Part : 17
Amanda pov
Pagi ini aku dikejutkan oleh reminder yang ada di ponselku. Ternyata hari ini suamiku berulang tahun yang ke tiga puluh tiga. Aku sama sekali tidak ingat. Segera aku menghubungi kevin karena tidak ingin ia menunggu.
"Pagi mas, selamat ulang tahun" ucapku memberi selamat
"Terima kasih sayang, udah ingat ulang tahun mas" suaranya terdengar senang
"Ya wajarlah, tar kalau gak ingat aku dipecat lagi jadi istri. Mas lagi dimana?"
Kudengar suara tawa suamiku beberapa saat sampai kemudian terdengar kembali suaranya.
"Mau ke kantor, oh ya malam ini kamu ada acara gak?"
"Hmmm enggak sih. Kenapa?" Tanyaku penasaran
"Dinner yuk nanti malam" ajak kevin
"Bareng keluarga?" Tanyaku lagi
"Enggak, kita berdua aja. Kamu yang tentukan tempatnya deh"
Setelah sedikit berpikir akhirnya aku menjawab
"Di apartemen aja gimana, aku males diluar tar ketahuan mami kan repot. Aku aja yang masak mau?"
"Tar malah kamu yang repot dan kecapekan nda"
"Enggak kok mas, lagian aku udah sehat sekarang. Nanti aku ajak ati buat bantu kalau mas takut"
"Terserah kamu kalau gitu. Tapi mas gak mau denger kamu sakit lagi ya, jam berapa jadinya?"
"Jam tujuh aku pastikan udah siap mas. Jangan telat ya biar aku pulangnya gak kemalaman. Gak enak sama mami nanti"
"Ok deh. Mas usahain on time"
"Oh iya, password apartemen masih yang lama kan?"
"Masih, tapi kayaknya kalau kamu mau masak harus beli semuanya deh. Mas udah lama gak tinggal disana. Terakhir dengar dari mommy kulkasnya sudah dikosongkan"
"Ok gak apa apa. Nanti aku bisa minta bantuan ati sama pak amir. Ya udah bye mas. Selamat bekerja"
"Bye sayang. Hati hati ya" jawab kevin menutup pembicaraan.
Aku segera memutar otak untuk mencari alasan ke mami. Supaya mami tidak curiga kenapa aku akan pulang malam.
Sesuai rencana semula, aku ditemani ati dan pak amir sopirku. Kepada mami aku beralasan ingin jalan jalan sambil mencari perlengkapan bayi. Ati dan pak amir sudah kusogok dengan beberapa lembar uang ratusan ribu. Aku percaya mereka setia padaku dan tidak akan mengatakan apapun kepada orang tuaku.
Malam ini aku berencana memasak yang sedikit special. Aku akan membuat Zuppa soup, salad, dan hidangan pasta. Aku tahu suamiku adalah penggemar hidangan italia. Sebagai penutup aku akan membuat panacotta.
Setelah keluar dari rumah kami langsung belanja bahan makanan ke sebuah supermarket. Untuk hadiah aku membeli selembar dasi di toko langgananku. Kuharap kevin suka dengan warnanya. Selama perjalanan juga aku membeli beberapa perlengkapan bayi melalui online shop. Aku minta semua pesananku diantar ke apartemen kevin hari ini. Agar ketika pulang nanti mami percaya kalau aku benar benar habis belanja.
Begitu tiba di apartemen aku dan ati langsung menuju pantry. Mempersiapkan semuanya. Aku lebih banyak memerintah dan ati yang memasak. Sesekali aku berdiri untuk melihat tingkat kematangan masakanku. Beruntung jam lima sore kegiatan di dapur selesai. Aku masih sempat mandi dan sedikit berdandan. Entah kenapa selama hamil aku sangat malas bersentuhan dengan make up. Tapi untuk hari ini aku membuat pengecualian.
Begitu keluar dari kamar aku kembali ke meja makan. Menata meja dan memilih peralatan makan yang akan kami gunakan. Memasang lilin serta beberapa ornamen tambahan. Untuk salad aku tinggal menyiram sausnya nanti. Untuk pasta tinggal dimasukkan ke microwave. Dan hidangan penutup sudah ada di kulkas. Artinya pekerjaanku hanya sisa sedikit dan itu bisa diselesaikan oleh ati.
Aku kembali ke kamar dan memilih tiduran di ranjang. Kamar ini sudah lama kutinggal, namun tetap bersih. Aku yakin ini berkat campur tangan ibu mertuaku. Tadi sesampai disini aku sudah meminta ati juga untuk memasang sprei dan bed cover. Lega rasanya bisa beristirahat di kamar kami kembali. Ati dan pak amir juga sedang beristirahat di kamar mereka masing masing. Namun aku sudah mewanti wanti keduanya untuk membantuku nanti ketika makan malam.
