Part 4:Tawuran

"Apapun masalahnya harus kita hadapi jangan sampai engkau menyusahkan orang lain hanya karena masalah sepele yang bisa diselesaikan oleh anak kecil, Lebih baik di selesaikan secara sendiri daripada harus terlibat dengan orang lain."

~Qoutes Leo Crishtian~

Markas the dark

"Hmpphhh!"

"Wah-wah akhirnya aku mendapatkanmu gadis iblis" Ucap ketua gangster itu yang bernama Daniel Verdenesus.

"Bos apakah dia ini mantan anggota kita?" Tanya salah satu anak buahnya.

"Ya dia mantan anggota kita dulu yang paling dingin dan tersadis tetapi hanya karena suatu alasan yang membuatnya tidak ingin membunuh keluarganya akhirnya aku memutuskan untuk mengeluarkannya sebab ia tidak mau melaksanakan tugasku kemudian dia pun menghancurkan markas ini lantaran kecewa denganku" Ujar Daniel dengan menyeringai.

Kemudian ia melepaskan isolasi hitam yang melekat di mulut Winda, "Itulah akibatnya jika kau melawan kami" Bisik Daniel di telinga gadis itu.

"Hah...hah...kenapa kau membawaku kesini brengsek!" Seru Winda marah lalu pemuda itu memegang dagunya dengan kasar.

"Aku ingin menyiksamu karena sudah melakukan kesalahan terbesar terhadapku" Ucap Daniel santai sembari memegang pisau tajamnya.

"Mau membunuhku?" Tanya Winda lalu diangguk oleh Daniel.

"Iya biar kamu tenang di alam sana daripada tersiksa terus olehku" Ujar Daniel dengan menyeringai.

"Gezz...itu sama saja menyiksa nyawa dan tubuh seseorang" Batin Winda kesal.

"Bruumm!!"

"Suara motor siapa itu?" Tanya Daniel sedangkan anak buahnya hanya menggeleng kepalanya tidak tahu.

"Ckiiitt!"

"Braakk!"

"Woi ketua gangster mana Winda!" Teriak seorang pemuda yang tak lain adalah Ricky bersama teman-temannya sambil mendobrak pintu markas dengan menggunakan motornya.
"Hoi kalau mau masuk ketuk dulu jangan main nabrak pintu orang dasar bocah sialan!" Seru Daniel kesal.

"Suka-suka akulah yang terpenting dimana Winda?!" Tanya Ricky dengan memegang tongkat bisbolnya.

"Ricky aku disini dan juga cepetan lepaskan aku dari si brengsek ini!" Seru Winda kemudian Daniel langsung membekap mulutnya.

"Diam kau cerewet!" Bentak Daniel sambil membekap mulut Winda dengan kasar.

"Kalau kau mau gadis ini selamat, Kamu harus melawan kami terlebih dahulu" Ujar Daniel dengan membawa tongkat besinya.

"Oke aku terima tantanganmu" Ucap Ricky santai.

"Semuanya serang mereka!" Seru Daniel lalu mereka berkelahi dengan senjata yang mereka bawa.

"Bhuak-dhuak-bruk!"

"Psstt...Leo lepaskan aku dari tali sialan ini" Ucap Winda sementara Leo yang sedang berkelahi langsung melepaskan Winda dari tali itu tanpa sepengtahuan Daniel dan anak buahnya.

"Ayo kita mulai pestanya Win!" Ajak Leo lalu diangguk oleh gadis itu dengan semangat.

"Tentu saja aku jadi tidak sabar menghajar mereka dengan tangan kosongku dan cambukku" Ujar Winda dengan menyeringai iblis sembari memegang cambuknya.

"Seram" Batin Leo ketakutan.

"Ctas!"

"Hahaha...rasakanlah cambukan dari amarahku!" Seru Winda sambil mencambuk sebagian anak buah Daniel sehingga mereka babak belur.

"Aahhkkk!" Teriak para anak buah Daniel kesakitan.

"Siapa yang menyelamatkanmu?" Tanya Kelvin bingung.

"Hehehe tadi Leo yang menyelamatkanku" Jawab Winda sambil menghajar anak buah Daniel.

"Ooo kalau begitu makin seru dan menarik nih" Ujar Kelvin dengan tersenyum iblis.

"Bhuak!"

"Dhuak!"

Sementara Ricky dan Daniel sedang bertarung dengan sengit.

"Bugh!"

"Hahaha...apakah itu sakit?" Tanya Daniel dengan menyeringai.

"Uhuk-uhuk, Cuih...pukulanmu itu tidak akan berpengaruh denganku" Ucap Ricky datar kemudian ia menyerang pemuda itu dengan menggunakan tongkat bisbolnya.

"Tap-tap!"

"Hyyyaatt!"

"Trang!"

"Masih belum menyerah?" Tanya Daniel lalu Ricky hanya menggeleng kepalanya pelan.

"Aku tidak akan menyerah selama teman-temanku masih mendukungku" Ujar Ricky dengan keyakinannya yang kuat.

"Bhuak!"

"Uhoookkk!"

"Kalau tinju ini mempan terhadapmu berarti akulah pemenangnya" Ucap Ricky dingin sehingga Daniel tersungkur di tanah dengan keadaannya yang mengenaskan.

"O-oke aku kalah" Ujar Daniel seketika ia pingsan tak sadarkan diri.

"Gezz...dasar pria pengecut" Ucap Ricky dingin.

"Ricky!" Panggil Winda sambil berlari ke arah pemuda tersebut.

"Winda akhirnya kau selamat" Ujar Ricky senang sambil memeluk gadis itu dengan erat.

"Maaf ya membuatmu khawatir" Ucap Winda lembut sambil membalas pelukan Ricky.

"Cup!"

"Iya tidak apa-apa kok yang terpenting kamu selamat" Ujar Ricky sambil mengecup jidat Winda dengan lembut sehingga wajah gadis itu memerah.

"Ekhm, kalau mau mesraan jangan disini dong" Sahut Leo santai dan diangguk oleh Kelvin.

"Iya betul tuh lebih baik kita telpon polisi untuk menangkap gangster ini" Usul Kelvin.

"Iya, Ayo Winda kita pulang!" Ajak Ricky girang lalu diangguk oleh gadis itu.

"Hm oke" Ucap Winda dengan tersenyum lembut sambil merangkul lengan Ricky kemudian mereka pergi meninggalkan kedua pemuda itu berserta polisi yang sedari sudah datang menangkap para gangster itu.

"Woi jangan tinggalin kami dong!" Seru serentak Leo dan Kelvin.

💐To be contined💓

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top