadi orang baik. Aku tidak sebaik dirimu ataupun siapapun yang baik diluar sana. Dia melukaimu, membuat anak kita mati, kau pikir aku akan diam membiarkannya jalan-jalan di luar sana, huh?" Gojou berbicara dengan suara rendah.
"Um, ... Maaf sudah bertanya ...." bahunya terlihat bergetar.
Gojou kembali mencium [Name] saat melihatnya sedikit gemetaran. Ciuman itu mungkin bisa menenangkan wanitanya yang masih sedikit sensitif.
Kini Gojou mengubah posisi, ia berada di atas [Name] sekarang tanpa melepas tautan ciuman mereka. Satu tangannya berada di belakang kepala [Name], mendorongnya untuk memperdalam ciuman. Sementara tangan satunya lagi bergerak dengan bebas menyentuh pinggang [Name].
Keduanya terbuai. Pria itu tidak akan pernah bosan merasakan bibir manis milik wanitanya.
Kemudian suara bantingan pintu membuat mereka sadar. Ciuman terlepas, [Name] membulatkan mata saat melihat Megumi--salah satu bawahan Gojou juga berstatus anak didiknya-- berdiri di bingkai pintu dengan wajah datar yang perlahan memerah.
Megumi segera membanting pintu kembali untuk menutupnya.
"TUNGGUUU!!! MEGUMI -CHAN!! JANGAN SALAH PAHAM PADAKUUU!!!" Ini suara teriakan Gojou.
"APAAN, SIH, SENSEI?! HENTIKAN ITU?!" Balas Megumi juga berteriak. Membuat kedua temannya yang baru saja menyusul menjadi kebingungan.
Gojou tertawa.
"Dia jadi malu-malu, ya?" Ucapnya.
[Name] tertawa canggung.
"Dia jadi melihat sesuatu yang belum seharusnya."
"Ha? Gak papa, kok. Aku aja dulu pasang walpaper gadis tubuh seksi pas sekolah. Tanya aja Suguru."
"... Jangan menyamakan dirimu dengan Megumi, Satoru."
"Hehe."
Suara dari arah luar mengalihkan perhatian keduanya. [Name] dan Gojou saling bertatapan sebentar saat mengenali suara milik Yuuji dan Nobara yang sepertinya datang bersama Megumi.
"Untung bukan mereka berdua yang melihatnya ...."
"GOJOU -SENSEI!!!
Pintu terbuka. Menampilkan Yuuji beserta Nobara dan Megumi yang masih memerah di belakang mereka berdua.
"Yo! Yuuji -kuunn!!"
Mereka bertiga masuk. Megumi masih menjaga jarak, ia merinding dan juga malu. Berusaha menghilangkan gambaran tidak senonoh tadi dari dalam pikirannya. Kini ia bertanya-tanya, kenapa harus dirinya yang membuka pintu kamar ini tadi?
Yuuji, dengan sifat ceria milik anak itu semakin menghangatkan suasana dengan ceritanya. Ditambah perdebatannya dengan Nobara. Megumi sendiri masih diam.
Setelah menghabiskan waktu selama tiga puluh menit di dalam sini. Ketiga remaja itu memutuskan untuk pulang. Meninggalkan [Name] dan Gojou dalam satu ruangan.
"Oh iya!"
"Huh? Apaan?"
Yuuji berhenti melangkah. Melihat Megumi dan Nobara di belakangnya.
"Gojou -sensei dekat banget, ya, dengan [Name] -chan-sensei? Maksudku, lebih dekat gitu."
Nobara menganggukkan kepalanya setuju setelah diam berpikir.
Megumi menghela nafas.
"Tentu saja, bodoh! Mereka 'kan--?!" Dia tiba-tiba menahan perkataannya setelah mengingat jika hubungan [Name] dan Gojou itu masih dirahasiakan.
"Ada apa, Fushiguro?" Tanya Yuuji.
"... Tidak ada. Bukan apa-apa. Lupakan saja."
🍁˚. ୭ ˚○◦ 🍁 ◦○˚ ୧ .°🍁
Heheww
BESOK LIBUR YEYYYYYY!!!😭❤️
┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top