***
Kevin pov
Entah apa yang sedang kupikirkan tadi, sehingga aku mengiyakan saja ketika amanda bilang ingin memasak. Seharusnya kan aku menolak. Aku khawatir dengan kesehatannya. Namun mendengar suaranya yang begitu bersemangat akhirnya aku mengiyakan keinginan amanda. Walau dengan setengah hati karena sebenarnya aku merindukan masakan istriku.
Jam enam kurang aku sudah sampai di pintu apartemen. Aku memasuki apartemen yang sudah lama aku tinggalkan. Suasananya masih seperti dulu. Segera aku menuju kamar menemui istriku. Aku yakin ia berada disana karena pantry dalam keadaan kosong. Benar saja ia sedang tertidur di kamar.
Aku menghampirinya dan mengecup keningnya. Ia tampak cantik dengan gaun hamil yang berwarna merah. Ingin rasanya aku ikut berbaring disampingnya. Tapi kalau itu kulakukan maka bisa dipastikan amanda akan terlambat pulang. Akhirnya aku memilih membersihkan tubuhku terlebih dahulu. Ketika sedang mandi tiba tiba pintu kamar mandi terbuka. Dan muncul kepala istriku disana. Aku segera menghampirinya dan memberikan kecupan dibibir merahnya
"Mas mandi dulu ya, sebentar lagi selesai kok" kataku
"Kok gak ngebangunin?" Protes amanda
"Kamu nyenyak banget tidurnya yang. Aku gak tega ngebangunin"
"Ya udah aku siapin ya mas makan malamnya?"
Aku hanya mengangguk dan membiarkan amanda menutup kembali pintu kamar mandi.
***
Kevin pov
Setelah lama tidak pernah lagi makan malam berdua akhirnya malam ini aku bisa merasakannya kembali. Amanda duduk di depanku dengan perutnya yang membuncit. Aku bahagia walau tidak ada pesta besar tapi bisa merayakan bertambahnya usiaku dengan ibu dari anakku adalah sesuatu yang berbeda. Amanda sengaja membeli sebuah kue ulang tahun tadi. Sebelum meniup lilin ia memintaku untuk make a wish. Aku hanya berdoa dalam hati agar ia dan bayiku selamat ketika saat melahirkan tiba.
Tidak ada wine atau minuman beralkohol malam ini. Aku tidak ingin amanda mencicipinya. Walau tadi ia menawarkan dan mengijinkan aku untuk minum. Tapi aku dengan tegas menolak. Aku menghormati istriku yang tidak boleh minum alkohol.
Seperti biasa amanda yang melayaniku. Dibantu oleh ati malam ini. Ia menghias meja makan dengan lilin panjang sehingga ada kesan romantis. Menyediakan semua makanan dalam keadaan hangat. Dan yang paling aku sukai ia memasak pasta makanan favoritku. Kami tidak banyak mengobrol setelah selesai makan ia langsung pulang. Karena sudah dari tadi siang keluar. Aku mengantar sampai pintu.
"Makasih ya sayang untuk malam ini. Makasih juga buat waktu dan hadiahnya. Mas suka" ucapku tulus pada amanda
"Sama sama mas. Aku yang terima kasih karena mas udah banyak mengalah dan mengerti sama aku selama ini" jawabnya sambil tersenyum manis
Aku memandangnya, seakan tidak rela kalau malam ini kami akan berpisah kembali. Ku peluk ia dan ku kecup keningnya. Kemudian aku menunduk dan berbisik ke perutnya
"Anak ayah tenang ya di dalam. Jangan buat ibu capek dan sakit. Gak lama lagi kok kita bisa ketemu. Jaga ibu ya sayang. Ayah sayang anak ayah" lalu aku mencium perut amanda.
Sekali lagi ku kecup kening amanda sebelum ia benar benar pulang bersama ati dan pak amir.
***
Amanda tiba di rumah sekitar pukul sepuluh malam. Rumah sudah sepi dan tampaknya kedua orang tuanya sudah tidur. Amanda segera menuju kamarnya dan berusaha agar tidak menimbulkan suara apapun. Sesampai di kamar ia segera menghubungi kevin
"Mas, aku udah nyampe"
"Syukur deh gimana si kecil?"
"Anteng dia diperut. Kan abis ketemu ayahnya"
"Kamu sehat kan sayang?" Terdengar nada khawatir pada suara kevin
"Sehat kok mas, tenang aja kalau ada apa apa pasti nanti aku hubungi"
"Mami kamu masih bangun tadi?"
"Enggak mas, udah tidur kayaknya. Mas nginep dimana?"
"Di apartemen, males pulang"
"Oh iya, tadi aku ada beli roti. Kayaknya aku taruh di kulkas. Besok angetin di microwave aja ya mas"
"Ok deh. Ya udah kamu tidur dulu. Udah malem kasihan si kecil dia juga butuh istirahat"
"Ok deh mas, mas juga ya. Bye"
"Bye"
Amanda menutup telepon dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan menggosok gigi. Setelah itu ia langsung tidur.
Sementara di apartemen kevin masih belum bisa tidur. Ia sedang merenungkan status pernikahan mereka sekarang. Sama sama merasa nyaman, sama sama ingin membentuk keluarga, sudah mau jadi orang tua tapi tinggal di tempat berbeda. Untuk bertemu pun mereka harus kucing kucingan agar keluarga amanda tidak tahu.
Aneh kan, pernikahan mereka seperti abu abu. Kadang dalam pikiran kevin timbul ide untuk tidak memperdulikan mertuanya. Kalau ia meminta amanda untuk tinggal bersamanya ia yakin istrinya mau. Tapi kalau akhirnya mertuanya harus stroke atau malah meninggal karena keputusannya itu jelas ia tidak mau. Ia akan merasa bersalah seumur hidup.
Namun kevin juga sadar bahwa ia tidak bisa lama lama seperti ini. Sebagai lelaki normal ia punya kebutuhan biologis yang harus dipenuhi. Ia juga menginginkan rumah tangga normal seperti orang lain. Ia tidak ingin anaknya mengalami hal seperti yang pernah ia rasakan. Jauh dari orang tua, ketika sedang ada masalah tidak tahu harus kemana. Ketika sedang bahagia pun ia tidak tahu harus berbagi kepada siapa. Kedua orang tuanya yang sempat bercerai itu sama sama sibuk.
Ia ingat, dulu ia tumbuh menjadi anak yang pendiam. Sulit untuk bergaul. Karena itu ketika remaja ia lebih suka menghabiskan waktunya untuk naik gunung. Bukan ke club seperti teman seusianya. Karena ia malas berinteraksi dengan orang lain. Apalagi bila melihat ada orang tua yang berjalan jalan dengan anaknya. Kevin akan langsung merasa cemburu. Dan kalau ia memilih berkumpul di cafe bersama temannya maka pemandangan itulah yang tersedia.
Kevin tidak ingin anaknya merasakan sakit hati ketika harus menahan rindu untuk dipeluk ibu atau ayahnya. Mereka juga tidak pernah liburan bersama. Pasti hanya dengan salah satu orang tuanya. Bahkan ia dan edwardpun tinggal terpisah. Mereka memang selalu berkomunikasi. Tapi hampir tidak pernah melakukan kontak fisik. Walau kakek dan nenek dari pihak ibunya selalu ada tapi jelas itu berbeda.
Kevin juga sadar bahwa hubungannya dengan amanda belum berada pada batas aman. Dia belum mampu mencintai amanda. Entah kalau istrinya tersebut. Ia takut dengan perasaannya sendiri. Ia takut jatuh cinta pada wanita lain ketika amanda tidak ada disampingnya. Dan itu sangat berbahaya.
Kevin memang menyayangi amanda. Apalagi amanda termasuk perempuan yang manis. Seandainya sedang bersama teman temannya amanda tidak pernah pulang dalam keadaan mabuk. Ia juga termasuk perempuan yang selalu menjaga sikap dan sopan santun di depan umum. Urusan dapur juga bisa diatasinya. Bahkan amanda tidak segan ikut kelas memasak hanya agar mampu membuat variasi menu yang lain di meja makan. Untuk urusan ranjang memang selama ini ia yang mendominasi. Amanda tampaknya sangat pemalu untuk urusan yang satu itu. Kadang ia berharap amanda sedikit liar namun hal itu tidak pernah terjadi.
Dengan segala kebaikan dan kelebihan istrinya entah kenapa sampai saat ini ia belum merasakan getaran cinta. Atau rasa rindu yang berlebihan ketika mereka berjauhan. Menurut kevin mereka seperti sepasang teman baik yang kebetulan berbagi ruang apartemen.
Memikirkan semua itu kevin menjadi tambah pusing. Akhirnya ia memutuskan keluar kamar dan mengambil wine dari lemari.
24/08/17
Jangan lupa vomentnya yaaaa....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top